Mimpi Bertemu Pria Menulis di atas Pasir, Maik Jahnke Putuskan Jadi Mualaf
Maik Jahnke mualaf sebelumnya aktif di dunia hiburan.
REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Masa kecil hingga menjadi dewasa seorang Maik Jahnke berjalan biasa saja. Ia bersekolah lalu bekerja.
Maik Jahnke bukan pula seorang pria religus. Ia justru berhasrat pada musik hingga membeli segala peralatan musik untuk mendukung hobinya.
Maik juga menulis sebuah lagu dan menciptakan musiknya sendiri. Perlahan-lahan hobi musiknya membawa Maik menjadi bintang hip-hop Jerman.
"Kami bermain di mana-mana, termasuk MTV. Hidup begitu sangat baik. Uang itu baik. Kemudian, suatu pagi, saya mengalami kecelakaan mobil yang mengerikan," ujar Maik dilansir dari About Islam.
Kecelakaan itu membuat banyak perubahan dalam hidupnya. Bukan hanya menjadi lebih bijaksana, Maik juga kerap kali mempertanyakan arti hidupnya.
"Kenapa saya di sini? Untuk apa hidup ini?" tanya Maik.
Pada suatu malam, Maik berjalan ke luar balkon rumahnya. Ia menengadah ke langit dan melihat bulan di atas sana. "Saya berpikir, apa tujuan dari semua ini? Peran apa yang harus saya mainkan?" Maik kembali bertanya-tanya.
Maik tidak pernah berpikir sedikitpun menjadi seorang ateis. Maik selalu percaya keberadaan Tuhan. Hanya saja, selama ini belum ada agama yang benar-benar secara resmi dipelajarinya.
Hingga suatu malam Maik terbangun dari sebuah mimpi yang aneh dan luar biasa. Dalam mimpinya, ia berada dalam suatu waktu yang berbeda, di mana tidak ada mobil atau pesawat terbang.
"Saya berdiri di gurun di luar tembok kota. Saya bisa melihat unta-unta di karavan berjalan menuju kota. Dan di sebelah saya adalah seorang pria tampan dengan rambut hitam dan jenggot. Dia memiliki tongkat di tangannya. Dia menggunakannya untuk menulis sesuatu di pasir," ujar Maik.
"Lalu dia menatapku. Dia bertanya kepada saya apakah saya mengerti apa yang dia tulis. Saya (jawab) tidak. Lalu saya terbangun. Mimpi ini mengguncang saya. Dan saya menangis selama dua jam," ungkap Maik.
Maik kemudian menceritakan mimpinya tersebut. Seorang temannya menafsirkan, bahwa mimpinya berkaitan dengan agama Islam dan menyarankan Maik untuk mencoba mengikuti mimpinya itu.
Saat itulah Maik mulai belajar dan membaca tentang Islam. Maik kemudian pergi ke kota Aachen, sebuah kota Islam terbesar di Jerman. "Dan saya membaca syahadat saya," ujar Maik.
Setelah masuk Islam, Maik mulai belajar artinya menjadi seorang Muslim. Maik juga mulai belajar sholat lima waktu dan membaca Alquran.
"Menjadi Muslim memang membutuhkan waktu. (Tapi) Saya menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan saya tentang keberadaan saya dan tujuan sebenarnya dari kehidupan ini," ungkap Maik.
"Saya juga menemukan kedamaian dan keyakinan terhadap Tuhan yang saya sembah," sambungnya.
Bukan hanya itu, Maik juga menemukan komunitas baru dan berjanji untuk menjadi orang yang lebih baik dan lebih toleran.
"Sebelum menjadi Muslim saya tidak terlalu suka orang asing. Tetapi belajar tentang keragaman umat Muslim, saya mulai menghilangkan sedikit demi sedikit rasisme yang masih tersisa di dalam diri saya. Saya juga meninggalkan kehidupan lama saya di bisnis pertunjukan," tuturnya.
Maik kemudian pergi berhaji dan Umrah di Makkah dan merasakan pengalaman yang luar biasa. Ia melihat keragaman yang begitu indah dari orang-orang yang semuanya menyembah Allah dan hal itu sangat mencengangkan.
Maik menyelipkan sediki pesan kepada mereka yang masih mencari-cari dan bertanya-tanya, untuk sejenak melihat ke langit.
"Lihatlah ciptaan yang menakjubkan ini. Lihat betapa sempurna semuanya dibuat. Dengarkan hatimu dan kamu akan menemukan Tuhan. Kamu akan menemukan Islam. Kamu akan menemukan tujuan dalam hidup ini. Dan kamu akan menemukan kedamaian yang kamu cari dan butuhkan. Insya Allah," ujar Maik.