Desa El Bosque Tenggelam, Warga: Tak Pernah Terpikir Perubahan Iklim Menimpa Kami

Masyarakat di El Bosque menjadi pengungsi perubahan iklim pertama di Meksiko.

Dok. EPA-EFE/Manuel Lopez
Foto udara dari rumah yang hancur akibat erosi laut dan kenaikan permukaan laut di kota El Bosque, kotamadya Frontera, negara bagian Tabasc, Meksiko, pada 2022.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ombak menyapu rumah-rumah yang ditinggalkan di Desa El Bosque, Meksiko. Perlahan-lahan, mereka ditelan laut. Ini menjadi gambaran nyata dari dampak perubahan iklim yang sedang dirasakan oleh negara produsen utama bahan bakar fosil tersebut.

Baca Juga


Sekolah tempat Adrian Perez dulu bersekolah di El Bosque, di negara bagian selatan Tabasco, kini tinggal puing-puing. Setiap kali ia melewatinya saat memancing, ia teringat akan apa yang telah hilang ditelan laut.

"Rasanya sangat sulit. Saya belajar di sana dan melihat apa yang terjadi. Iklim menghancurkan kami," kata warga setempat berusia 24 tahun ini, dilansir Phys, Selasa (28/5/2024).

Tahun ini, gelombang panas telah membuat suhu udara melonjak di Tabasco dan sebagian besar wilayah Meksiko. Kondisi darurat iklim ini kemudian memicu perdebatan saat negara tersebut bersiap menghadapi pemilihan presiden pada 2 Juni.

Menurut kelompok lingkungan Greenpeace, El Bosque adalah desa pertama di Meksiko yang secara resmi diakui sebagai komunitas yang mengungsi akibat perubahan iklim. Pada bulan Februari, kongres negara bagian Tabasco menyetujui relokasi mereka.

"Kami selalu mendengar tentang perubahan iklim, tetapi kami tidak pernah berpikir bahwa perubahan iklim akan menimpa kami," ujar Cristy Echeverria (34 tahun) yang kehilangan tempat tinggalnya.

Menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), pemanasan laut serta mencairnya gletser dan lapisan es menyebabkan permukaan air laut global mencapai titik tertinggi yang pernah tercatat tahun lalu. Sekitar 700 orang pernah tinggal di El Bosque, yang terletak di semenanjung kecil yang menjorok ke Teluk Meksiko dan terpapar badai dan angin topan Atlantik. Di perairan lepas pantai, rig melakukan pengeboran minyak dan gas yang menjadi tumpuan ekonomi terbesar kedua di Amerika Latin ini.

Di pesisir pantai, pemerintahan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador yang akan habis masa jabatannya telah membangun kilang minyak baru di Tabasco, negara bagian asalnya–sebagai bagian dari upayanya untuk mencapai swasembada energi.

Tabasco adalah salah satu daerah di Meksiko yang paling parah dilanda gelombang panas tahun ini, dengan suhu di negara bagian tersebut mencapai 40 derajat Celcius. Sejak bulan Maret, 48 kematian akibat panas telah tercatat di seluruh negeri, menurut data pemerintah.

Bahkan Mexico City, yang secara tradisional memiliki iklim sedang, mencatat suhu tertinggi yang pernah ada yaitu 34,7 derajat Celsius pada Sabtu lalu. Panas dan curah hujan di bawah normal tahun lalu telah menimbulkan kekhawatiran akan memburuknya kekurangan air.

Ketersediaan air turun 68 persen...lanjutkan membaca>>

Ketersediaan air per kapita tahunan rata-rata di Meksiko telah turun 68 persen sejak 1960, menurut Mexican Institute of Competitiveness. Meskipun ada tekanan internasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, Lopez Obrador telah mempromosikan produksi bahan bakar fosil selama masa jabatan enam tahunnya untuk memastikan kemandirian energi.

Pemerintah mengatakan, mereka mengimbangi dampaknya dengan menanam satu juta hektare pohon, yang disebut Lopez Obrador sebagai program penghijauan terpenting di dunia. Pablo Ramirez, juru kampanye iklim di Greenpeace Meksiko, memperingatkan tidak ada kebijakan publik yang dapat mengatasi dampak serius yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan akan semakin memburuk.

Claudia Sheinbaum, kandidat dari partai yang berkuasa yang memimpin persaingan untuk menggantikan Lopez Obrador, berjanji untuk menginvestasikan miliaran dolar untuk energi bersih dan juga mendukung perusahaan minyak negara, Pemex. "Kami akan mempromosikan transisi energi," kata Sheinbaum, seorang ilmuwan yang pernah menjadi penulis untuk Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC).

Sheinbaum akan mengambil pendekatan yang berbeda dengan Lopez Obrador dalam hal energi, menurut Pamela Starr, seorang profesor di University of Southern California. "Ia akan mendorong investasi yang jauh lebih aktif dalam energi bersih," kata Starr kepada AFP. Sementara itu, kandidat presiden dari kubu oposisi, Xochitl Galvez, mengatakan bahwa Meksiko harus mengakhiri "kecanduan" pada bahan bakar fosil dan mengusulkan untuk menutup beberapa kilang minyak.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler