Ini Satu-satunya Cara untuk Menjegal Anies di Pilkada Jakarta Menurut Pengamat

Anies dinilai punya elektabilitas dan reputasi tinggi.

Republika/Prayogi
Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan berjabat tangan dengan Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas saat bersilaturahmi ke Kantor DPW PKB DKI Jakarta di Jakarta, Kamis (13/6/2024). DPW PKB DKI Jakarta secara resmi mengusung Anies Baswedan untuk maju sebagai calon gubernur dalam Pilgub DKI Jakarta.
Rep: Bayu Adji P  Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anies Baswedan telah menyatakan kesiapannya untuk menjadi calon gubernur (cagub) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024. Bahkan, Anies juga telah menerima pinangan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DKI Jakarta.

Baca Juga


Peneliti senior Populi Center Usep S Ahyar menilai, peluang Anies untuk kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta sangat terbuka lebar. Pasalnya, Anies setidaknya telah didukung oleh DPW PKB dan diajukan oleh DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). "Saya kira peluangnya jadi besar," kata dia saat dihubungi Republika, Jumat (14/6/2024).

Selain itu, Anies juga memiliki jaringan politik yang cukup kuat. Selanjutnya, yang tak kalah penting, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga punya elektabilitas dan reputasi yang tinggi.

Karena itu, Usep menilai, untuk saat ini Anies merupakan sosok yang yang paling memiliki peluang besar untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2024. "Anies yang paling moncer, apalagi soal elektabilitas," ujar dia.

Kendati demikian, tetap ada kemungkinan untuk menghentikan langkah Anies dalam Pilkada DKI Jakarta.

Salah satu yang bisa terjadi adalah ketika partai politik bermufakat tidak mencalonkan Anies sebagai cagub DKI Jakarta. Apalagi, saat ini kesempatan untuk maju melalui jalur perseorangan sudah tertutup. 

Ia mengatakan, dukungan untuk Anies menjadi cagub DKI Jakarta, termasuk dari PKB, masih berada di level daerah. Hingga saat ini, belum ada keputusan resmi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB terkait calon yang akan diusung dalam Pilkada DKI Jakarta. 

"Mungkin saja (DPP PKB tidak satu suara). Apalagi, kalau pusat memiliki kepentingan pragmatis lebih besar dibandingkan mengusung Anies. Misalnya, ditawari jadi koalisi utama pendukung Prabowo-Gibran," kata Usep.

Meski demikian, kemungkinan untuk menjegal Anies dengan cara itu relatif kecil. Ini mengingat, jumlah partai politik tidaklah sedikit. Sementara setiap partai politik memiliki kepentingan yang berbeda.

Berkaca pada pengalaman banyak pilkada sebelumnya, koalisi di level daerah sering kali berbeda dengan yang ada di pusat. Koalisi partai dalam pilkada biasanya akan berpusat kepada sosok yang memiliki elektabilitas paling tinggi.

"Jadi sulit untuk bermufakat jahat menjegal Anies. Akan tetap ada yang mencari peluang, mengingat elektabilitas Anies tinggi. Apalagi, di partai biasa berkumpul pada sosok yang punya elektabilitas tinggi dalam pilkada," kata dia.

Sebelumnya, Ketua DPW PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan DPP untuk mendeklarasikan dukungan kepada Anies. Ia menilai, partainya akan memprioritaskan aspirasi kader dari bawah. 

"Sudah aman," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler