Penyintas Bencana Perubahan Iklim Desak Penyelidikan terhadap Industri Bahan Bakar Fosil
Kebakaran hutan Camp Fire adalah kebakaran hutan yang sangat dahsyat.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Lebih dari 10 ribu penyintas dan keluarga penyintas bencana alam yang dipicu perubahan iklim menandatangani surat terbuka untuk Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ). Mereka meminta DOJ untuk menyelidiki perusahaan bahan bakar fosil atas kejahatan berkaitan dengan iklim.
Surat terbuka ini ditandatangani lebih dari 1.000 penyintas dan lebih dari 9.000 keluarga penyintas tiga bencana alam. Bersama dengan Chesapeake Climate Action Network, mereka mengirimkan surat ke DOJ.
Surat itu dikirimkan saat tekanan publik terhadap industri bahan bakar fosil dan gugatan hukum terkait perubahan iklim meningkat dalam kecepatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
"Perusahaan bahan bakar fosil meraup keuntungan yang sangat besar dari pembakaran bahan bakar fosil sambil memperburuk perubahan iklim dan meningkatkan peristiwa cuaca ekstrem mematikan yang menghancurkan kehidupan, properti dan mata pencaharian," kata surat itu seperti dikutip Eco Watch.
"Dan kerusakan jauh dari selesai. Masyarakat di seluruh negeri menghadapi musim panas dengan gelombang panas, badai dan kebakaran hutan mematikan," tambah surat tersebut.
Dalam pernyataannya, salah satu penyintas Allen Myers mengatakan Kebakaran Camp Fire tahun 2018 membakar rumahnya di Paradise dan menelan 84 nyawa tetangganya. Ratusan keluarga juga terpaksa pindah selamanya.
Kebakaran hutan Camp Fire adalah kebakaran hutan yang sangat dahsyat yang terjadi di Butte County, California, pada November 2018. Tragedi ini dikenal sebagai kebakaran hutan paling mematikan dan merusak dalam sejarah negara bagian tersebut.
Myres menambahkan beberapa temannya juga mengalami hal yang sama dengan kebakaran Park Fire. Kebakaran Hutan Park Fire juga terjadi di Butte County pada 24 Juli 2024. Api dengan cepat menyebar ke wilayah tersebut, membakar ratusan ribu hektare lahan dan memaksa evakuasi massal.
"Mari kami perjelas, sidik jari industri bahan bakar fosil ada di semua kebakaran itu. Industri terus mengabaikan konsekuensi yang sangat besar dari pembakaran bahan bakar fosil yang memanaskan atmosfer dan meningkatkan skala dan frekuensi bencana, Departemen Kehakiman harus segera meminta pertanggungjawaban industri bahan bakar fosil," kata Myres.
Surat tersebut juga menegaskan sejak tahun 1950-an perusahaan-perusahaan bahan bakar fosil sudah mengetahui bahaya yang ditimbulkan penggunaan bahan bakar fosil. Selama beberapa dekade setelahnya, melancarkan “kampanye disinformasi” untuk menghilangkan sains dan menyesatkan publik.
Berdasarkan laporan The Guardian, sejak tahun 1954 perusahaan bahan bakar fosil mendanai penelitian tentang kemungkinan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, ketika perusahaan bahan bakar fosil mendukung perkembangan awal penelitian ilmu iklim modern.
BBC melaporkan data perubahan iklim ExxonMobil pada tahun 1970-an terkadang bahkan lebih akurat daripada data NASA. Ada kemungkinan perusahaan bahan bakar fosil sudah mengetahui risiko pembakaran bahan bakar fosil bahkan sebelum mereka mulai mendanai eksperimen ini. Sebab, gagasan tentang perubahan iklim bukanlah hal yang baru pada tahun 1950-an.
Joseph Fourier kemungkinan adalah orang pertama yang mengusulkan efek rumah kaca pada tahun 1824, meskipun namanya baru digunakan pada tahun 1901 oleh Nils Gustaf Ekholm.
Pada tahun 1856, Eunice Newton Foote adalah orang pertama yang menunjukkan melalui eksperimen bahwa karbon dioksida dapat bertindak sebagai selimut penghangat, dan pada tahun 1938, Guy Callendar menghubungkan karbon di atmosfer dengan pemanasan bumi.
Mengenai kampanye disinformasi yang dituduhkan dalam surat tersebut, hal itu juga didokumentasikan dengan baik. Setidaknya sejak tahun 1970-an, perusahaan bahan bakar fosil menyembunyikan fakta perubahan iklim sambil berbohong kepada publik.