Hassan Sunny, Kiper Singapura Donatur Muhammadiyah Welfare Home, Dulu Jual Nasi Padang

Hassan Sunny sadar uang yang diperoleh dari penggemar bukan haknya.

AP/Suhaimi Abdullah
Hassan Sunny dari Singapura, ketiga kiri, dan Elkan William Tio Baggott dari Indonesia bersaing memperebutkan bola pada pertandingan sepak bola leg pertama semifinal Piala Suzuki AFF 2020 antara Singapura dan Indonesia di Singapura, Rabu, 22 Desember 2021.
Rep: Thr Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kiper Singapura Hassan Sunny menarik perhatian publik pekan ini.  Pada Selasa, 2 Juli 2024, Hassan mendonasikan 10 ribu dolar Singapura dari uang yang ia terima dari penggemar sepak bola Tiongkok ke Muhammadiyah Welfare Home.

Baca Juga


Ia menyerahkan uang tersebut beberapa pekan setelah menjadi pahlawan sepak bola karena membantu menjaga harapan timnas Tiongkok di Piala Dunia tetap hidup.

Hassan menjadi selebriti di Tiongkok setelah aksi heroiknya di kualifikasi Piala Dunia Singapura-Thailand, dan membantu Tiongkok melaju ke babak final kualifikasi Asia.

Penggemar asal Tiongkok yang bersyukur memadati Dapur Hassan, kedai makan keluarganya di Tampines, dan mentransfer uang ke akun Alipay di kedai tersebut, setelah netizen menyebarkan foto kode QR pembayarannya secara online.

Hassan mengatakan kepada wartawan bahwa dia membuat keputusan untuk menyumbangkan uang tersebut tidak lama setelah pertandingan kualifikasi.

“Saat itulah saya kembali ke Singapura setelah pertandingan Thailand-Singapura di Bangkok,” ujarnya.

"Saya sedih dengan keluarga saya ketika saya menyadari, sebenarnya, ini bukan uang saya. Ini adalah sumbangan dan saya pikir apa yang bisa saya lakukan dengan ini adalah memberikan kembali kepada masyarakat."

Pesepakbola Lions itu enggan membeberkan berapa total penerimaannya. Uang tersebut akan ditambahkan ke penggalangan dana yang diselenggarakan Muhammadiay Welfar Home sebagai bagian dari pesta amal pada akhir Agustus. 

Berikut sosok Hassan

Hassan bin Abdullah Sunny (lahir 2 April 1984) atau lebih dikenal dengan nama Hassan Sunny merupakan penjaga gawang asal Singapura bermain di Liga Utama Singapura untuk klub Lion City Sailors FC sebagai kapten dan penjaga gawang di Timnas Singapura.

Meski sudah berusia empat puluh tahun, Hassan Sunny seperti dikutip laman FIFA tidak memiliki rencana untuk pensiun dalam waktu dekat. 

Tumbuh dikelilingi oleh anggota keluarga yang bekerja di bidang restoran, bintang sepak bola Singapura ini mengambil langkah pertamanya ke dunia kuliner dengan membuka toko nasi padang di kampung halamannya.

Hidangan tersebut, yang terdiri dari nasi kukus dan berbagai lauk kecil, merupakan makanan pokok di Singapura.

Namun jika bukan karena serangkaian peristiwa yang hampir tidak masuk akal di masa kecilnya, Hassan bisa saja menghabiskan 20 tahun lebih di restorannya daripada di lapangan sepak bola.

 

Pengalamannya sebagai penderita asmalah yang memulai serangkaian kompetisi yang kini membuatnya mendapatkan lebih dari 100 caps internasional.

“Ketika saya berusia 13 tahun, saya mengikuti uji coba di klub sebagai gelandang kiri atau sayap kiri, tetapi karena asma saya, saya selalu kesulitan setelah beberapa kali berlari, merasakan serangan panik, dan harus duduk dan beristirahat."

“Pada akhir uji coba, saya tidak terpilih dan mereka memulangkan saya, namun saat keluar, saya melihat bahwa hampir tidak ada orang yang akan duduk sebagai penjaga gawang," ujarnya.

"Jadi saya pikir saya akan mencobanya, tanpa sarung tangan atau apa pun, dan dari sana aku terpilih."

Saat itu Hassan mungkin terpilih, tapi hanya sebagai kiper pilihan ketiga. Namun takdir berkata lain, Hassan muda tampil di turnamen sepak bola yang dimenangkan timnya, mendapatkan kesempatan untuk terbang ke London dan mewakili Singapura di turnamen global.

Di sana ia ditemukan oleh pelatih muda nasional saat itu, Robert Lim, yang mengundang penjaga gawang tersebut ke kamp nasional. Sisanya, seperti kata mereka, adalah sejarah.

Ia menjadi salah satu pemain yang masuk ke Akademi Sepak Bola Nasional Singapura pada tahun 2000. Empat tahun kemudian Hassan melakukan debut internasionalnya untuk Lions, dua bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-20.

Hebatnya setelah usainya ke-40, ia kini masih menjadi penjaga negara dan, seperti yang ia jelaskan, masih memiliki semangat dan semangat yang sama terhadap olahraga ini.

“Saya telah menghadapi lebih banyak titik terendah daripada titik tertinggi dalam karier sepak bola saya, tetapi setiap kali ada peluang untuk menang, itu adalah perasaan yang manis." 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler