Istana Garuda IKN Disebut Mistis, Begini Jawaban Nyoman Nuarta

Dulu yang di GWK itu, 28 tahun saya dikritik habis oleh orang Bali sendiri.

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Pembangunan Istana Negara dengan latar belakang Istana Garuda IKN di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (9/8/2024).
Rep: Antara Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desainer atau perancang Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN), Nyoman Nuarta mengaku, tak mempermasalahkan adanya kritikan yang datang dari hasil karya desain Istana yang dirancang tersebut. Kritikan kencang muncul, khususnya di lini masa X terhadap bentuk Garuda.

Baca Juga


Nyoman mengaku, bukan yang pertama kali menerima kritikan terkait hasil karya yang diciptakannya. Menurut dia, kritikan sudah mulai didapatkan sejak menjadi mahasiswa, bahkan saat membangun Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.

"Dulu yang di GWK itu, 28 tahun saya dikritik habis oleh orang Bali sendiri, dituduh macam-macam, saya itu sampai didemo, diancam segala macam, dianggap saya perusak budaya Bali," ucap Nyoman saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (10/7/2024) malam WIB.

Oleh karena adanya kritikan tersebut, Nyoman memilih jalan sendiri dalam membangun dan menuntaskan patung yang kini menjadi objek atau lokasi perhelatan ajang bertaraf internasional. Padahal, kala itu, ia bahkan tak mendapat dukungan pembiayaan dari perbankan.

"Saya jalan sendiri, pemerintah enggak mau bantu saya, enggak ada satu bank pun yang mau bantu saya. Salah satu bank pun enggak mau membantu saya, padahal aset saya waktu itu sudah Rp 1,3 triliun, dulu aset tanah kita 80 hektare," ujar Nyoman.

Dia juga mengaku bahwa tak mempermasalahkan kritikan yang diberikan kepadanya. Namun, Nyoman menegaskan, hasil desain Istana Garuda IKN tak memiliki kesamaan dengan gedung-gedung lainnya.

"Saya bilang sama Pak Jokowi (Presiden RI) kalau model kayak gitu (sama yang desain yang lain), saya nggak mau deh, Istana kita harus beda dengan yang lainnya, tanpa mengabaikan fungsinya," ucapnya.

Selain itu, Nyoman mengaku, konsep dari desain Istana Garuda murni berasal dari pemikirannya sendiri. Tak ada istilah ATM atau amati tiru dan modifikasi. Dia menganggap, bentuk Istana yang diterapkannya sangat antik.

Sementara itu, soal kesan mistis terhadap Istana Garuda, Nyoman mempersilakan persepsi dari masing-masing orang untuk berpendapat. Menurut dia, pendapat orang timbul sedikit banyak dipengaruhi oleh pengalaman yang didapat mereka masing-masing.

Baca: Peringatan HUT PPAD, Diwarnai Tangis Harus Mengenang Doni Monardo

Namun, dia berharap agar kritikan yang diberikan jangan dikaitkan dengan isu agama. Nyoman mengajak kritik atau masukan lebih difokuskan terhadap keamanan dan fungsi bangunan.

 

Jangan bawa agama...

"Kalau orang ngerti ini udah biasa, saya sudah dari zaman mahasiswa udah dikritik kokenggak ada masalah gitu, tapi jangan bawa-bawa agama, jangan bawa bawa itu, enggak ada urusan. Kan nanti orang lain tersinggung, apa urusannya," kata Nyoman menegaskan.

Nyoman pun heran, ada seseorang yang mengkritik sampai membawa agama yang dianutnya. "Itu ada sampai bawa-bawa agama, karena orang Bali, karena orang Hindu, apalah gitu, jauh banget," ujar Nyoman.

Adapun Istana Garuda menjadi kantor bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika berada di IKN. Nantinya, Istana Garuda bakal menjadi tempat bagi RI berkantor ketika status ibu kota sudah benar-benar pindah dari Jakarta ke IKN.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler