Tiga Nubuat Rasulullah tentang Masa Depan yang Sudah Terjadi
Khutbah Rasulullah soal perkara ghaib membuktikan mukjizat Rasulullah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama dan cendikiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi menjelaskan tentang beragam mukjizat Rasulullah SAW seputar peristiwa yang terjadi di masa depan. Pada bagian ini, Nursi membahas berbagai peristiwa yang terkait dengan perkara ghaib.
Dia pun menyebutkan sebagian contoh darinya. Contoh pertama, yaitu ketika berkhutbah di hadapan para sahabat yang mulia di mana hal ini diriwayatkan dalam hadis yang shahih dan mutawatir, Rasul SAW berkata:
"ﺇﻥَّ ﺍﺑﻨﻲ ﻫﺬﺍ ﺳَﻴّﺪٌ ﻭﻟَﻌﻞَّ ﺍﻟﻠّٰﻪ ﺃﻥْ ﻳُﺼﻠﺢَ ﺑﻪ ﺑﻴﻦ ﻓِﺌَﺘﻴﻦ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﻓﻲ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﻋﻈﻴﻤﺘﻴﻦ
Artinya: "Anakku ini adalah pemimpin. Semoga dengannya Allah mendamaikan dua kelompok umat Islam. Dalam riwayat lain berbunyi, “Dua kelompok besar”. "
Ternyata 40 tahun kemudian, menurut Nursi, dua pasukan besar umat Islam itu bertemu. Ketika itu Hasan RA berdamai dengan Muawiyah RA. Dengan demikian, perdamaian tersebut membuktikan mukjizat ghaib sang kakek yang mulia, yaitu Muhammad SAW.
Contoh kedua, lanjut dia, dalam riwayat shahih disebutkan bahwa Nabi SAW pernah berkata kepada Ali RA:
ﺳﺘُﻘﺎﺗﻞ ﺍﻟﻨﺎﻛﺜﻴﻦ ﻭﺍﻟﻘﺎﺳﻄﻴﻦ ﻭﺍﻟﻤﺎﺭﻗﻴﻦ.
Artinya: "Engkau akan memerangi kaum pengkhianat, kaum khawarij, dan kaum pembangkang."
Jadi, menurut Nursi, Nabi menginformasikan tentang perang Jamal, perang Shiffin, dan pemberontakan khawarij. Lalu saat Rasul SAW melihat Zubair RA dan Ali RA saling mencintai, beliau berkata kepada Zubair:
ﻟﺘﻘﺎﺗﻠُﻨَّﻪ ﻭﺃﻧﺖ ﻇﺎﻟﻢٌ ﻟﻪ
Artinya: "Engkau akan memeranginya dalam kondisi zalim kepadanya."
Halaman selanjutnya ➡️
Nabi SAW juga berkata kepada para istrinya yang mulia:
ﻛﻴﻒ ﺑﺈﺣﺪﺍﻛُﻦ ﺗﻨﺒﺢ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻛﻠﺎﺏُ ﺍﻟﺤَﻮﺃﺏ
Artinya: "Suatu saat nanti, salah seorang dari kalian akan disalak oleh anjing Haw’ab"
ﻳُﻘﺘَﻞ ﻋﻦ ﻳﻤﻴﻨﻬﺎ ﻭﻋﻦ ﻳﺴﺎﺭﻫﺎ ﻗﺘﻠﻰ ﻛﺜﻴﺮﺓ
Artinya: "Sementara di sisi kanan dan kirinya begitu banyak orang terbunuh".
Ternyata, kata Nursi, tiga puluh tahun kemudian sabda-sabda Nabi SAW tersebut terwujud. Tepatnya pada perang Jamal antara pasukan Ali RA dan pasukan Aisyah RA disertai Thalhah RA dan Zubair RA.
"Ia juga terwujud dalam perang Shiffin antara pasukan Ali RA dan pasukan Muawiyah RA. Serta terwujud dalam perang Harwara’ dan Nahrawan antara pasukan Ali RA dan kaum Khawarij," jelas Said Nursi dalam kirab //Al-Maktubat//, halaman 169-170.