Ini Hasil Kesepakatan Rekonsiliasi 14 Faksi Palestina di China

China sangat menantikan hari ketika faksi-faksi Palestina mencapai rekonsiliasi

Antara/Desca Lidya Natalia
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning kepada media di Beijing pada Selasa (28/5/2024).
Rep: Kamran Dikarma Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Pemerintah China telah berhasil menjadi mediator bagi 14 faksi Palestina, termasuk Hamas dan Fatah, untuk menandatangi 'Beijing Declaration'. Deklarasi ini merupakan sebuah perjanjian rekonsiliasi nasional Palestina. Deklarasi itu diteken setelah perwakilan masing-masing faksi bertemu dan melakukan perundingan selama tiga hari di Beijing. 

Baca Juga


"Atas undangan China, perwakilan senior dari 14 faksi Palestina mengadakan pembicaraan rekonsiliasi di Beijing dari tanggal 21 hingga 23 Juli. Pagi ini, Anggota Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis Cina dan Menteri Luar Negeri Wang Yi hadir dan memberikan pidato pada sesi penutupan pembicaraan tersebut. Faksi-faksi Palestina menandatangani Deklarasi Beijing untuk mengakhiri perpecahan dan memperkuat persatuan nasional Palestina,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Mao Ning dalam pengarahan pers, Selasa (23/7/2024).
 
Dia menambahkan, ini merupakan pertama kalinya seluruh 14 faksi Palestina berkumpul dan mengadakan pembicaraan di Beijing. Hal tersebut membawa harapan berharga bagi rakyat Palestina. Mao mengungkapkan, dalam Deklarasi Beijing, para faksi Palestina mengapresiasi upaya tulus Cina dalam mendukung hak-hak rakyat Palestina. 
 
Selain itu, deklarasi turut memuat seruan untuk mengakhiri perpecahan dan mewujudkan kesatuan posisi di antara faksi-faksi Palestina. “Berdasarkan deklarasi tersebut, para pihak percaya bahwa perundingan di Beijing menunjukkan semangat positif dan konstruktif, serta setuju mewujudkan persatuan nasional di antara semua faksi di bawah kerangka Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), satu-satunya perwakilan sah rakyat Palestina,” ucap Mao Ning.
 
Deklarasi juga menegaskan kembali komitmen mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya, sesuai resolusi-resolusi PBB yang relevan. “Para pihak siap, sejalan dengan konsensus faksi-faksi Palestina dan hukum dasar Palestina yang ada, membentuk pemerintahan rekonsiliasi nasional sementara, melaksanakan rekonstruksi di Gaza dan mempersiapkan serta menyelenggarakan pemilihan umum sesegera mungkin sesuai dengan undang-undang yang diadopsi,” kata Mao. 
 
Mao menambahkan, dalam Deklarasi Beijing, semua faksi Palestina menekankan perlunya mengambil langkah-langkah praktis untuk membentuk dewan nasional Palestina yang baru, sejalan dengan undang-undang pemilu yang diadopsi.
 
Selain itu, ke-14 faksi Palestina sepakat mengaktifkan kerangka Kepemimpinan Terpadu sementara yang akan berfungsi secara institusional, dan Bersama-sama melaksanakan pengambilan Keputusan politik. 
 
“Para pihak sepakat untuk membentuk mekanisme kolektif untuk sepenuhnya menerapkan ketentuan-ketentuan deklarasi dan membuat jadwal untuk proses implementasi,” ujar Mao.
 
Dia mengatakan, China sangat menantikan hari ketika faksi-faksi Palestina mencapai rekonsiliasi internal, kemudian mewujudkan persatuan nasional dan negara merdeka sedini mungkin. “Kami akan terus bekerja tanpa henti untuk mencapai tujuan ini dengan pihak-pihak terkait,” ucapnya.
 
 

 
Pada April lalu, perwakilan dua faksi terbesar di Palestina, Fatah dan Hamas, melangsungkan pertemuan di Beijing, Cina. Negeri Tirai Bambu mengundang mereka untuk membahas tentang rekonsiliasi nasional Palestina.
  
“Atas undangan pihak Cina, perwakilan Gerakan Pembebasan Nasional Palestina (Fatah) dan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) baru-baru ini datang ke Beijing untuk melakukan dialog yang mendalam dan jujur tentang mempromosikan rekonsiliasi Palestina,” ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Lin Jian dalam pengarahan pers pada 30 April 2024 lalu.
  
Meski tak menyinggung secara spesifik kapan pertemuan Fatah-Hamas berlangsung di Beijing, Lin mengatakan pertemuan dua faksi besar Palestina tersebut berlangsung positif.
 
“Kedua belah pihak sepenuhnya menyatakan keinginan politik mereka untuk mewujudkan rekonsiliasi melalui dialog dan konsultasi, melakukan diskusi mengenai banyak isu spesifik, dan mencapai kemajuan yang menggembirakan. Mereka sepakat untuk melanjutkan proses dialog ini guna mencapai solidaritas dan persatuan Palestina sejak dini,” katanya.
 
Menurut Lin, baik Fatah dan Hamas sama-sama menghargai dukungan Cina terhadap Palestina. “Mereka (Fatah-Hamas) sangat menghargai dukungan tegas Cina terhadap perjuangan adil rakyat Palestina dalam memulihkan hak-hak nasional mereka yang sah, berterima kasih kepada pihak Cina atas upayanya membantu memperkuat persatuan internal Palestina, dan mencapai kesepakatan mengenai gagasan untuk dialog di masa depan,” ujarnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler