Jenderal Purnawirawan: Israel Seperti Bocah yang Dipukuli dan Dipermalukan

Dia mengatakan, ratusan komandan perlawanan Palestina di Gaza terus beroperasi.

EPA-EFE/ABIR SULTAN
Tentara Israel Defense Force (IDF) mengangkat peti mati rekannya, Elkana Vizel, di pemakaman militer Mount Herzl , Yerusalem, Selasa (23/1/2024). Elkana Vizel tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza. Sebenyak 21 tentara IDF tewas menyusul ambruknya gedung di Khan Yunis setelah terkena granat berpeluncur roket Hamas.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV — Israel dinilai telah kehilangan daya tangkalnya dalam perang yang belum juga selesai di Gaza. Negeri zionis tersebut bahkan dianalogikan telah menjadi 'bocah yang dipukuli dan dipermalukan diantara anak-anak di timur tengah', kata mantan perwira tinggi Israel Brigadir Jenderal (Purn) Guy Hazut dilansir dari laman berita Israel Yedioth Ahronoth seperti dilaporkan Al-Mayadeen, Jumat (23/8/2024).

Baca Juga


Berbicara pada konferensi Forum Perwira Cadangan dan Pejuang, Hazut menekankan “kegagalan paling serius” sejak 7 Oktober terletak pada manajemen perang di Gaza. Dia menunjukkan, siapa pun yang ingin mempermalukan Israel, mereka mampu meluncurkan sesuatu. Hal tersebut merujuk pada berbagai serangan rudal dan pesawat tak berawak yang diluncurkan ke arah Israel dari Iran, Lebanon, Yaman dan Irak.

Mengenai kegagalan dalam mengelola perang di Gaza, Hazut menganggap, Israel tertidur selama serangan Perlawanan Palestina ke pemukiman di jalur Gaza pada 7 Oktober. Dia pun menegaskan,  entitas penjajah itu "tertangkap basah dan ditampar di wajahnya” pada saat itu.

Tentara Israel mengambil bagian dalam operasi darat di lingkungan Shujaiya Kota Gaza, Jumat, 8 Desember 2023. - ( AP Photo/Moti Milrod, Haaretz)

Membahas situasi di Gaza, purnawirawan jenderal bintang satu itu  menyebutkan bahwa “setidaknya setengah dari anggota Hamas masih hidup, sementara puluhan warga Israel masih ditawan.”

Dia menyoroti bahwa ratusan komandan perlawanan Palestina di Gaza terus beroperasi. Mereka bekerja untuk merehabilitasi Hamas di wilayah yang sangat luas, dari kamp pengungsi al-Shati hingga ke daerah-daerah yang luas di antara Khan Younis dan Rafah di selatan.

Hazut juga mengakui adanya kekurangan amunisi dan peralatan, termasuk peluru artileri dan tank dalam militer Israel. Dia memperingatkan bahwa “Israel tidak mampu melakukan segalanya di Timur Tengah.”

Menyikapi investigasi yang dilakukan oleh militer Israel terkait kegagalan dalam perang, Hazut mengungkapkan bahwa sistem investigasi militer “bangkrut”. Dia menambahkan bahwa salah satu bahaya terbesar yang dihadapi militer adalah investigasi yang tidak lagi kredibel.

 

Tiga tentara Israel tewas..

 

Radio Angkatan Darat Israel melaporkan pada Jumat (23/8/2024), jumlah tentara Israel yang tewas di Gaza sejak dimulainya perang telah meningkat menjadi 695 orang. Sementara itu, mereka yang terluka mencapai 4.357 orang, termasuk 645 orang yang mengalami luka parah dan 185 orang yang masih dalam perawatan.

Hal ini terjadi ketika media Israel sebelumnya mengonfirmasi bahwa tiga tentara Israel lainnya tewas dan enam lainnya terluka dalam sebuah “insiden keamanan yang serius di Gaza.”

Media tersebut menyebutkan, sebuah unit militer Israel terperangkap dalam sebuah penyergapan di Jalur Gaza. Helikopter-helikopter penjajah bahkan mengevakuasi beberapa tentara dan perwira ke rumah sakit.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler