Mama Ghufron Pimpinan Pesantren Nusantara Uniq Nusantara Minta Maaf

Mama Ghufron membuat kontroversi di hadapan publik dengan ajarannya

Dok Istimewa
Mama Ghufron minta maaf. Dia membuat kontroversi di hadapan publik dengan ajarannya
Rep: Fuji E Permana, Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Abdul Ghufron Al Bantani yang biasa disebut Mama Ghufron mengunggah video permintaan maaf melalui akun Youtube Ponpes Uniq Nusantara pada Rabu (17/7/2024).

Baca Juga


Sebagaimana diketahui, sebelumnya banyak potongan video terkait Ghufron yang viral, lantaran Ghufron mengaku bisa video call dengan malaikat, bertemu Nabi Khidir Alaihissalam dan lain sebagainya. Berikut ini permintaan maaf Ghufron yang disampaikannya secara langsung.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera. Salam rahayu. Salam budaya. Salam lintas agama. Salam Indonesia. Salam Nusantara. Salam Pancasila. Salam merah putih. Salam NKRI."

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah wa syukurillah."

"Saya dari pondok pesantren Unik Nusantara Pancasila mohon maaf yang sebesar-besarnya atas viralnya framing video pondok pesantren Uniq Nusantara Pancasila dari Sabang sampai Merauke mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan dijelaskan oleh Ustaz Ubad Amirullah," kata Ghufron.

Kemudian Amirullah melanjutkan ucapan permohonan maaf tersebut.

"Bismillahirohmanirohim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam rahayu salam Pancasila."

"Saya atas nama ponpes Uniq Nusantara Pancasila, Muhammad Abdul Ghufron mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke atas banyaknya framing video yang beredar di media sosial."

"Yang jelas pondok pesantren Uniq Nusantara Pancasila saya ajarkan dengan ajaran yang berakidah Ahlussunnah Wal Jamaah Asy'ariyah Maturidiyah dan mencintai Pancasila NKRI harga mati."

"Memberi motivasi kepada para santri dan jamaah agar bersungguh-sungguh dalam belajar agama dan mempunyai jiwa yang agamis dan nasionalis demi menjaga kemurnian kitab kuning serta merawat marwah nilai Pancasila serta kerukunan persatuan dan kesatuan."

"Malang, 17 Juli 2024 pengasuh ponpes Uniq Nusantara Pancasila, Kiai Haji Muhammad Abdul Ghufron al-Bantani, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam Pancasila."

Demikian video permintaan maaf yang diunggah akun Youtube Ponpes Uniq Nusantara. Dalam video tersebut, Ghufron duduk di tengah dan didampingi tiga orang berpeci yang berdiri di belakang Ghufron. Ghufron menyampaikan maaf dan dilanjutkan permintaan maaf tersebut oleh orang yang berdiri di belakang Ghufron. 

Tidak hanya...

Tidak hanya Ghufron Al-Bantani yang membuat polemik dan kontroversi. Belakangan beredar viral, video yang disebut adalah putra Ghufron, Mujib, yang tak terima dengan langkah Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk pengkajian dan pendalaman.

Dalam video tersebut yang diambil dari properti Pesantren Uniq, didapati pernyataan Mujib sebagai berikut:

"Kamu MUI kalo menyatakan kamu dalam syariat, Uniq di luar syariat. OK. Kamu dalam syariat, tapi kamu tapi ulat yang nyata. Kau framing jangan sampai anak-anak masuk pondok Uniq katanya, berarti kalau ikut MUI bahaya merobohkan Pancasila, lawan MUI, goblok sia, ketahuan kamu membela al yamani, kamu membela al habib Yahudi, kamu membela orang-orang yang merongrong NKRI, goblok.

Saya singgung Nabi Ibrahim, apa katanya? Langsung justice memosikan bahwa Abuya sebagai nabi, goblok sia. Kalau saya balik, berarti MUI menutup Alquran. Betul? Gimana kalau kita baca Alquran tentang Nabi Ibrahim katanya memposisikan sebagai Nabi. Goblok.

MUI dengeken. Sekarang MUI bilang gini terus, sampai presenter diframing didoktrin katanya bahasa hewan ga ada. Hei! Goblok sia. Quran menyatakan Nabi Sulaiman berbicara dengan semut, itu artinya apa? Goblok sia. Abuya itu halus, mengutarakan bicara dengan semut. Siwiwititit. (sambil tertawa). Itu maksudnya apa? Biar kamu punya rasa. Goblok sia.”   

 

Ghufron al-Bantani...

Ghufron Al-Bantani yang kini populer dengan sebutan Mama Ghufron membuat heboh publik.

Tak hanya itu, tokoh bernama asli Iyus Sugiman ini berbicara dengan kata-kata campuran antara bahasa Arab sepotong-potong, dan kata-kata yang tidak bisa dimengerti. Berikut ini cuplikannya:

“Ada yang memancing bagaimana mengarang kitab 500 kitab? Saya harus dipamerkan? Sorry, kalam itu, maqal Inna kalima kitab fa alayya qum, fa qal alaihi Inna kalimat ummat fi Inna kalima fimallah, la syaddi inn kalima Makkah Madinah, la qola Inna rahmatan ya Rasulullah SAW, ma qol Inna romatan sahabat, sayyidina Ali, Umar, Utsman Abu Bakar, la qola Inna kalima fi mallah, subhanallah, ma qola Inna romatan Indonesia, ma faqola Inna rohmatan, wa maqola Inna rohmatan Islam, Indonesia, ma hama Qol. Asyidi Inna kalima fimallah, naam, Inna lakalla Indonesia, ma qol Inna rohmatan kitab, ma qola Inna rohmatan Quran, fa, di inbaqola Indonesia, fa, faqola inna, asyidda inna kalima fimallah, al humaka li nnala ma ummati, fi innal kalima fi mallah.”

BACA JUGA: The Story of Samson in Islam

Belakangan, Mama Ghufron muncul dalam video viral, mengaku dirinya pernah melakukan video call dengan malaikat maut. Kejadian ini pun memicu respons Majelis Ulama Indonesia.

Dikutip dari laman resmi MUIDigital, MUI tengah melakukan pengkajian lebih lanjut terkait ajaran yang dibawa oleh Mama Ghufron.

Pernyataan di atas disampaikan oleh Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH M Cholil Nafis. Dia menyebut, MUI masih terus mengamati perkembangan berita di media terkait Mama Ghufron.

“Ada statement yang menyatakan video call dengan malaikat maut. Gimana caranya? Di sini sudah tidak berdasar sama sekali apa yang diucapkan,” kata Kiai Cholil di Jakarta, Selasa (9/7/2024).

Antusiasme warganet yang tidak terbendung merespons video viral ini, Ketua MUI Bidang Dakwah di sisi lain merasa khawatir masyarakat akan terbawa oleh ucapan-ucapan yang disampaikan Mama Ghufron.

Oleh karena itu, MUI melalui Komisi Pengkajian dan Penelitian turut menindaklanjuti guna menemukan temuan-temuan lainnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan MUI, Prof Utang Ranuwijaya menyampaikan telah berkomunikasi dengan MUI Kabupaten Malang merespons kasus tersebut. Pasalnya, telah banyak pertanyaan dari masyarakat terkait Mama Ghufron.

“Hadirnya seorang yang sangat kontroversial yang sangat meresahkan masyarakat. MUI Malang juga telah berupaya untuk bertemu dengan Mama Ghufron, tapi yang bersangkutan tidak menghadiri undangan tersebut,” terang Prof Utang.

Mangkirnya dari...

Mangkirnya dari undangan MUI Malang tersebut, Prof Utang menyampaikan hal ini menjadi framing bahwa yang bersangkutan seperti tidak ada masalah dengan MUI. Namun demikian, dia dan tim masih terus berkoordinasi dengan MUI daerah untuk mencari penyelesaiannya.

Upaya tersebut dilakukan sebagai langkah agar media sosial tidak memberikan dampak negatif terhadap pemahaman keagamaan yang salah. Tentunya statement “video call dengan Malaikat Maut” adalah tidak tepat dan meresahkan baik di dunia maya ataupun dunia nyata.

Menyambung pernyataan dari Prof Utang, Kiai Cholil juga menambahkan MUI tetap berkomitmen untuk menjaga umat dari penyimpangan akidah. Jangan sampai ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam menyebarluas.

“Insya Allah terus akan kita tangani dengan cara dibina dan diluruskan pemahamannya. Kita akan gali sejauh mana ajaran-ajarannya. Kita selesaikan dengan cara dakwah maupun dengan menempuh jalur hukum,” kata dia.

Siapa Mama Ghufron?

Dikutip dari sejumlah sumber, Abuya Ghufron, begitu akrab disapa, mengklaim dirinya pernah belajar dengan guru dari Nusantara hingga guru-guru yang berasal dari Makkah, Madinah, Mesir, Baghdad, dan China. 

Di antara guru Nusantara dari sosok yang mengaku pernah berkhalwat di Makam Syekh Abdul Qadir al-Jalani selama 40 hari itu adalah KH Hasan Amin atau lebih akrab di sapa Abuya Mama Armin Banten, KH Ahmad Syadzili atau akrab disapa Mama Cikisik Tasikmalaya, KH Abdulloh Haq Nuh (Aang Nuh) Cianjur, KH Zain Abdus Somad (Aang Baden) Cianjur, KH Abdul Karim (Mbah Makarim) Boyolali.

Selain itu, dia juga berguru dengan KH Shiroj (Mbah Shiroj) Panularan Kertosuro, KH Dalhar Watu Congol Magelang, KH Mukhlis Batu Ampar Madura, KH Arwani Kudus, KH Abdul Hamid Abdullah Pasuruan.

Dan juga pernah berguru dengan KH Abdullah Azza (Pak Azza) Lamongan, KH Mbah Juned Ngimbang Lamongan, KH Ahmad Khudlori (Mbah Dlori) Gresik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler