Kebutuhan Hewan Kurban di Tangerang Tahun Ini Diproyeksikan Naik
Kenaikan diperkirakan mencapai 10 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Banten, memperkirakan kebutuhan hewan kurban pada Idul Adha 1445 Hijriah/2024 di wilayahnya itu naik sebesar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kalau proyeksi kebutuhan hewan kurban kemungkinan bisa naik 5 sampai 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya," kata Kepala DPKP Kabupaten Tangerang Asep Jatnika di Tangerang, Selasa (14/5/2024).
Perkiraan terjadinya kenaikan untuk kebutuhan hewan kurban di Kabupaten Tangerang tersebut lantaran kondisi perekonomian dan kasus kesehatan yang menyerang hewan sudah membaik.
Selain itu, katanya, tahun ini tak ada lagi pembatasan sehingga diperkirakan bakal ada peningkatan kebutuhan hewan kurban tersebut.
"Jadi tidak menutup kemungkinan di tahun ini bisa naik untuk kebutuhan hewan. Kalau lihat data tahun 2023 ada 31.828 ekor hewan kurban," ujarnya.
Berdasarkan data tahun 2023, populasi sapi siap potong di Kabupaten Tangerang mencapai 9.151 ekor, populasi kambing 4.176 ekor, domba 18.442 ekor, dan kerbau 59 ekor.
Melihat dari persediaan tersebut, kata dia, jauh lebih banyak dibandingkan rata-rata kebutuhan hewan kurban setiap tahun.
Untuk memastikan hewan kurban layak, pihaknya bakal melakukan pengawasan terhadap 664 titik lokasi penjualan hewan dari 29 kecamatan yang ada di wilayahnya tersebut.
Selain itu kegiatan pemeriksaan kesehatan hewan juga akan dilakukan berupa pemeriksaan administrasi dan fisik. Petugas, kata dia, nanti mendatangi hewan kurban tersebut.
"Kami akan menerjunkan 100 petugas untuk melakukan pengawasan terhadap 664 titik lokasi penjualan hewan kurban. Jadi mulai 11 hingga 21 Juni itu akan dilakukan pemeriksaan kesehatan hewan yang akan dijadikan kurban," ungkapnya.
Berdasarkan laporan dari petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang, saat ini sudah tidak ada kasus ternak yang mengalami Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) maupun terjangkit antraks di wilayahnya tersebut, setelah terakhir muncul pada tahun 2022.
"Demikian pula dengan penyakit PMK serta LSD sudah tidak ada laporan lonjakan kasus," katanya.