Erdogan Isyaratkan Turki Invasi Israel, Menlu Katz Unggah Foto Saddam Hussein

Isyarat Turki mungkin saja menyerang Israel diungkapkan Erdogan di rapat Partai AK.

EPA-EFE/Thaier Al-Sudani
President Turki Recep Tayyip Erdogan.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Ahad (29/7/2024) mengatakan, bahwa Turki mungkin saja akan menginvasi Israel seperti yang pernah dilakukan ke Libya dan Nagorno-Karabakh, Azerbaijan pada masa lalu, namun ia tidak memerinci secara spesifik maksud dari invasi itu. Erdogan yang selama ini dikenal sebagai salah satu pengkritik keras Israel, mendiskusikan perang di Gaza saat berpidato soal industri pertahanan negaranya.

Baca Juga


"Kita harus menjadi sangat kuat sehingga Israel tidak bisa melakukan hal-hal konyol seperti saat ini kepada Palestina. Seperti kita pernah memasuki Karabakh, seperti kita pernah memasuki Libya, kita mungkin melakukan hal yang sama terhadap mereka (Israel)," kata Erdogan dalam sebuah rapat bersama anggota Partai AK di Rize.

"Tidak ada alasan kita tidak bisa melakukan ini... Kita harus kuat sehingga kita bisa mengambil langkah itu," ujar Erdogan menambahkan.

Dikutip dari Reuters, perwakilan Partai AK tidak merespons permintaan detail dari maksud komentar Erdogan itu. Pihak Israel pun tidak segera merepons secara resmi pernyataan Erdogan itu.

Namun, lewat akun X, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengomentari pernyataan Erdogan. Ia menganalogikan Erdogan dengan almarhum mantan presiden Irak, Saddam Hussein.

"Erdogan mengikuti langkah Saddam Hussein dan mengancam akan menyerang Israel. Biarkan dia mengingat apa yang terjadi di sana dan bagaimana akhirnya."

 

Erdogan merujuk pada aksi militer Turki yang pernah diambil pada masa lalu. Pada 2020, Turki mengirim personel ke Libya untuk mendukung pemerintahan nasional yang diakui PBB.

Perdana Menteri Libya Abdulhamid al-Dbeibah, yang memimpin Pemerintahan Persatuan Nasional di Tripoli diketahui didukung oleh Turki.

Adapun, di Azerbaijan, Turki membantah terlibat dalam operasi militer secara langsung. Namun, pada akhir tahun lalu Ankara mengakui menggunakan 'cara apapun', termasuk pelatihan dan modernisasi militer dalam mendukung sekutu di Nagorno-Karabakh.

 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler