Ditawari Jadi Pegawai BUMN, Mahasiswa Indonesia di AS Tanya Komitmen ESG
Kementerian BUMN menaruh ESG dalam skala prioritas teratas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN menyadari pentingnya penerapan aspek environmental, social, and governance (ESG), apalagi ketika melihat fakta berbagai kalangan mulai mendorong hal itu. Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi, Tedi Bharata pun mengaku memiliki kisah unik ketika mewawancarai mahasiswa Indonesia di luar negeri, tepatnya di Amerika Serikat.
BUMN, kata dia, mencari generasi muda yang kompeten sesuai apa yang dibutuhkan. "Banyak mahasiswa-mahasiswa Indonesia mendapatkan beasiswa dari Indonesia. Dia belajar di luar negeri. Nah ada satu, dua yang tidak mau balik lagi kan," kata Tedi dalam acara FGD 'Rembuk ESG untuk Indonesia' yang digelar Republika di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (4/7/2024).
Ia sedikit menyayangkan hal itu, apalagi da investasi besar terhadap para mahasiswa tersebut. BUMN pun terpanggil untuk melakukan diskusi langsung.
Tedi mengatakan, timnya memaparkan BUMN dengan profil terbaru. Ia menegaskan, dalam empat tahun terakhir, Kementerian BUMN bertransformasi ke arah yang lebih baik. Dari proses diskusi, ia mengetahui apa yang menjadi pertanyaan para mahasiswa ini.
"Bapak ibu tahu, yang ditanyakan teman-teman itu kepada tim kita, nanyanya gimana? Mereka bertanya apa strategi ESG PT Semen? Apa ESG activity MIND ID? Ini pertanyaan anak-anak mahasiswa," kata Tedi.
Tedi menegaskan, Kementerian BUMN menaruh ESG dalam skala prioritas teratas. " Masterplan BUMN harus memasukkan unsur-unsur ESG," ujarnya.
Kementerian BUMN juga mempelajari setiap rencana kerja perusahaan pelat merah. Harus ada penerapan ESG dalam operasional bisnis. "Dan ini sesuatu yang sudah mulai berjalan."
Republika mendorong hal ini untuk menjadi perhatian semua pihak, sehingga ada rangkaian acara Sehati untuk Bumi. Sebagai permulaan acara tersebut, Republika menggelar FGD 'Rembuk ESG untuk Indonesia' di Gedung BEI.
"Tentunya dengan FGD ini, para pemangku kepentingan berembuk bersama dalam rangka implementasi ESG di Indonesia dnegan cara yang baik," kata Direktur Operasional Republika, Nur Hasan Murtiaji.
Ia menegaskan, Republika tidak hanya sekadar media untuk menyebarkan informasi. Lebih dari itu. Republika mengambil peran menyediakan wadah bertukar pikiran dan memperkaya pengetahuan tentang ESG.
"FGD ini akan menghasilkan rekomendasi kepada pemerintah dan stakeholder lainnya bagaimana ESG bisa diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pelaku usaha saat ini," ujar Hasan.