Ternyata Gunung Bisa Murka, Ini Penjelasannya Dalam Alquran
Gunung Gede dan Pangrango merupakan tanda kebesaran Allah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran menerangkan bahwa benda hidup dan mati yang ada langit dan bumi semuanya bertasbih kepada Allah SWT dengan caranya masing-masing. Termasuk gunung-gunung yang ada di bumi ikut bertasbih kepada Allah SWT.
Dalam Alquran dijelaskan juga bahwa gunung bisa murka terhadap manusia meski tidak memiliki akal. Hal ini dijelaskan dalam Firman Allah SWT dan tafsirnya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
تَكَادُ السَّمٰوٰتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْاَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا ۙ
Takādus-samāwātu yatafaṭṭarna minhu wa tansyaqqul-arḍu wa takhirrul-jibālu haddā(n).
Karena ucapan itu, hampir saja langit pecah, bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh berkeping-keping. (QS Maryam Ayat 90)
Tafsir dari Surat Maryam Ayat 90 adalah jika bumi, langit dan gunung-gunung dapat mendengar dan memahami ucapan orang-orang kafir itu, meskipun ia tidak diberi akal dan pikiran oleh Allah, maka langit, bumi dan gunung-gunung yang besar itu akan terguncang dengan dahsyatnya karena terkejut dan mungkin akan menjadi hancur lebur, karena tidak dapat menerima ucapan yang sangat berat tanggung jawabnya, dan sangat menghina serta merendahkan martabat Penciptanya (yakni Allah SWT).
Untunglah bumi langit dan gunung-gunung itu tidak dapat mendengar apalagi memahami ucapan orang-orang kafir yang sangat keliru itu. Ini adalah bantahan yang sangat keras terhadap orang-orang kafir itu, bila mereka menggunakan akal yang dianugerahkan Allah kepada mereka, tentulah mereka tidak akan mengucapkan kata-kata seperti itu. (Tafsir Kementerian Agama)
Ayat-ayat sebelumnya menjelaskan sikap orang kafir yang sangat keterlaluan yang bisa membuat bumi, langit dan gunung murka.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمٰنُ وَلَدًا ۗ
Mereka berkata, “(Allah) Yang Maha Pengasih telah mengangkat anak.” (QS Maryam Ayat 88)
Mereka, kaum Yahudi, Nasrani, dan sebagian masyarakat Arab, berkata, “Tuhan Yang Maha Pengasih mempunyai anak,” yaitu ‘Uzair dalam kepercayaan Yahudi. Isa dalam anggapan umat Nasrani, dan malaikat dalam keyakinan sebagain masyarakat Arab. (Tafsir Ringkas Kemenag)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْـًٔا اِدًّا ۙ
Sungguh, kamu benar-benar telah membawa sesuatu yang sangat mungkar. (QS Maryam Ayat 89)
Wahai orang kafir yang berkeyakinan demikian, sadarlah bahwa sesungguhnya kamu telah membawa sesuatu yang sangat mungkar dan bertentangan dengan akal sehat dan hati nurani. (Tafsir Ringkas Kemenag)
Lihat halaman berikutnya >>>
Pada dua ayat tersebut, Allah menegaskan bahwa orang-orang yang mengatakan bahwa Allah mempunyai anak baik mereka itu dari kaum musyrik Makkah, orang Yahudi, orang Nasrani maupun penganut agama lain, adalah orang-orang yang sesat karena telah mengucapkan ucapan yang sangat tidak menyenangkan dan telah mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah.
Perkataan itu sangat mungkar, tidak dapat diterima oleh akal dan sangat bertentangan dengan sifat-sifat Allah Yang Maha Esa, Maha Pencipta, Maha Kuasa dan Maha Perkasa. Allah sangat murka terhadap mereka karena kelancangan mulut mereka merendahkan martabat Yang Maha Tinggi seakan-akan Allah disamakan dengan manusia dan makhluk-makhluk-Nya yang lain yang membutuhkan keturunan yang akan melanjutkan kelangsungan eksistensinya di kemudian hari dan yang akan menolong membantunya di kala ia telah menjadi lemah tak berdaya.
Padahal Dia-lah Yang Hidup Kekal, senantiasa berdiri sendiri tidak memerlukan pertolongan atau bantuan dari selain-Nya