PT DI Incar Pasar Afrika dan Amerika Selatan Jual NC-212i dan CN-235

PT DI pada 2023 mengantongi kontrak pembelian enam unit NC-212i dari Filipina.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
esawat terbang seri N-219 yang terparkir di Hanggar Fixed Wing PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Kota Bandung, Jumat (19/2).
Rep: Antara Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Dirgantara Indonesia (DI) menjajaki peluang untuk memperluas pasar di Afrika dan Amerika Latin untuk penjualan pesawat NC-212i dan CN-235. Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan meyakini rencana itu dapat terwujud. Hal itu mengingat posisi PT DI saat ini menjadi sole manufacturer atau produsen satu-satunya yang membuat pesawat NC-212i dan CN-235.


"Penetrasi market yang dituju sekarang oleh PT Dirgantara Indonesia, pertama adalah perluasan di pasar Afrika, kemudian kita juga sudah masuk Amerika Latin, karena sebetulnya sekarang PT DI itu merupakan sole manufacturer untuk pesawat NC-212i dan CN-235," kata Gita saat jumpa pers bersama jajaran direksi Defend ID di Jakarta, Senin (7/2/2024).

Baca: KSAU Kunjungi Dassault Aviation, Naik Kokpit Jet Rafale

Dia mengatakan, kans untuk memperluas pasar di Afrika dan memperkuat penetrasi pasar Amerika Latin terbuka lebar. Pasalnya, saat ini banyak negara di dua kawasan itu menggunakan pesawat berjenis NC-212 dan CN-235.

"Itu sebetulnya banyak market-nya ada di Amerika Latin, karena keadaannya (pesawat yang ada disana) sudah cukup tua, sehingga diperlukan berbagai macam kegiatan upgrade atau kita katakan service life extension program (SLEP)," ucap Gita.

Di luar itu, kata Amperiawan, PT DI juga menjajaki pasar di Timur Tengah. Kemudian, perseroan juga berupaya mempertahankan pasar yang terbentuk di kawasan. PT DI sejak 2014 menjadi satu-satunya produsen untuk pesawat NC-212i.

Baca: TNI AL Bersama Turki Latihan Bersama di Laut Mediterania

PT DI pada 2023 juga kembali mengantongi kontrak pembelian enam unit NC-212i dari Angkatan Udara Filipina. Kemudian, PT DI ikut menyelesaikan MRO (pemeliharaan dan perbaikan operasional) pesawat NC-212i untuk Filipina.

"PT DI juga diberi kesempatan memperpanjang BoA, basic of agreement untuk MRO sampai lima tahun yang akan datang. Jadi, yang tadinya tiga tahun, kami menandatangani untuk mendukung PT DI incar perluas pasar Afrika untuk NC-212i dan CN-235," kata Gita.

NC-212i merupakan pesawat angkut ringan serbaguna yang tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk latihan dan pengangkut pasukan, tetapi juga evakuasi medis udara. Pesawat tersebut juga bisa berperan untuk foto udara, modifikasi cuaca atau hujan buatan, dan pelatihan navigasi udara.

Baca: Wakil KSAD Kunjungi Pabrikan Drone Turki Baykar di Istanbul

Pesawat yang merupakan pengembangan dari CASA 212-400 Aviocar itu, juga dilengkapi dengan ramp door untuk mempermudah loading atau unloading muatan. Pemerintah Indonesia juga merupakan salah satu pengguna NC-212i buatan PT DI.

Dari sembilan unit yang dipesan, ada lima pesawat yang telah rampung dibuat dan saat ini telah memperkuat TNI Angkatan Udara, tepatnya Skadron Udara 4 Wing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dari lima pesawat yang telah diterima TNI AU itu, pesawat kelima memiliki keistimewaan.

Adapun keistimewaannya adalah baling-baling baru berjumlah lima bilah menggantikan model lama empat bilah. Baling-baling baru tersebut buatan MT Propeller, Jerman, yaitu dari jenis MTV-27 yang telah disertifikasi Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA). Untuk empat pesawat lainnya, PT DI menargetkan bakal rampung pada 2024 dan 2025.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler