Israel Dimusuhi Negara Dunia, Satu Tanda Hari Kiamat dari Alkitab Menurut Tokoh Evengelis

Israel disebut bisa menang perang lawan Hamas, tapi kalah dalam diplomasi global.

AP Photo/Leo Correa
Tentara Israel bergerak di belakang truk dekat perbatasan Israel-Gaza terlihat dari Israel selatan, Senin, 10 Juni 2024.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Israel mendapatkan kecaman dari berbagai negara dunia menyusul serangan barbar ke Jalur Gaza. Serangan yang dilakukan sejak Oktober 2023 ini telah membunuh lebih dari 38 ribu warga Palestina. Beragam spekulasi muncul, termasuk yang mengaitkan serangan Israel tersebut dengan hari kiamat.

Baca Juga


Joel C Rosenberg, analis Timur Tengah dan juga pemimpin Evengelis adalah salah satu yang menyinggung soal hari akhir dalam artikelnya berjudul, "Bible prophecy says the world will turn against Israel in the ‘last days’ – is it happening now?".

Dalam tulisannya, Rosenberg yang tinggal di Yerusalem mengatakan, sebelum tanggal 7 Oktober, masa depan tampak begitu cerah bagi Israel.

"Kami baru saja menandatangani perjanjian perdamaian dan normalisasi Arab-Israel yang keenam," ujarnya dikutip dari laman All Israel. 

"Kami tampaknya berada di jalur yang tepat untuk menandatangani perjanjian ketujuh dengan Arab Saudi."

Ekonomi Israel, kata ia, berkembang pesat. Sektor pariwisata mencapai rekor tertinggi, dan Israel membangun hubungan yang semakin erat dan hangat dengan berbagai negara dan pemerintah di seluruh dunia.

Namun, 7 Oktober dan perang yang terjadi kemudian mengubah segalanya. "Israel kini berada dalam masa tergelapnya sejak Perang Kemerdekaan pada Mei 1948. Dan dunia semakin berbalik melawan kami," katanya.

Memang situasinya, kata ia, telah berubah dari buruk menjadi lebih buruk dalam beberapa minggu terakhir.

"Tetapi pertanyaan besarnya adalah ini: Apakah bangsa Israel hanya mengalami masa-masa sulit dan nasib kita akan segera cerah kembali, atau apakah kita mulai melihat nubuat-nubuat Alkitab terungkap di mana seluruh dunia berbalik melawan Israel dan orang-orang Yahudi di "hari-hari terakhir"?

Rosenberg mengaku telah melakukan perjalanan ke seluruh wilayah di Amerika Serikat selama beberapa pekan. Selama itu, ia berbicara di gereja-gereja dan Konvensi National Religious Broadcasters (NRB). Ia memberikan wawancara kepada berbagai media, dan bertemu dengan sejum pemimpin Injil.

Satu hal menjadi sangat jelas, kata ia, setelah enam bulan berperang melawan Hamas di Jalur Gaza - dan melawan Hizbullah di Lebanon selatan -Israel mungkin menang di medan perang militer. Namun sudah pasti kalah dalam pertempuran hubungan masyarakat global.

 

Afrika Selatan, misalnya, telah mengadili Israel di Pengadilan Kejahatan Internasional di Den Haag. Mereka menuduh negara Yahudi itu melakukan "genosida", dan hanya sedikit negara atau pemimpin dunia yang membela Israel.

Perserikatan Bangsa-Bangsa secara konsisten dan dengan suara yang sangat besar mengutuk Israel.

Presiden Amerika Serikat baru-baru ini menolak untuk memveto salah satu resolusi anti-Israel di Dewan Keamanan PBB, dan menginstruksikan duta besarnya untuk "abstain" dan membiarkan resolusi tersebut disahkan.

Presiden Biden secara terbuka menentang rencana operasi militer Israel di Rafah. Presiden Biden secara terbuka dan berulang kali mengecam cara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bertempur di Gaza dan mempertahankan Israel dari invasi gaya 7 Oktober di masa depan, dengan menyebut operasi dan taktik IDF "melampaui batas."

Sementara itu, negara-negara lain - termasuk Kanada dan Turki - mulai memberlakukan embargo militer dan perdagangan terhadap Israel.

"Dan media global - terutama program berita TV di seluruh dunia - terus menggambarkan Israel sebagai monster yang menghancurkan kehidupan dan rumah-rumah orang tak berdosa di Gaza dan mencoba membuat jutaan orang Palestina kelaparan,'

"Ini adalah hal terburuk yang pernah saya lihat dalam sejarah hidup saya terhadap reputasi global Israel," kata ia menambahkan.

Bahkan jika dibandingkan dengan meletusnya intifada Palestina pertama pada bulan Desember 1987 dan Intifada Kedua pada bulan September 2000. "Menurut perkiraan saya, ini lebih buruk."

Namun, apakah ini bersifat nubuat?

Dalam tulisan-tulisan nabi Ibrani kuno Zakaria, kata ia, ia menemukan contoh lain dari Perjanjian Lama tentang semua bangsa akan berbalik melawan Israel di Akhir Zaman.

Perhatikanlah ayat ini dari Zakharia 12:2-3.

"Beginilah firman Tuhan, yang membentangkan langit, yang meletakkan dasar bumi, dan yang membentuk roh manusia di dalam batin manusia: "Sesungguhnya, Aku akan membuat Yerusalem menjadi cawan yang mengguncangkan segala bangsa di sekitarnya, dan apabila pengepungan itu menimpa Yerusalem, maka pengepungan itu akan menimpa Yehuda. Pada waktu itu Aku akan membuat Yerusalem menjadi batu yang memberatkan bagi semua bangsa; semua orang yang mengangkatnya akan terluka parah. Dan semua bangsa di bumi akan dikumpulkan untuk melawannya."

Menurut Rosenber, mata permusuhan dari semua bangsa di bumi akan tertuju pada Yerusalem.

"Karena Tuhan akan secara supernatural "membuat Yerusalem menjadi cawan yang membuat semua bangsa di sekitarnya terguncang" sehingga semua musuh Israel akan "terluka parah."

Artinya, di akhir zaman, Alkitab menunjukkan bahwa semua pemimpin dunia pada dasarnya akan hadir dengan gagasan bahwa Israel - Yerusalem - adalah masalah yang harus dipecahkan oleh dunia.

"Namun, Allah juga menjelaskan bahwa semua bangsa yang berbalik melawan Israel akan menghadapi Penghakiman Ilahi dan 'terluka parah'," katanya.

Rosenberg bertanya-tanya, "sudahkah kita sampai pada titik nubuat dalam sejarah di mana seluruh dunia berbalik melawan Israel?"

"Sudahkah kita sampai pada titik nubuat dalam sejarah di mana seluruh dunia berbalik melawan Israel dan orang-orang Yahudi?

Menurutnya, tidak atau belum. Tetapi itulah yang sedang menjadi tren saat ini.

Perang nubuat berikutnya bukanlah Harmagedon. Itu terjadi selama apa yang disebut Perjanjian Lama sebagai minggu ke-7 atau apa yang disebut Perjanjian Baru sebagai "Kesengsaraan" atau "Kesengsaraan Besar"

Perang nubuat berikutnya adalah Perang Gog dan Magog, seperti yang digambarkan dalam Yehezkiel 38 dan 39.

"Akankah nubuat-nubuat itu segera terjadi, apalagi dalam hidup kita? Tidak ada yang tahu kecuali Tuhan sendiri. Tetapi mereka bisa saja terjadi."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler