Tentara Israel Habisi Rafah, Warganya Geruduk Masjidil Aqsha
belasan warga Israel menyerbu Kompleks Masjid Al-Aqsa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Israel terus menggempur Rafah, Palestina. Mereka menembaki kamp pengungsi yang berada di tenda di zona aman di sebelah barat Rafah. Seperti dilaporkan Aljazirah, Selasa (29/5/2028), serangan teranyar tersebut membuat 21 orang terbunuh, termasuk 13 Wanita dan gadis kecil.
Sebelumnya setidaknya 45 orang warga Palestina gugur dalam serangan Udara yang dilakukan Israel ke tenda pengungsi.
Video yang tampak di lokasi pengeboman di Tal al-Sultan pada Ahad (26/5/2024), menunjukkan ledakan hebat dan tenda-tenda yang terbakar. Dunia internasional mengecam serangan tersebut.
Ironisnya, pada saat yang bersamaan di Yerusalem, belasan warga Israel menyerbu Kompleks Masjid Al-Aqsa pada Rabu (29/5/2024) pagi.
Dalam video yang dipublikasi di Telegram melalui jaringan lokal media dan diverifikasi Aljazirah, tampak polisi berjalan di samping para individu tersebut di Al-Aqsa. Penyerbuan ini kerap dilakukan, meskipun sudah berulangkali dicegah. Berdasarkan perjanjian, warga Israel dilarang untuk beribadah di Kompleks Al-Aqsa.
Israel perluas serangan
Masyarakat internasional mengecam serangan Israel ke Rafah yang sudah berlangsung tiga pekan. Terutama serangan udara yang mengakibatkan kebakaran dan menewaskan 45 orang pada akhir pekan lalu.
I
Israel mengeklaim mereka mengincar dua petinggi Hamas dan tidak berniat melukai warga sipil. Pemimpin-pemimpin dunia menyuarakan kengerian kebakaran di daerah yang ditetapkan sebagai 'zona humanitarian' di Rafah.
Serangan itu mengakibatkan pengungsi yang sudah berkali-kali berpindah tempat tinggal sementara karena serangan Israel tidak lagi memiliki tempat untuk berlindung.
Pada bulan ini Mahkamah Internasional sudah meminta Israel menghentikan serangannya ke Rafah. Namun alih-alih menghentikan, mereka justru memperluas serangannya,
Israel menyerang Al-Mawasi yang mereka tetapkan sebagai perluasan zona kemanusiaan.
Tak hanya itu, sejumlah sumber medis melaporkan bahwa seluruh rumah sakit di Kota Rafah di Jalur Gaza selatan lumpuh, kecuali Rumah Sakit Bersalin Tal Al-Sultan. Sumber tersebut menekankan bahwa hanya Rumah Sakit Bersalin Tal Sultan yang masih berjuang untuk beroperasi dan terus melayani pasien.
Sejak awal penyerangan Kota Rafah, enam rumah sakit tidak dapat beroperasi akibat gempuran Israel yang masih berlangsung hingga kini dan sengaja menargetkan banyak rumah sakit dan pusat pengobatan primer.
Disebutkan bahwa serangan Israel telah menyebabkan Rumah Sakit Abu Youssef Al-Najjar, Klinik Pusat Abu Al-Walid, Rumah Sakit Darurat Rafah, Rumah Sakit Khusus Kuwait, Rumah Sakit Darurat Indonesia dan Klinik Tal Al-Sultan berhenti beroperasi.