Bandung Raya Diselimuti Kabut, Ini Penjelasan BMKG

Cuaca di Kota Bandung dan sekitarnya relatif mengalami kelembapan

Edi Yusuf/Republika
Bandung diselimuti kabut (Ilustrasi)
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: Arie Lukihardianti

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Kabut menyelimuti sejumlah wilayah di Kota Bandung dan sekitarnya pada Senin (10/6/2024) pagi, termasuk di wilayah Kabupaten Bandung. Padahal, pemandangan kabut di pagi hari relatif jarang terjadi di Kota Bandung beberapa tahun ke belakang.

Baca Juga


Prakirawan BMKG Iid Mujtahidin mengatakan kondisi cuaca di Kota Bandung dan sekitarnya relatif mengalami kelembapan. Hal itu membuat potensi hujan di sore hari hingga malam dapat terjadi.

"Keberadan kabut di pagi hari menjadi sesuatu yang wajar terlihat. Ini hal yang wajar pada kondisi udara relatif lembap pada sore dan malam hari," ujar Iid saat dikonfirmasi, Senin (10/6/2024).

Dengan udara yang relatif lembap pada sore dan malam hari, kata dia, kabut terbentuk pada pagi hari. Iid menjelaskan pada Ahad (9/6/2024) sore terjadi hujan dan lembap. "Kondisi kelembapan cukup lembap kemudian di pagi hari kondisi suhu udaranya dingin sehingga menimbulkan kabut," kata dia.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan cuaca dingin yang terjadi di Kota Bandung beberapa hari terakhir terjadi karena tutupan awan yang berkurang signifikan. Suhu cuaca minimum di Kota Bandung berkisar 19 hingga 22 derajat celcius.

"Suhu minimum di Bandung Raya diantara 19 -22 derajat celcius. Suhu maksimum di Bandung Raya diantara 29-33 derajat celcius hal ini disebabkan karena tutupan awan yang berkurang secara signifikan," ucap Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu.

Ia menuturkan saat ini wilayah Bandung Raya sudah memasuki akhir masa peralihan dari pancaroba ke musim kemarau. Kondisi itu ditandai angin barat sudah melemah dan angin timur yang mulai masuk.

"Masih adanya pertumbuhan awan-awan rendahyang dapat tumbuh menjadi awan awan berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat," kata dia.

Kondisi tersebut, ia mengatakan dapat disertai petir serta kilat dan angin kencang dalam skala lokal dengan durasi yang singkat. Sedangkan sebagian wilayah Jawa Barat sudah memasuki awal musim kemarau dan sebagian masih dalam masa peralihan (lancaroba) dari musim hujan ke musim kemarau.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler