Paru-Paru Dunia Terancam: Hampir Separuh Area Hutan Amazon tak Terlindungi
Amazon menyerap lebih banyak karbon dibandingkan yang dilepaskan dalam satu dekade.
REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Ilmuwan sepakat melestarikan hutan tropis Amazon sangat penting untuk mengatasi perubahan iklim. Tetapi data terbaru menunjukkan banyak lahan di hutan paling penting bagi iklim bumi itu tidak terlindungi.
Berdasarkan analisa organisasi non-profit Amazon Conservation, hampir 40 persen area hutan hujan Amazon yang penting untuk menahan perubahan iklim tidak mendapatkan perlindungan khusus dari pemerintah, baik sebagai lahan alami atau wilayah masyarakat adat.
Data menunjukkan area itu membentang dari ujung barat daya hutan Amazon di Peru sampai ujung utara di Brasil, Guyana Perancis dan Suriname. Ketua Amazon Conservation's Monitoring of the Andean Amazon Project (MAAP) Matt Finer mengatakan area merupakan daerah yang paling rimbun terbesar dan tertutup di Amazon.
Artinya, area itu yang paling banyak mengeluarkan karbon ke atmosfer bila terbakar atau mengalami deforestasi. Finer mengatakan data ini memberikan peta jalan area-area tinggi karbon yang penting untuk dilindungi. "Area-area ini merupakan bagian Amazon yang paling murni yang masih tersisa," katanya, Rabu (11/9/2024).
Amazon Conservation menganalisa data terbaru perusahaan Planet yang menggunakan laser untuk mendapatkan gambar tiga dimensi hutan hujan Amazon dan kemudian menggabungkannya dengan model-model mesin pembelajar.
Analisa ini hanya mempertimbangkan vegetasi di atas permukaan tanah dan tidak karbon di bawah tanah yang berada di dalam akar dan tanah. Analisis MAAP menunjukkan 61 persen dari area puncak karbon di Amazon dilindungi sebagai cagar alam atau lahan lindung lainnya, tetapi sisanya tidak memiliki peruntukan resmi.
Di Brazil, Suriname dan Guyana Perancis, tingkat perlindungannya lebih rendah dengan hanya 51 persen dari area puncak karbon yang diberi label untuk pelestarian. Peru melindungi sebagian besar wilayah kritisnya, tetapi beberapa wilayah yang tidak dilindungi dialokasikan untuk penerbangan.
Bulan lalu, MAAP merilis analisa yang menunjukkan Amazon mengandung 71,5 juta ton karbon, hampir dua kali lipat dari emisi karbon dioksida dunia tahun 2022. Analisa itu menunjukkan Amazon menyerap lebih banyak karbon dibandingkan yang dilepaskannya dalam satu dekade hingga 2022.
Data ini menjadi sinyal positif bagi iklim bumi. Tapi masih ada perdebatan karena penelitian lain menunjukkan Amazon telah menjadi sumber emisi.