Untuk Biaya Pendidikan, Imam Malik Rela Jual Atap Rumahnya

Imam Malik menjual atap rumahnya untuk biaya pendidikan.

Blogspot.com
Imam Malik (ilustrasi).
Rep: Fuji E Permana Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nama lengkap Imam Malik adalah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amru bin al-Harits bin Ghaiman bin Khutsail bin Amru bin al- Harits (Dzu Asbah) bin Auf bin Malik bin Zaid bin Syadad bin Zur’ah. Keluarga Imam Malik berasal dari kampung Dzu Asbah, sebuah suku di sekitar kota Himyar, di negeri Yaman.

Baca Juga


Dalam riwayatnya disebutkan bahwa Imam Malik lahir di Madinah, Arab Saudi. Hal ini karena kakek Imam Malik bernama Abu Amir pindah ke kota Madinah di masa Nabi Muhammad SAW dengan maksud berhijrah dari tempat lamanya dan menyambut seruan dakwah Islam.

Ada sebuah riwayat yang cukup terkenal yang menyebutkan bahwa dalam mencari ilmu, Imam Maliki rela mengorbankan apa saja. Meskipun Imam Malik berasal dari keluarga dengan status sosial tinggi.

Menurut satu riwayat, Imam Malik sampai harus menjual atap rumahnya hanya untuk biaya menuntut ilmu atau bekal untuk belajar. Menurut Imam Maliki, tidak layak seorang yang mencapai derajat intelektual tertinggi sebelum berhasil mengatasi kemiskinan. Kemiskinan adalah ujian hakiki seorang manusia.

Imam Abu al-Qasim Abdu al-Malik bin Zaid bin Yasin ad-Daulaqi berkata dalam kitabnya ar-Risalah al-Mushannafah fi Bayani Subulis Sunnah al-Musyarrafah, "Imam Malik mengambil ilmu dari 900 orang guru, 300 diantaranya dari generasi tabi’in, dan 600 dari generasi tabiut tabi’in."

"Guru yang dipilihnya adalah yang dia ridhai agamanya, ilmu fiqihnya, konsistensinya terhadap syarat-syarat dalam meriwayatkan hadits, mereka bisa dipercaya dalam meriwayatkannya, dan Malik tidak berguru kepada orang yang tidak mengerti ilmu riwayat meskipun ia termasuk ahli agama dan kebaikan.” (Tahdzibul Asma wal Lughat)

Khusus kepada gurunya Abdurrahman bin Hurmuz, Imam Malik berguru selama tujuh tahun. Dalam riwayat yang lain disebut bahwa waktu yang dihabiskan Imam Malik untuk mulazamah dengan Syaikhnya tersebut ialah selama delapan tahun, tiga belas tahun, dan ada bahkan ada yang menyebut selama enam belas tahun.

Tak hanya memiliki kecakapan dalam ilmu, Imam Malik juga seorang pembelajar yang berbudi luhur. Sang Ibu menasihatinya bahwa sebelum menimba ilmu dari para guru yang mulia, hendaklah dahulu menimba akhlak daripadanya. Dikutip dari berbagai sumber dan buku Biografi Imam Malik yang ditulis Ustaz Wildan Jauhari Lc terbitan Rumah Fiqih Publishing.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler