Penembakan Perdana Menteri Slovakia Picu Kecaman
Perdana Menteri Fico dikritik karena sikap condongnya ke Rusia dalam perang Ukraina.
REPUBLIKA.CO.ID, HANDLOVA -- Perdana Menteri Slovakia Robert Fico dalam kondisi kritis usai ditembak lima kali saat keluar dari gedung tempat rapat pemerintah di Kota Handlova. Ia kembali menjadi perdana menteri pada bulan Oktober lalu untuk keempat kalinya.
Pada Rabu (15/5/2024) dalam pesan yang dikirim lewat aplikasi Telegram Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan penembakan itu sebagai kejahatan "luar biasa." Sekutu dekat Fico, deputi ketua parlemen dan deputi ketua Partai SMER-SSD, Lubos Blaha menyalahkan apa yang ia sebut "media liberal" dan oposisi yang menciptakan atmosfir yang mengarah pada penembakan tersebut.
“Untuk SMER-SSD, saya ingin mengutuk keras apa yang terjadi hari ini di Handlova dan pada saat yang sama mengungkapkan rasa jijik yang mendalam atas apa yang Anda lakukan di sini dalam beberapa tahun terakhir,” kata Blaha.
“Anda, media liberal dan oposisi politik. Kebencian yang Anda sebarkan terhadap Robert Fico,” tambahnya.
Partai oposisi terbesar di Slovakia, Progresif Slovakia, membatalkan protes yang direncanakan untuk menentang reformasi lembaga penyiaran publik yang ditetapkan pada Rabu malam.
“Kami menyerukan kepada semua politisi untuk menahan diri dari segala ekspresi dan langkah yang dapat berkontribusi pada eskalasi ketegangan,” kata pemimpin partai liberal pro-Barat Progresif Slovakia, Michal Simecka dilansir laman Reuters.
Selama tiga dekade kariernya, Fico berpindah-pindah dari posisi pro-arus utama Eropa dan posisi nasionalis yang menentang kebijakan Uni Eropa dan Amerika Serikat. Ia juga menunjukkan kesediaan untuk mengubah arah tergantung pada opini publik atau realitas politik yang berubah.
Sebagai pengagum Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, Fico semakin kritis terhadap dukungan Barat terhadap Ukraina dalam perangnya melawan pasukan Rusia. Ia juga menolak untuk mengizinkan Kiev bergabung dengan NATO di masa depan.
Fico terpaksa mengundurkan diri sebagai perdana menteri setelah unjuk rasa tahun 2018 yang dipicu pembunuhan terhadap Jan Kuciak, seorang jurnalis yang telah menyelidiki korupsi pejabat tinggi.
Protes tersebut memperparah perpecahan dalam masyarakat Slovakia yang masih berlangsung hingga saat ini.
Juru bicara partai HLAS mengatakan presiden terpilih Slovakia Peter Pellegrini mempersingkat perjalanan ke luar negeri dan kembali ke negaranya.