Pelebaran Batas Daya Listrik, PLN Jawab Kebutuhan Masyarakat

Peningkatan keburuhan juga terjadi pada sektor bisnis.

ANTARA FOTO/Arnas Padda
Teknisi memperlihatkan meteran listrik baru milik pelanggan (ilustrasi).
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Ritel dan Niaga PT PLN (Persero) Edi Srimulyanti membeberkan alasan kebijakan stratifikasi tarif listrik yaitu pelebaran batas daya pada beberapa golongan tarif listrik PLN. Srimulyanti menyampaikan sejumlah golongan tarif seperti tarif traksi, curah, bisnis dan rumah tangga mengalami stratifikasi untuk memenuhi peningkatan kebutuhan pelanggan.

Baca Juga


"Kami melihat dari 38 golongan tarif ini melihat perkembangan permintaan yang ada di lapangan, alhamdulillah pertumbuhan ekonomi sudah membaik, sehingga tumbuh rumah-rumah mewah yang membutuhkan daya di atas 200 kVA, jadi kebanyakan rumah artis dan rumah pengusaha," ujar Jisman saat sosialisasi tarif tenaga listrik yang disediakan PLN sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2024 di kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Jakarta, Rabu (31/7/2024).

Srimulyanti menyampaikan peningkatan keburuhan juga terjadi pada sektor bisnis seperti mal hingga data center atau pusat data yang memerlukan layanan tegangan tinggi atau dayanya di atas 30 mVA. Srimulyanti mengatakan sudah ada pusat data yang mengajukan layanan tegangan tinggi di Jawa Barat, Jakarta, hingga Batam.

"Tiga kota ini yang paling banyak peminatnya untuk pelanggan-pelanggan pusat data," lanjut Srimulyanti.

Selain itu, ucap Srimulyanti, stratifikasi tarif juga mengakomodasi kebutuhan kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh yang memerlukan daya di atas 30 mVA.

"Kita semua tahu bagaimana kendaraan listrik ini bisa lebih cepat tumbuhnya karena terkait dengan pemanasan global, di mana kendaraan-kendaraan yang berbasis BBM atau fosil itu bisa beralih ke kendaraan yang berbasis listrik, maka perlu diwadahi bagaimana kita bisa mempercepat ekosistem kendaraan listrik," sambung dia.

Srimulyanti memastikan kesiapan pasokan PLN dalam memenuhi kebijakan terbaru tersebut. Srimulyanti menyebut kapasitas pembangkit PLN masih cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

"Total kapasitas pembangkit kita ada 75 GW, saat ini beban puncak masih 47 GW, jadi masih ada reserve 45 GW, dan kami akan terus membangun, memberikan layanan yang lebih baik, selain pembangunan pembangkit juga ada transmisi, kemudian ada distribusi untuk memberikan pelayanan kepada rumah-rumah," ujar Srimulyanti.

Selain tarif untuk SPKLU dan SPBKLU untuk mempercepat ekosistem kendaraan listrik, PLN secara korporat juga memberikan diskon pasang baru bagi pemilik mobil listrik yang hendak memasang home charging di rumah. Srimulyanti mengatakan PLN juga memberikan diskon tambah daya sebesar 30 persen untuk malam hari.

"Untuk pengusaha SPKLU maupun SPBKLU, kami juga memberikan diskon 50 persen untuk pasang baru maupun tambah daya. Ini dukungan PLN untuk percepatan ekosistem kendaraan listrik," kata Srimulyanti.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler