Kondisi Manusia Digiring di Padang Mahsyar Saat Kiamat dan 5 Cara Umat Islam Dikenali

Kiamat keniscayaan yang akan terjadi atas kehendak Allah SWT

pulsk.com
Hari Kiamat (ilustrasi). Kiamat keniscayaan yang akan terjadi atas kehendak Allah SWT
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Terdapat banyak riwayat dari Rasulullah SAW yang menggambarkan ihwal bagaimana umat manusia kelak akan digiring pada hari kiamat kelaak di Padang Mahsyar.

Baca Juga


Di antaranya adalah riwayat dari Imam Bukhari yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut:

إِنَّكُمْ مُلاَقُو اللهِ حُفَاةً عُرَاةً مُشَاةً غُرْلاً

“Sesungguhnya kalian akan menjumpai Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian, berjalan kaki, dan belum dikhitan.” (HR Bukhari no 6043)

Ada juga yang berkendaraan. Namun tidak sedikit yang diseret di atas wajah-wajah mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّكُمْ تُحْشَرُوْنَ رِجَالاً وَرُكْبَانًا وَتُجَرُّوْنَ عَلَى وُجُوْهِكُمْ

“Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) dalam keadaan berjalan, dan (ada juga yang) berkendaraan, serta (ada juga yang) diseret di atas wajah-wajah kalian.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi).

Lantas dalam kondisi miliaran umat manusia yang berada di Padang Mahsyar tersebut, bagaimana kita, umat Islam akan dikenali oleh Allah SWT dan para malaikatnya?

Dikutip dari buku Para Musuh Allah karya Rizem Aizid, terdapat empat cara agar Allah SWT tidak mengabaikan kita pada hari kiamat.

Pertama, tobat. Cara pertama dan paling utama agar setiap Muslim terhindar dari murka Allah SWT dan tidak lagi dicap sebagai musuh-Nya pada hari kiamat adalah dengan bertobat memohon ampunan-Nya.

Menurut kaum sufi, tobat memiliki tiga pengertian. Pertama, meninggalkan segala kemaksiatan dan melakukan kebajikan secara terus-menerus. Kedua, keluar dari kejahatan dan memasuki kebaikan karena takut kepada murka Allah SWT. Dan ketiga, terus-menerus bertobat meskipun sudah merasa tidak berbuat dosa lagi.

Tobat sesungguhnya tidak sebatas mengucapkan kalimat istighfar, karena sebanyak apa pun seseorang mengucapkan kalimat istighfar, kalau setelah itu mengulangi perbuatan dosanya, maka dia belum dikatakan bertobat.

Selain mengucapkan kalimat istighfar, jalan lain yang dapat mengantarkan seseorang ke jalan tobat adalah melakukan shalat sunnah tobat. Shalat sunnah tobat tersebut harus dilakukan dengan kesadaran diri untuk tidak lagi mengulangi perbuatan dosa yang sama ataupun perbuatan dosa yang baru.

Bertobat harus dilakukan sesegera mungkin setelah menyadari perbuatan dosanya, ini merupakan salah satu syarat tobat. Tobat juga harus dilakukan sebelum ajal menjemput karena ketika ajal sudah tiba, maka tobat tersebut akan sia-sia. Allah SWT berfirman tentang pentingnya menyegerakan tobat dalam Alquran:

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

"Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, ‘Sesungguhnya saya bertobat sekarang. Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih." (QS an-Nisa ayat 18).

Kedua, dzikir..

Kedua, dzikir atau mengingat Allah SWT. Adapun cara kedua yang harus dilakukan Muslim agar terbebas dari golongan orang yang dimusuhi Allah SWT pada hari kiamat adalah mengingat-Nya. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengingat Allah SWT adalah melalui dzikir.

Berdzikir dapat dilakukan dengan mengingat kebesaran-Nya, menyebut nama-Nya serta mensyukuri nikmat-Nya. Allah SWT berfirman:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS al-Baqarah ayat 152).

Dalam firman Allah SWT tersebut terdapat perintah ingatlah. Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa mengingat-Nya. Sebagai balasan bagi hamba-Nya yang senantiasa mengingat-Nya, Dia pun akan mengingat hamba-Nya tersebut.

Sedangkan, hamba yang mendapatkan perhatian khusus dari-Nya jelas akan beruntung hidupnya.

Ketiga, jangan pernah tinggalkan Alquran, baca, renungkan, dan amalkan. Membaca Alquran termasuk salah satu bentuk dzikir atau mengingat Allah SWT.

Membaca Alquran juga dapat menjadi bekal bagi setiap Muslim. Karena pada hari kiamat, Alquran akan datang memberikan syafaatnya kepada Muslim yang semasa hidupnya gemar membaca Alquran. Dengan syafaat Alquran, Muslim akan terhindar dari azab Allah SWT.

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: اِقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

Dari Abu Umamah al-Bahili ia berkata, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bacalah Alquran, sebab ia akan datang di hari kiamat kelak sebagai pemberi syafaat kepada pembacanya.” (HR Muslim No 804)

Pada hari kiamat nanti, Allah SWT akan menjadikan pahala membaca Alquran sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, datang memberikan syafaat kepada muslim yang rajin dan istiqamah membaca Alquran.

Rasulullah SAW menjanjikan pahala dan balasan besar bagi mukmin yang senang membaca Alquran. Pahala tersebut berupa ketenteraman hati, ketajaman logika, dan tercerahnya ruhani seorang mukmin.

Keempat, jangan lupa untuk rajin bersedekah. Tentu saja, harta yang digunakan untuk bersedekah haruslah harta yang diperoleh dengan cara halal.

Dengan memperbanyak sedekah, setiap Muslim akan memperoleh dua keuntungan sekaligus. Pertama, terbebas dari golongan orang yang dimusuhi Allah SWT pada hari kiamat. Kedua, memiliki bekal untuk kehidupan di akhirat karena di balik sedekah tersimpan pahala yang melimpah (berlipat-lipat).

مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

"Barang siapa bersedia memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan, Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki); dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan." (QS al-Baqarah ayat 245).

Kelima, sujud...

 

Kelima, sujud. Ternyata seorang Muslim yang banyak bersujud memiliki keutamaan yang besar di hari kiamat kelak. Ini diketahui berdasarkan riwayat hadits yang menjelaskan tentang hal tersebut. Adapun haditsnya sebagai berikut:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ الْمَازِنِيِّ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم-: " مَا مِنْ أُمَّتِي مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَأَنَا أَعْرِفُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ "، فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: وَكَيْفَ تَعْرِفُهُمْ يَا رَسُولَ اللهِ فِي كَثْرَةِ الْخَلَائِقِ؟، قَالَ: " أَرَأَيْتَ لَوْ دَخَلْتَ صُبْرَةً فِيهَا خَيْلٌ دُهْمٌ بُهْمٌ، وَفِيهَا فَرَسٌ أَغَرُّ مُحَجَّلٌ، أَمَا كُنْتَ تَعْرِفُهُ مِنْهَا؟ "، قَالَ: بَلَى، قَالَ: " فَإِنَّ أُمَّتِي يَوْمَئِذٍ غُرٌّ مِنْ السُّجُودِ، مُحَجَّلُونَ مِنْ الْوُضُوءِ "

Diriwayatkan dari Abdillah bin Busr RA, Rasullah SAW bersabda, "Tidak ada seorang pun dari umatku, kecuali aku mengenalnya nanti pada hari Kiamat". Para sahabat bertanya, "Bagaimana engkau mengenal mereka wahai Rasulullah, mereka berada di antara banyak makhluk?"

Beliau menjawab, "Bagaimana pendapatmu jika engkau masuk dalam shirath" di dalamnya terdapat kumpulan kuda berwarna hitam, dan dalam kumpulan itu terdapat seekor kuda yang memiliki ghurrah (warna putih cerah di dahinya) dan muhajjal (berkaki putih), bukankah kamu dapat mengenalinya?" Sahabat itu menjawab, "Ya". Lalu beliau bersabda, "Sungguh, umatku pada hari itu mempunyai wajah yang putih karena sujud, serta anggota wudhu yang putih karena wudhu'". (HR Ahmad)

Makna sujud yang terkandung di dalam hadits tersebut merujuk pada ibadah sholat. Orang yang memperbanyak sujud, yakni sholat, akan menemani Rasulullah SAW di surga.

Seorang sahabat Nabi SAW bernama Rabi'ah bin Ka'b Al-Aslami suatu ketika bermalam di rumah Rasulullah SAW, lalu menghampiri beliau SAW dengan membawa air wudhu. Kemudian Nabi SAW berkata, "Mintalah sesuatu."

Lalu Rabi'ah menjawab, "Aku ingin menemanimu di Surga." Rasulullah bertanya lagi, "Ada permintaan selain itu?" Rabiah mengatakan lagi, "Itu yang aku minta." Nabi Muhammad SAW kemudian bersabda, "Bantulah aku mewujudkan keinginanmu dengan memperbanyak sujud (sholat)." (HR Muslim)

Sujud merupakan momen yang paling dekat dengan Allah SWT, dan di saat itulah waktu terkabulnya doa seorang hamba. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Waktu yang paling dekat antara seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika sujud, maka perbanyaklah doa."

Hendaknya seorang Muslim memperhatikan betul-betul sujud. Sebab Nabi SAW pernah memerintahkan untuk menyempurnakan sujud. Anas bin Malik RA mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sempurnakanlah ruku dan sujud, demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sesungguhnya aku benar-benar melihat kalian dari belakang punggungku, jika kalian ruku dan sujud." (HR Bukhari dan Muslim)   

Infografis Jarak Waktu Tiupan Sangkakala Malaikat Israfil. Ilustrasi kiamat - (Republika.co.id)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler