Napak Tilas ke Provinsi Tempat Xi Jinping Meniti Karier

Kuliang jadi saksi bagaimana masyarakat Cina dan Barat dapat menjalin relasi baik.

AP Photo/Andy Wong
Orang-orang menikmati matahari terbenam di pegunungan Xiamen hingga jalur kesehatan laut di Xiamen di provinsi Fujian, Cina tenggara, Jumat, 29 Desember 2023.
Rep: Kamran Dikarma Red: Setyanavidita livicansera

REPUBLIKA.CO.ID, FUJIAN -- Perjalanan politik Presiden Cina Xi Jinping sangat lekat dengan Provinsi Fujian. Selama 17 tahun, yakni sejak 1985 hingga 2002, ia menetap dan memegang beberapa jabatan penting di provinsi tersebut. Tangga menuju panggung elite politik Cina diraih Xi setelah menjabat sebagai gubernur Fujian pada 2000-2002.

Baca Juga


Lewat program China International Press Center (CIPC), saya dan para jurnalis lain dari Asia-Pasifik, berkesempatan mengunjungi Fujian. Kami menempuh perjalanan udara selama dua jam dari Beijing menuju ibu kota Fujian, Fuzhou, pada Ahad (19/5/2024).

Kami akan berkeliling ke beberapa kota di Fujian selama sepekan hingga 25 Mei 2024. Tulisan ini saya buat setelah menyelesaikan agenda kegiatan hari pertama pada Senin (20/5/2024).

Fujian terletak di sepanjang pantai tenggara Cina dan menghadap langsung ke Selat Taiwan. Provinsi ini memiliki posisi maritim strategis karena terletak di antara dua bagian Laut Cina: Laut Cina Timur di timur laut dan Laut Cina Selatan di tenggara. Armada angkatan laut Cina pertama dilaporkan dibuat di Fujian, tepatnya di Fuzhou.

Dalam agenda kegiatan hari pertama, saya bersama 20 jurnalis dari kawasan Asia-Pasifik diajak berkunjung ke Kuliang, sebuah daerah pegunungan di Fuzhou. Kami mengunjungi beberapa tempat di Kuliang, salah satunya adalah Kuliang Old Street.

Terdapat banyak vila bergaya Barat di jalanan tua tersebut. Tentu ada kisah tentang mengapa terdapat vila-vila semacam itu di sana.

Pada pertengahan abad ke-19, sejumlah besar warga asing datang ke Fuzhou untuk bekerja dan menetap. Banyak di antaranya adalah pengusaha, misionaris, dan pejabat konsulat. Saat musim panas, mereka memilih berpindah ke Kuliang guna menyejukkan diri. Sejak saat itu, banyak dari mereka memutuskan membangun vila di sana.

Kuliang menjadi saksi bagaimana masyarakat Cina dan Barat dapat menjalin relasi sangat baik. Cukup banyak warga Amerika yang kakek-nenek atau buyutnya tinggal di Kuliang pada masa silam. Para keturunan tersebut bahkan membentuk sebuah kelompok bernama “Kuliang Friends”.

Kelompok tersebut mengunjungi Kuliang tahun lalu untuk berpartisipasi dalam "Bond with Kuliang: 2023 China-US People-to-People Friendship Forum”.  Menengok hubungan Cina-AS yang saat ini masih serba tegang, kegiatan semacam itu tentu dapat mencairkan tensi.

Setelah dari Kuliang, saya bersama jurnalis lain peserta program CIPC sempat melakukan pertemuan dengan pejabat dari Departemen Publisitas Partai Komunis Cina Komite Provinsi Fujian dan Kantor Urusan Luar Negeri Pemerintah Provinsi Fujian. Dalam pertemuan itu, mereka menerangkan secara singkat tentang sejarah Fujian, termasuk perkembangan ekonominya saat ini.

Setelah pertemuan itu, tim panitia CIPC mengajak para jurnalis peserta ke Ningde. Perjalanan dari Fuzhou ke Ningde dengan menggunakan bus memakan waktu dua jam. Setibanya di Ningde, kami mengunjungi Aula Pameran Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).

Perusahaan yang terbentuk pada 2011 itu berfokus pada pengembangan dan produksi baterai lithium-ion untuk kendaraan listrik serta sistem penyimpanan energi. Saat ini CATL merupakan pemasok baterai kendaraan listrik terbesar di dunia.

Salah satu yang menarik saat mengunjungi Aula Pameran CATL adalah bagaimana mereka berusaha memanfaatkan dan memaksimalkan penggunaan energi bersih dalam proses produksinya. Hal itu tentu menjadi nilai plus karena saat ini dunia sudah dibayangi krisis iklim.

Agenda hari pertama ditutup dengan mengunjungi Pameran Tematik Pengentasan Kemiskinan yang juga berada di Ningde. Pameran tersebut lebih banyak menceritakan tentang bagaimana kiprah Presiden Cina Xi Jinping ketika meniti karier politik selama 17 tahun di Fujian, terutama terkait gagasan dan perannya dalam upaya memberantas kemiskinan dan meningkatkan perekonomian di provinsi tersebut.

Setelah menjabat sebagai presiden, Xi Jinping pernah berkata, "Fujian adalah kampung halaman kedua saya”. Dia bahkan pernah mengisyaratkan bahwa gagasan-gagasan ekonominya selama berada di Fujian, diterapkan dalam skala nasional.

"Beberapa pemikiran dan eksplorasi yang saya lakukan saat bekerja di sini (Fujian) masih dipikirkan dan diperdalam dalam pekerjaan saya selanjutnya, dan beberapa di antaranya telah dipraktikkan dalam skala yang lebih besar di seluruh negeri,” kata Xi dalam sebuah laporan yang diterbitkan Xinhua pada 17 Maret 2023. 

Fujian ternyata berperan besar dalam perkembangan gagasan ekonomi Xi Jinping. Pada Oktober 2017, Partai Komunis Cina diketahui telah sepakat menambahkan nama dan pemikiran Xi Jinping ke dalam konstitusi negara. Xi menjadi pemimpin Cina kedua setelah Mao Zedong yang nama dan pemikirannya dimasukkan ke konstitusi ketika masih menjabat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler