Abah Guru Sekumpul, Ulama Karismatik dari Kalsel
Abah Guru Sekumpul merupakan seorang ulama karismatik dan juga mursyid tarekat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khususnya di Kalimantan Selatan, Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani atau yang biasa disapa Abah Guru Sekumpul merupakan seorang ulama karismatik. Ia juga dikenang sebagai pengajar (mursyid) Tarekat Sammaniyah.
Beberapa sumber menyebutkan, tokoh yang pertama kali membawa Tarekat Sammaniyah ke Kalimantan adalah Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, yang juga kakek moyang dari Abah Guru Sekumpul. Salah satu fokus ajaran dalam kelompok sufi tersebut adalah pentingnya berzikir kepada Allah.
Di Martapura dan sekitarnya, Abah Guru Sekumpul mengajarkan tarekat Sammaniyah kepada para muridnya, setidaknya sejak tahun 1994. Sang alim memiliki sejumlah pengikut, yang kemudian meneruskan ajarannya. Di antara mereka adalah KH M Syukeri Unus (Amuntai), KH Sofyan Noor bin Haji Ahmad Sya'rani, KH Syamsuri bin Haji Muhrid, dan KH Munawar Gazali.
Sejak era 1970-an, pengajian-pengajian yang digelar Abah Guru Sekumpul kental akan nuansa Tarekat Sammaniyah. Kegiatan keagamaan ini dilaksanakan setiap pagi Rabu, Kamis dan Ahad, serta pada malam Rabu, Sabtu dan Ahad.
Para pesertanya dapat mencapai jumlah ribuan orang. Mereka umumnya terdiri atas laki-laki. Adapun pengajuan yang khusus perempuan digelar pada malam Rabu.
Ajaran Tarekat Sammaniyah yang disampaikan Abah Guru Sekumpul memberikan inspirasi. Umumnya para pengikut pengajian itu membenarkan, ajaran-ajaran sang alim dapat memberikan kesadaran diri serta menambah kecintaan terhadap ilmu-ilmu agama Islam.
Pengajian ini juga menjadi wahana untuk mengembangkan syiar keagamaan di tengah masyarakat, khususnya di Kalimantan Selatan. Materi-materi yang disampaikan berkaitan dengan persoalan kehidupan masyarakat sehari-hari, termasuk di antaranya ihwal akidah, tauhid, fikih, akhlak, tasawuf, dan tafsir.
Nasihat-nasihat dari Abah Guru Sekumpul menjadi pengingat bagi para jamaah. Misalnya, tentang perlunya menghormati ulama dan orang tua, sebagaimana perintah Allah dalam kitab suci Alquran. Selanjutnya, akhlak sosial terhadap sesama Muslim maupun umat manusia. Kemudian, pentingnya bersikap lapang dada dan berbaik sangka terhadap kehendak Allah.
Pengaruh Abah Guru Sekumpul sampai kepada tokoh-tokoh nasional ataupun internasional. Mirhan AM menyebutkan beberapa kalangan, mulai dari pejabat, petinggi militer, tokoh-tokoh sipil, hingga para alim ulama, yang kerap menyambangi kompleks pengajiannya di Martapura. Masih menurut Mirhan AM, dinamika terjadi di daerah Sekumpul begitu pengajian sang guru memengaruhi banyak pihak.
Orang-orang jadi gemar bermukim atau membeli tanah di sana. Tujuannya agar mereka dapat tinggal dekat dengan Abah Guru Sekumpul. Pihaknya sendiri juga merintis usaha perdagangan yang bermanfaat bagi orang-orang sekitar. Perusahaan yang berkembang sejak 2003 ini bernama al-Zahra dan kini dirintis bersama-sama dengan tokoh setempat bernama Haji Ahmad Ridwan.
Pada 10 Agustus 2005, Abah Guru Sekumpul wafat di kediamannya. Beberapa hari sebelumnya, sang mursyid Tarekat Sammaniyah telah mendapatkan perawatan medis lantaran penyakit gagal ginjal yang dialaminya.
Kini, ulama karismatik tersebut memang telah tiada. Namun, nilai-nilai yang diajarkannya serta keteladanannya akan terus menyinari kaum Muslimin, terutama orang-orang yang belajar banyak darinya.