Fenomena Istiwa A'dzam, Jamaah Diimbau tak Paksakan Diri Ibadah Sunnah
Fenomena Istiwa A'dzam atau Rashdul Qiblah merupakan peristiwa yang jarang terjadi.
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muhyiddin dari Makkah, Arab Saudi
Fenomena Istiwa A'dzam atau Rashdul Qiblah merupakan peristiwa yang jarang terjadi, di mana matahari akan berada tepat di atas Ka'bah. Petugas Haji bidang Bimbingan Ibadah (Bimbad) PPIH Arab Saudi, KH Ahmad Shidqi mengatakan, peristiwa ini akan terjadi pada Senin (27/5/2024) dan Selasa (28/5/2024) sekitar pukul 12.17 Waktu Arab Saudi (WAS).
"Ini berarti kalau di Indonesia akan terjadi sekitar pukul 16:18 menit," ujar kiai yang biasa dipanggil Gus Asid ini saat diwawancara di Daker Makkah, Senin (27/5/2024).
Peristiwa ini juga bertepatan dengan momentum ibadah haji. Saat ini jutaan umat Islam dari seluruh dunia tengah berkumpul di Makkah untuk mengikuti rangkaian ibadah haji, termasuk jamaah haji Indonesia.
Dengan adanya fenomena ini, dia pun mengimbau kepada jamaah haji Indonesia yang sudah tiba di Makkah untuk tidak memaksakan diri dalam melaksanakan ibadah sunnah ke Masjidil Haram.
Untuk menghadapi cuaca ekstrem di Makkah, dia juga mengimbau kepada jamaah haji Indonesia untuk sering sering meminum air agar tidak dehidrasi, serta melakukan ibadah sesuai kemampuan kesehatannya.
"Jangan terlalu memaksakan untuk mengerjakan ibadah yang sunnah apalagi yang mubah, sehingga yang wajib nanti malah ketinggalan. Karena ibadah yang sesungguhnya nanti masih pada tanghal 9 Dzulhijjah," kata Gus Asid.
Dia mengatakan, sebenarnya Istiwa A'dzam merupakan peristiwa yang lazim, tapi pada saat ini memang yang perlu diperhatikan oleh jamaah haji Indonesia adalah suhu di Arab Saudi. Menurut dia, suhu cuaca di Makkah saat ini sangat panas sekali, yakni lebih dari 40° celsius.
"Saat ini memang suhu di Makkah lebih dari 40 derajat yang mana ini mungkin akan sangat berbeda dengan suhu di Indonesia. Untuk itu kami berpesan kepada seluruh jamaah haji yang sudah berada di Makkah untuk tetap menjaga kesehatan," ujar Gus Asid.
Salah satu pengasuh Ponpes Al Munawwir Krapyak ini menjelaskan, peristiwa Istiwa A'dzam ini hanya terjadi dua kali dalam setahun. Pertama, terjadi setiap 27 Mei pukul 16:17 WIB atau 12:17 WAS. Kedua, matahari akan kembali melintas tepat di atas Ka'bah setiap 16 Juli atau 17 Juli pukul 16:27 WIB atau 12.27 WAS.
Selain itu, menurut Gus Asid, fenomena ini menjadi momentum bagi umat Islam untuk menentukan arah kiblat, termasuk umat Islam di Indonesia.
"Ini bisa kemudian dimanfaatkan oleh seluruh umat muslim yang ada di Indonesia untuk kembali melihat arah kiblat di tempat ibadah masjid mushola, apakah arah kiblatnya sudah mengarah tepat ke arah Ka'bah atau tidak," ucap Gus Asid.
Cara menentukan arah kiblat dalam peristiwa Istiwa A'dzam ini, menurut dia, umat Islam bisa menegakkan tongkat pada bidang datar. Kemudian, bayangan tongkat yang lurus itu dipakai menjadi penanda arah kiblat yang tepat.
"Bayangan yang terjadi pada saat 16:00 lebih 17 atau 18 menit pada hari ini, inilah arah kiblat yang sebenarnya. Untuk itu silahkan diperhatikan lagi seluruh arah kiblat dengan memperhatikan bayangan pada 16:18 menit pada hari ini tanggal 27 mei 2024," kata Gus Asid.