Ada 'Tangan Israel' di Balik Kerusuhan Anti-Muslim di Inggris?

Ada peningkatan signifikan dalam sentimen anti Muslim terkait Gaza.

Danny Lawson/PA via AP
Petugas memadamkan api saat terjadi kerusuhan demonstrasi anti-imigrasi di area Holiday Inn Express di Rotherham, Inggris, Ahad (4/8/2024).
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, Inggris yang terbakar oleh kerusuhan sosial baru-baru ini mengejutkan dunia. Terlebih, kerusuhan tersebut dipicu oleh informasi hoaks yang muncul dari sejumlah akun aktivis sayap kanan di negeri Raja Charles tersebut. Tidak hanya menyerang petugas, para perusuh melakukan pembakaran, menyerang masjid, mengepung hotel imigran hingga mengintimidasi orang-orang yang mereka duga merupakan Muslim.

Baca Juga


Jurnalis yang juga merupakan kontributor Palestine Chronicle, Robert Inlakesh menulis adanya dugaan pengaruh Israel dalam kerusuhan di Inggris lewat artikel bertajuk Anti-Muslim Crimes – Israel’s Hand in Instigating the Racist UK Riots atau Kejahatan Anti-Muslim - Tangan Israel dalam Memicu Kerusuhan Rasis di Inggris’ yang dimuat di Palestine Chronicle, Kamis (8/8/2024). 

Dia mengungkapkan, para influencer sayap kanan yang memotivasi kerusuhan rasial tersebut mencoba untuk menghubungkan penyebab anti-imigran dengan Israel. Inlakesh bahkán menduga sebagian besar dari mereka adalah pendukung bayaran untuk perang Israel di Gaza.

Menurut Inlakesh, setelah serangan 7 Oktober yang dipimpin Hamas terhadap Israel, peningkatan retorika anti-Islam menjadi sangat tinggi. Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR), jumlah pengaduan yang diterima atas insiden Islamofobia pada tahun 2023 - yang sebagian besar terjadi setelah 7 Oktober - merupakan terbesar dalam sejarah 30 tahun kelompok hak-hak sipil tersebut.

Menurut statistik yang diberikan pada tahun ini, insiden Islamofobia meningkat  70% pada paruh pertama tahun 2024. Di Inggris, peningkatan Islamofobia jauh lebih buruk karena data Islamophobia Response Unit (IRU) menunjukkan peningkatan 365% dalam kejahatan kebencian anti-Muslim setelah 7 Oktober.

Data ini menunjukkan, ada peningkatan signifikan dalam sentimen anti-Muslim yang secara langsung terkait dengan pemberitaan terkait perang antara Gaza dan Israel, baik di media sosial maupun di media mainstream. Meskipun ada berbagai penelitian yang menunjukkan bias media mainstream, mayoritas opini garis keras saat ini dinilai dibentuk  secara online.

 

Kontroversi Tommy Robinson..

 

 

Aktivis sayap kanan Tommy Robinson menjadi salah satu aktor kerusuhan sosial yang sedang berlangsung di Inggris. Robinson bahkan berkontribusi dalam menyebarkan nama Muslim yang dibuat-buat sebagai pelaku pembunuhan tiga anak perempuan di Southport pada akhir Juli lalu.

Tidak lama kemudian, nama palsu yang dirilis dan dipromosikan seolah-olah menjadi bukti adanya masalah dengan para pencari suaka Muslim yang kejam di Inggris, terbukti palsu, namun disinformasi ini menjadi katalisator bagi kerusuhan yang akan terjadi.

Tommy Robinson bahkan, mengatakan kepada 800.000 pengikutnya di X bahwa ada "lebih banyak bukti yang menunjukkan Islam adalah masalah kesehatan mental dan bukannya agama perdamaian".

Setelah memicu ketegangan, mengaitkan peristiwa penikaman massal yang mengerikan dengan "imigrasi ilegal" dan mendesak agar ada sesuatu yang dilakukan untuk mengatasinya, orang-orang seperti Tommy Robinson dengan cepat melompat ke dunia maya untuk menjauhkan diri mereka dari kekerasan.

Meski demikian, mereka membenarkan kerusuhan tersebut. Menariknya, poin pertama yang disampaikan Robinson dalam videonya mengenai kerusuhan tersebut bukanlah mengenai imigrasi ilegal, melainkan mengenai Hamas.

Tommy Robinson memberikan penjelasan pembuka mengenai kerusuhan anti-imigran:'Mengapa orang-orang marah? Saya akan memberi tahu Anda mengapa mereka marah - karena Hamas dibiarkan menguasai London. Mengambil alih ibu kota kita. Setiap minggu mengibarkan bendera ISIS, bendera Hamas. Menyerukan Jihad.  Polisi tidak melakukan apa-apa. Tidak ada. Malah mereka menangkap saya."'

Dia kemudian melanjutkan dengan mengatakan bahwa "tindakan Anda dalam tiga minggu terakhir atau sejak tanggal 7 Oktober, Anda telah menciptakan ribuan Tommy Robinson".

Tommy Robinson punya rekam jejak hubungan dengan Israel. Inlakesh mengungkapkan, dia pernah dibawa dalam tur militer Israel, berpose untuk foto-foto dengan kaos tentara Israel dan di atas tank yang beroperasi di wilayah pendudukan. Dia bahkan pernah mengatakan bahwa ia akan bertempur dalam perang untuk Israel.

Tommy Robinson menjadi terkenal ketika ia ikut mendirikan 'Liga Pertahanan Inggris' (EDL) yang secara eksplisit anti-Islam, yang dikenal karena kerusuhan dan pawai rasis. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa salah satu pendiri EDL adalah seorang pria bernama Paul Ray, yang pernah bekerja untuk intelijen Israel untuk menyusup dan memata-matai Gerakan Solidaritas Internasional (ISM).

Dalam sebuah thread yang diposting ke X (sebelumnya Twitter), aktivist pro Palestina yang juga berprofesi sebagai rapper, Lowkey merinci hubungan EDL dengan gerakan Zionis, dengan mencatat bahwa "EDL English Defence League LTD didaftarkan di rumah perusahaan (situs web pemerintah Inggris) oleh mantan tentara Israel, Roberta Moore. Dia adalah kepala Unit Yahudi EDL, yang memiliki sekitar 100 anggota. Ketika ditanya apakah EDL mengeksploitasi Gerakan Zionis, ia menjawab, "Jika ada, kami yang mengeksploitasi mereka."

Pada  Februari 2013, Roberta Moore mengubah nama EDL di perusahaan-perusahaannya menjadi Liga Pertahanan Yahudi Inggris. Moore berfoto bersama pemimpin Liga Pertahanan Yahudi (JDL) di Kanada, Meir Weinstein.

JDL pernah dilarang sebagai organisasi teroris di Amerika Serikat. JDL secara luas dipahami sebagai sayap bersenjata dari Partai Kach, sayap kanan mantan anggota Knesset Israel, Meir Kahane. Ketika EDL pertama kali dibentuk, pembicara utama dalam aksi-aksi mereka adalah mantan pelatih militer Israel, Rabbi Nachum Shifren.


Menurut seorang mantan karyawan Tommy Robinson, Lucy Brown, tokoh media sayap kanan itu dibayar 10.000 poundsterling per bulan oleh Miliarder Zionis Robert Shillman.

Hal ini, sebagaimana sebuah investigasi yang diterbitkan oleh The Guardian menemukan bahwa dengan dana dari Shillman, outlet media sayap kanan Kanada yang disebut 'Rebel News' membayar Tommy Robinson dengan gaji 5.000 poundsterling per bulan. Selain itu, terungkap pula bahwa lembaga think tank yang berbasis di Philadelphia bernama 'Middle East Forum' (MEF) milik Zionis mengakui membayar Robinson sedikitnya 60.000 poundsterling.

 "Oleh karena itu, tidak mengherankan jika dia menyuntikkan retorika anti-Palestina yang tidak relevan ke dalam komentarnya tentang kerusuhan yang dia bantu dorong, sambil terus membenarkan, meskipun berhati-hati untuk tidak mendukung kekerasan,"ujar Inlakesh.

Beberapa tokoh sayap kanan lainnya yang baru-baru ini muncul setelah peristiwa 7 Oktober dinilai kerap mengaitkanmengaitkan Israel dengan hal-hal anti-imigran yang mereka dukung.

Dia pun mencontohkan Douglas Murray, yang langsung diterbangkan ke Tel Aviv dan menjadi pembela genosida Israel di Gaza, sembari mempromosikan hoaks propaganda 7 Oktober.

Murray  muncul untuk menyajikan propaganda yang dikemas dengan rapi tentang Timur Tengah, Muslim, Pencari Suaka, dan apa yang disebut sebagai nilai-nilai Barat. Meskipun kurang relevan, dia bahkan masuk untuk menjadi pembawa acara Piers Morgan tanpa disensor saat pembawa acara tersebut beristirahat.

"Jika kita ambil contoh orang lain, seperti Katie Hopkins, yang juga melakukan perjalanan ke Israel dan mengunggah foto dirinya mengenakan kaos tentara Israel, mereka juga mengemas pesan anti-Islam dan anti-imigran mereka dengan poin-poin pro-Israel."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler