Gunung Gede Pangrango Nol Derajat Celcius dan Diselimuti Es, Ini Penjelasan Ahli ITB

Fenemona embun es di sejumlah pegunungan di Jawa Barat juga pernah terjadi pada 2019.

BTN GN Gede Pangrango
Puncak Gunung Gede
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dosen Meteorologi Institut Tekonologi Bandung (ITB) Muhammad Rais Abdillah memberikan penjelasan terkait kondisi suhu di Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat yang sempat mencapai 0 derajat celcius. Ia menilai kondisi tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kondisi awan, angin dan kelembapan.

Baca Juga


"Secara umum saya jelaskan suhu dingin di berbagai tempat di musim kemarau di pagi hari ini fenomena umum," ucap Kepala prodi Meteorologi ITB saat dihubungi, Senin (22/7/2024).

Pada 2019, Rais mencontohkan di sejumlah pegunungan di Jawa Barat muncul fenomena embun es. Di bulan Juni, Juli, Agustus hingga September, ia mengatakan rata-rata mudah terjadi kondisi dingin.

Penyebab terjadi pendinginan, Rais mengatakan panas matahari masuk ke permukaan bumi lalu pada malam hari melepas panas tersebut. Proses pendinginan terjadi hingga pukul 06.00 WIB.

"Masalahnya yang membuat efektif pendinginan, di musim kemarau sangat mudah pendinginan karena sedikit awan," kata Rais.

Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi hari tertentu lebih dingin dibandingkan hari lainnya karena faktor angin dan kelembapan. Apabila tidak ada angin, maka membuat cuaca tenang sehingga dini hari dingin.

"Angin sebagai pengaduk udara, udara panas di atas dan di bawah udara dingin. Ketika gak ada angin udara dingin lebih berat di bawah nempel di permukaan dingin," kata Rais.

Terakhir, ia mengatakan kondisi yang mempengaruhi terhadap cuaca lebih dingin atau tidak yaitu kelembapan. Apabila banyak uap air maka cenderung hangat dan sebaliknya apabila tidak ada akan dingin.

"Khusus Gunung Pangrango gak ada sensor tapi dilihat citra satelit memang kemungkinan cerah efektif sekali pendinginan," kata dia.

Terkait pengaruh angin dari Australia yang membuat wilayah Indonesia dingin, ia mengatakan tidak terlalu berpengaruh. Sebab Australia dan Indonesia masih berada di wilayah tropis dan melewati lautan yang cenderung hangat.

 


Seusai Kebakaran Kawasan Wisata Gunung Bromo - (Infografis Republika)

Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, pada akhir pekan lalu mencatat kawasan alun-alun Suryakancana membeku akibat suhu udara yang menurun tajam terutama pagi hari. Sehingga, pendaki harus berhati-hati dan mengenakan perlengkapan sesuai standar agar tidak mengalami hipotermia.

Humas Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) Deni saat dihubungi Kamis (18/7/2024), mengatakan suhu udara mengalami penurunan sejak beberapa terakhir, bahkan hal yang sama dapat dirasakan di kawasan pintu masuk pendakian Cibodas dan Gunung Putri.

"Suhu di kawasan Alun-alu Suryakancana sempat dilaporkan sampai 0 derajat saat pagi hari, penurunan suhu terjadi lebih dingin dibandingkan biasanya, untuk pastinya kami masih menunggu laporan petugas," kata Deni.

Seiring penurunan suhu tersebut, pihaknya meminta pendaki untuk ekstra hati-hati dalam melakukan aktivitas pendakian, patuhi aturan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku serta mematuhi anjuran petugas di pintu masuk pendakian.

Setiap pendaki diminta untuk mempersiapkan diri dengan matang termasuk kesehatan fisik, teknis dan perlengkapan yang dibutuhkan dipastikan sesuai standar keselamatan agar terhindar dari hipotermia karena suhu dingin.

"Kami juga menempatkan petugas di sepanjang jalur pendakian hingga Alun-alun Suryakancana, guna memastikan pendakian masih dapat dilakukan serta mengimbau pendaki menggunakan peralatan terutama pakaian yang dapat menghangatkan tubuh," katanya.

Sementara membekunya kawasan Alun-alun Surakancana Gunung Gede, sempat dibagikan sejumlah pendaki di akun media sosialnya seperti yang disiarkan pendaki asal Bogor Muhammad Fikri, di mana saat pagi dan malam hari tenda yang ditempatinya diselimuti es.

Bahkan saat pagi hari, ungkap dia, rerumputan di kawasan tersebut dipenuhi embun yang membeku akibat suhu udara yang turun drastis sedangkan pada malam hari suhu lebih dingin sehingga dia dan sejumlah rekannya terpaksa menggunakan jaket rangkap dua.

"Biasanya tidak sedingin ini, saat malam hari lebih dingin, ketika pagi di atas tenda tertutup es termasuk di rerumputan, es tersebut baru mencair menjelang siang," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler