Pengamat: Risma Berpotensi Jadi Lawan Sepadan Khofifah di Pilgub Jatim
PDIP dan PKB tidak punya peluang selain membuat koalisi untuk melawan Khofifah-Emil.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengaku terus menjalin komunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk membangun koalisi di sejumlah daerah. Salah satu daerah yang dimaksud itu adalah Jawa Timur (Jatim) untuk memasangkan KH Marzuki Mustamar dan Tri Rismaharini.
Pengamat politik Ray Rangkuti menilai peluang terbangunnya koalisi antara PDIP dan PKB sangat terbuka lebar. Pasalnya, kedua partai itu relatif tak akan mendukung pasangan calon Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, yang sudah lebih dulu menyatakan diri untuk maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2024.
"Saya kira PDIP dan PKB tidak punya peluang selain membuat koalisi untuk melawan Khofifah-Emil. Apalagi Khofifah-Emil sudah didukung oleh KIM," kata Ray saat dihubungi Republika, Senin (1/7/2024).
Menurut dia, PDIP-PKB harus segera mendeklarasikan pasangan calon yang akan diusung dalam Pilgub Jatim. Pasalnya, deklarasi itu akan membuat nama pasangan yang mereka usung akan lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya di Jatim.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani itu menilai, sejauh ini Risma memiliki potensi lebih tinggi untuk dijadikan calon gubernur (cagub). Dibandingkan sejumlah nama yang sudah muncul dalam rencana koalisi PDIP-PKB, seperti KH Marzuki Mustamar, Azwar Anas, atau Pramono Anung, nama Risma disebut yang paling menjual.
"Bu Risma sudah sangat dikenal di Jatim. Tinggal dicari pasangannya dari PKB yang memungkinkan warga NU bisa terikat," kata dia.
Menurut dia, selama ini elektabilitas Khofifah tinggi itu karena belum ada lawan yang muncul. Namun, ketika lawannya dimunculkan, sangat mungkin berubah elektabilitas Khofifah bisa berubah.
Ray menambahkan, peluang Risma untuk mengungguli Khofifah di Pilgub Jatim juga sangat terbuka lebar. Apalagi, Risma juga pernah menjadi Wali Kota Surabaya selama dua periode.
Selain itu, Risma sebagai Menteri Sosial juga memiliki modal yang bagus. Dalam hal ini, Risma pasti akan mendapatkan keuntungan politik dari program bantuan sosial (bansos).
"Jabatannya sebagai mensos juga memiliki efek yang bagus. Jokowi misalnya mendapatkan keuntungan politik dari bansos, Risma sebagai mensos juga bisa dapat itu. Karena itu, saya pikir lebih realistis Risma dimunculkan jadi cagubnya," kata dia.
Apalagi, ia menambahkan, Risma juga merupakan perempuan. Artinya, apabila kedua sosok itu dihadapkan dalam Pilgub Jatim, keduanya bisa jadi lawan yang sepadan. "Kekurangan Bu Risma itu hanya NU. Jadi harus gandeng PKB," kata Ray.