Niat Puasa Tasua dan Asyura, Besok NU Puasa Tasua Sedangkan Muhammadiyah Asyura
Puasa Tasua Asyura mempunyai sejumlah keutamaan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Merujuk pada jadwal puasa Tasua dan Asyura versi pemerintah, Muhammadiyah, dan NU maka akan didapati sebagai berikut.
Puasa sunnah di Muharram versi Pemerintah-Muhammadiyah:
1.Puasa 1-8 Muharram dapat dilaksanakan pada 7-14 Juli 2024
2. Puasa Tasua 9 Muharram dilaksanakan pada 15 Juli 2024
3. Puasa Asyura 10 Muharram dilaksanakan pada 16 Juli 2024
4. Puasa Ayyamul Bidh dilaksanakan pada 19-21 Juli 2024
Puasa sunnah di Muharram versi NU:
1.Puasa 1-8 Muharram dapat dilaksanakan pada 8-15 Juli 2024
2. Puasa Tasua 9 Muharram dilaksanakan pada 16 Juli 2024
3. Puasa Asyura 10 Muharram dilaksanakan pada 17 Juli 2024
4. Puasa Ayyamul Bidh dilaksanakan pada 20-22 Juli 2024
Di antara, rukun kesempurnaan berpuasa adalah niat. Berikut ini niat Puasa Tasua dan Asyura:
Niat Puasa Tasu'a dan Asyura
Lafal niat puasa sunnah Tasua adalah sebagaimana berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ.
“Aku berniat puasa sunnah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT.”
Sedangkan niat puasa sunnah Asyura adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ
“Aku berniat puasa sunnah Asyura esok hari karena Allah SWT.”
Jika niatnya dilakukan pada saat siang hari, sebelum tergelincirnya matahari maka lafalnya sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء أو عَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â awil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ
“Aku berniat puasa sunnah Tasu’a atau Asyura hari ini karena Allah SWT.”
Selanjutnya...
Puasa sunnah pada Muharram memiliki banyak keutamaan. Berdasarkan hadits nabi, puasa di bulan Muharram adalah paling utama setelah puasa Ramadhan.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَىُّ الصَّلاَةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ وَأَىُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ؟ فَقَالَ :« أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلاَةُ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ ، وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صَوْمُ الْمُحَرَّمُ ». رَوَاهُ مُسْلِمٌ فِى الصَّحِيحِ عَنْ زُهَيْرِ بْنِ حَرْبٍ عَنْ جَرِيرٍ .
"Dari sahabat Abu Hurairah ra. Dia berkata, Rasulullah Saw ditanya, Shalat apa yang paling utama setelah sholat maktubah? Dan puasa apa yang paling utama seletah puasa Ramadhan? Lalu beliau menjawab, sholat yang paling utama setelah sholat maktubah ialah sholat di tengah malam dan puasa yang paling utama setelah puasa di Ramadhan ialah puasa di bulan Muharram." (HR Muslim).
Selain itu, orang yang berpuasa satu hari pada Muharram, pahalanya sama dengan bepuasa 30 hari.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلاثُونَ يَوْمًا
"Dari Ibnu Abbas, dia berkata, Rasulullah Saw bersabda dan barang siapa yang berpuasa satu hari di bulan Muharam, dia akan mendapat dari setiap harinya dengan pahala yang sebanding dengan 30 hari."
Dalil puasa 10 Muharram disebutkan dalam sejumlah hadits, salah satunya yang diriwayatkan dalam shahih Bukhari dari Ibnu Abbas RA:
قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ فَرَأَى اليَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «مَا هَذَا؟»، قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ: «فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ»، فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Artinya: “Nabi Muhammad ﷺ datang ke kota Madinah. Beliau kemudian melihat orang Yahudi puasa pada hari Asyura’. Lalu Rasul bertanya ‘Ada kegiatan apa ini?’ Para sahabat menjawab ‘Hari ini adalah hari baik yaitu hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka kemudian Nabi Musa melakukan puasa atas tersebut.’ Rasul lalu mengatakan ‘Saya lebih berhak dengan Musa daripada kalian’. Nabi kemudian berpuasa untuk Asyura’ tersebut dan menyuruh pada sahabat menjalankannya.” (HR Bukhari: 2004)
Dalam buku "Dakwah Kreatif: Muharam, Maulid Nabi, Rajab, dan Sya'ban" karya Hj Udji Asiyah dijelaskan, Rasulullah SAW juga menyampaikan tentang puasa Asyura (tanggal 10 Muharam) bahwa:
يُكَفِِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ Artinya: "Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu." (HR Muslim no 1.162)
Selanjutnya...
Disunnahkan pula untuk menambah puasa Asyura dengan puasa pada hari sebelumnya, yaitu 9 Muharam yang dikenal dengan hari Tasua. Ini dianjurkan untuk membedakan kebiasaan puasanya Yahudi.
عن عَبْدِ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُا حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata, "Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa padanya, mereka menyampaikan, Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari itu adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi! Lalu Beliau SAW bersabda, 'Kalau begitu, pada tahun depan insyaAllah kita berpuasa pada hari kesembilan'. Dan belum tiba tahun yang akan datang, Nabi SAW sudah wafat." (HR Muslim no 1.916).