Ceramah Mama Ghufron Dinilai tak Masuk Akal tapi Undang Jamaah, Apa Sebabnya?

MUI menilai ceramah Mama Gufron tidak berdasar.

Dok. Republika
Ghufron Al-Bantani
Rep: Fuji Eka Permana Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pakar Sosiologi Agama  Prof Mohammad Baharun mengatakan, masyarakat Indonesia masih percaya hal-hal unik yang tidak rasional atau tidak masuk akal. Hal tersebut disampaikan Baharun setelah melihat fenomena Mama Ghufron yang ceramahnya tidak masuk akal tapi banyak jamaahnya.

Dalam video yang beredar, Abdul Ghufron Al Bantani atau yang biasa disebut Mama Ghufron dalam ceramah kontroversinya selalu saja dihadiri jamaah. Berdasarkan suara dan visual dalam beberapa video yang beredar, jamaah yang mendengarkan ceramah Ghufron cukup banyak.

Padahal, menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis, perkataan Gufron banyak yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, dan cenderung tidak berdasar.

Dalam pandangan Prof Baharun, fenomena  yang marak akhir-akhir ini, seperti Mama Gufron yang mengaku-ngaku bisa video call dengan Malaikat Maut dan sebagainya itu mungkin masih terus berlaku di Nusantara.

Baca Juga


Putra Habib Hasan Baharun, Prof Mohammad Baharun bersama Pemda Bondowoso, meresmikan jalan Habib Hasan Baharun di Bondowoso Jawa Timur - (dok web)


"Karena masyarakat kita (di Indonesia) yang paternalistik ini masih percaya yang unik-unik seperti itu mesti tak rasional dan tak ada dasarnya dalam agama," kata Prof Baharun kepada Republika, Kamis (11/7/2024)

Baharun mengatakan, Nusantara jadi ladang yang subur bagi orang-orang yang nyeleneh. Sementara yang berakal sehat kurang memberikan pencerahan kepada umatnya.

Menurut Baharun, ketika kondisi sosial yang karut marut terjadi, hadirnya keunikan-keunikan itu tidak mustahil dimanfaatkan atau sengaja dibuat untuk mengalihkan isu-isu besar yang menimpa bangsa dan negara Indonesia. Dia mencontohkan, kasus-kasus mega korupsi, pelanggaran etika oleh elit politik, bocornya pusat data negara dan lain sebagainya.

"Karena itu menurut saya, peran ulama dan cendekiawan harus terus dioptimalkan mencerahkan umat dan masyarakat dari atraksi-atraksi sosial di luar kewarasan itu," ujar Prof Baharun.


Kiai Cholil Nafis mengatakan, MUI setelah mengamati perkembangan di media tentang kontroversi seputar Mama Gufron. Menurut dia, perkataan Ghufron tidak tepat dan tidak benar.

"Oleh karena itu majelis ulama mengatakan banyak hal yang tidak sesuai dengan ajaran-ajaran Islam, (Gufron menjelaskan) bagaimana video call dengan Malaikat Maut, penjaga neraka dan seterusnya, tidak sesuai dengan ajaran Islam bahkan cenderung barangkali tak berdasar," ujar Kiai Cholil Nafis dalam saluran Youtube Cholil Nafis Official, Rabu (10/7/2024)

Karena itu, Kiai Cholil Nafis mengatakan, MUI sedang meminta kepada komisi pengkajian untuk mengkaji tentang siapa Gufron. Kemudian dari mana dan apa sebenarnya keyakinan serta ajarannya. Karena khawatir masyarakat terbawa oleh ucapan-ucapan Gufron yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

"Kita ingin menjaga umat jangan sampai terbawa dengan ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam," kata Kiai Cholil Nafis.

Kiai Cholil Nafis menambahkan, MUI ingin menjaga kondusifitas, jangan sampai ada penyimpangan-penyimpangan di dalam ajaran Islam dan membuat keresahan di tengah masyarakat. Insya Allah, akan terus MUI tangani dengan cara dibina dan diluruskan pemahaman Gufron.

"Kita juga akan gali tentang sejauh mana ajarannya (Gufron), untuk kita selesaikan dengan cara dakwah maupun dengan cara ketetapan hukum yang akan kita sampaikan kepada masyarakat," ujar Kiai Cholil Nafis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler