Bank Dunia Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Bank Dunia apresiasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil di atas 5 persen.

ANTARA/Dhemas Reviyanto
Bank Dunia mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dapat terjaga stabil di atas 5 persen dengan tingkat inflasi rendah. (ilustrasi)
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dapat terjaga stabil di atas 5 persen dengan tingkat inflasi rendah. Apresiasi itu disampaikan Managing Director Bank Dunia Anna Bjerde dalam pertemuannya dengan Presiden RI Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (25/7/224), sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Baca Juga


"Tadi Bapak Presiden menerima Managing Director dari World Bank Ibu Anna, didampingi oleh World Bank Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, World Bank mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil di atas 5 persen dan dengan tingkat inflasi yang rendah," ujar Airlangga.

Bank Dunia menyatakan pertumbuhan ekonomi global tahun ini sekitar 2,6 sampai dengan 2,7 persen. Dan diperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun depan hanya berkisar 4,8 persen.

"Namun pertumbuhan Indonesia tidak termasuk yang rendah. Jadi pertumbuhan Indonesia tetap sekitar 5 persen. Nah, oleh karena itu, World Bank juga mengapresiasi program-program yang dilakukan oleh pemerintah," kata Airlangga.

Menurutnya, Bank Dunia mengapresiasi antara lain program-program pengurangan kemiskinan dan juga program-program yang terkait dengan infrastruktur untuk pertanian, termasuk dengan irigasi. "Tadi delegasi World Bank dari Lombok melihat bagaimana pendapatan petani meningkat dan juga irigasi berjalan dengan baik. Kemudian juga hasil dari pada pertanian mendongkrak nilai tukar petani," jelasnya.

Bank Dunia juga mengapresiasi program pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan oleh Indonesia. Menurut Airlangga, pada kesempatan itu Presiden Joko Widodo menyampaikan terjadi penurunan stunting rate dari 37 persen ke 21 persen, serta penurunan kemiskinan ekstrim dari 6,2 persen menjadi 0,8 persen.

Presiden juga bercerita mengenai program dana desa, di mana dana desa yang sebesar Rp 71 triliun digunakan untuk berbagai kegiatan di pedesaan termasuk untuk mengurangi stunting. "Tentu ke depan terkait dengan rencana kita masuk dalam negara berpendapatan maju, beberapa prioritas yang sudah dilakukan oleh Bapak Presiden selama ini seperti infrastruktur, toll road, sea port, kemudian mendorong konektivitas, itu sangat diapresiasi, demikian pula program hilirisasi," jelasnya.

Presiden juga menyampaikan pentingnya ketahanan pangan dan energi hijau ke depan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler