Mohon Doa, Jamaah Haji Indonesia Mulai Berangkat ke Arafah
Jamaah haji agar selalu menjaga kesehatan menjelang puncak haji di Armuzna.
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah haji Indonesia mulai diberangkatkan dari hotelnya masing-masing menuju Arafah pada Jumat (14/6/2024) untuk melaksanakan wukuf di Arafah. Sekjen Kementerian Agama Republik Indonesia (RI), Muhammad Ali Ramdhani berharap jamaah bisa menjalankan ibadahnya dengan khusyuk.
“Kita berharap seluruh fasilitas yang telah dilakukan perbaikan dapat meningkatkan kekhususkan dari jamaah kita dan pada sisi lain juga dapat meningkatkan kenyamanan jamaah dalam Melaksanakan ibadah hajinya," ujar Kang Dhani, sapaan akrabnya, di Makkah, Jumat (14/6/2024).
Dalam kesempatan ini, Kang Dhani melepas rombongan jamaah yang tergabung dalam Kloter BTH 9. Pelepasan dilakukan sejak pukul 08.00 Waktu Arab Saudi(WAS). Dia pun berpesan kepada seluruh jamaah haji lainnya agar selalu menjaga kesehatan menjelang puncak haji di Armuzna.
“Kita berpesan pada seluruh jamaah agar kembali mengambil niat secara baik dan tentu saja diiringi dengan menjaga Kesehatan secara baik karena puncak dari Penyelenggaran Ibadah Haji yang sesungguhnya adalah Armuzna," ucap Kang Dhani.
Selain itu, Kang Dhani berdoa agar seluruh jamaah haji Indonesia bisa melaksanakan ibadah hajinya dengan baik, serta tidak muncul masalah yang dapat merugikan jamaah haji Indonesia.
“Kita berharap tidak ada kejadian-kejadian yang luar biasa. Kita berdoa semuanya, dan meminta doa pada seluru warga bangsa Indonesia, seluruh umat muslim agar semua Jamaah Haji yang menyelenggarakan ibadah haji tahun ini memperoleh haji yang mabrur," jelas Kang Dhani.
Untuk diketahui, pemberangkatan jamaah haji Indonesia ke Arafah akan dibagi menjadi tiga trip menggunakan bus yang telah disiapkan oleh pihak maktab. Pertama, jamaah akan berangkat dari pemondokan menuju Arafah pada pukul 06.00 WAS.
"Pemberangkatan kedua itu jam 11 atau bisa lebih maju lagi. Kemudian trip ketiga sekitar 16.30. Diharapkan pkl 21.00 jamaah sudah terkumpul di Arafah," kata Kepala Daker Makkah, Khalilurrahman.
Jamaah haji Indonesia akan diberangkatkan dengan skema pemindaian smart card yang telah diterbitkan Pemerintah Arab Saudi. Smart card inilah yang menjadi tiket masuk ke Armuzna. Jika jamaah tidak memiliki smart card, jamaah tidak bisa mengikuti rangkaian ibadah pada puncak haji.
Agar bisa melaksanakan ibadah dengan baik selama di Armuzna, Khalil pun mengimbau kepada jamaah Indonesia untuk membawa perlengkapan secukupnya, mulai dari perlengkapan pribadi hingga obat-obatan yang dibutuhkan.
“Hal yang perlu dipersiapkan pertama adalah membawa alat mandi. Kemudian, membawa masker, payung. Perlengkapan pakaian secukupnya untuk tiga atau empat hari. Kemudian juga membawa obat-obatan secukupnya, terutama mereka yang sejak di tanah air sudah membawa obat. Makanan juga secukupnya untuk persediaan selama tiga atau empat hari," jelas dia.
Petugas bersiap di Armuzna...
Petugas bersiap di Armuzna
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi yang tergabung dalam Satuan Tugas Operasional Armuzna bersiap menyambut jamaah di Arafah yang mulai bergerak dari hotel menuju lokasi wukuf mulai Jumat.
"Kami menyiapkan seluruh petugas harapannya nanti saat pelaksanaan di Arafah semuanya berjalan dengan lancar, dengan baik," ujar Kepala Satgas Arafah Ali Machzumi di Makkah, Jumat.
Para petugas haji telah berada di Arafah pada Kamis tengah malam. Mereka tergabung dalam 11 sektor Ad Hoc yang menaungi 1.169 maktab atau tenda yang akan diisi 213.275 calon haji Indonesia reguler. Saat tiba di Arafah, para petugas haji langsung mengecek sejumlah fasilitas seperti kondisi tenda/maktab, ketersediaan air, toilet, AC, hingga mendata jumlah kasur.
Sekretaris Satgas Arafah, Abduh Dhiya'ur Rahman, setiap maktab memiliki ukuran yang bervariasi. Mulai dari yang berkapasitas 100 sampai 300 calon haji."Listrik dan AC menyala dengan baik, air juga tersedia," kata dia.
Menurut dia, pengecekan akan terus dilakukan secara berkala hingga jamaah menempati maktabnya masing-masing.Para petugas juga akan berjaga di setiap maktab, guna memastikan tenda yang digunakan oleh jamaah Indonesia tidak ditempati oleh jamaah dari negara lain.
"Tenda harus siap digunakan ketika jamaah datang dan dipastikan tidak ada orang lain, selain jamaah haji Indonesia reguler yang berhak di dalam tenda," katanya.