Kepala BPIP Dinilai Pamer Kepintaran, Ini Reaksi Keras Komisi 2

Yudian mengaku juara lomba pidato dan lomba imam sholat istisqa.

ANTARA FOTO/Fauzan
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi (kiri) menyampaikan keterangan saat konferensi pers terkait jilbab Paskibraka di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (14/8/2024). BPIP menegaskan tidak memaksa Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) putri untuk melepas jilbab saat bertugas sebagai Paskibraka dalam acara pengukuhan dan pengibaran bendera 17 Agustus 2024.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi dinilai memamerkan kepintaran saat menjalani rapat bersama Komisi 2 DPR RI di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (10/9/2024).  Dalam rapat yang disiarkan di channel Youtube Komisi II DPR RI tersebut, Yudian membeberkan profil dirinya sebagai seorang yang berprestasi sejak belajar di Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, DIY.

Baca Juga


Dia kemudian menyebutkan sejumlah prestasinya seperti juara lomba pidato dan juara lomba imam sholat istisqa saat  berusia 16 tahun, hingga mendapatkan nilai sempurna dalam tafsir Alquran dan Tarikh semasa di pesantren. “Saya mungkin satu-satunya orang pesantren yang bisa tafsir Alquran nilai 100 di ijazah dan tarikh atau sejarah, “ujar dia dalam rapat yang membahas soal polemik pelarangan jilbab Paskibraka tersebut.

Saat kuliah  di Fakultas Syariah IAIN Yogyakarta dan Filsafat UGM, Yudian mengaku pernah menerjemahkan lebih dari 50 buku bahasa Arab dari Inggris ke Prancis dan ke bahasa Indonesia. Dia pun mengeklaim sebagai peraih beasiswa untuk melanjutkan studi program Master of Arts (MA) di Kanada. Selain itu, Yudian mengungkapkan, dia juga mungkin satu-satunya dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang bisa masuk Fakultas Hukum Harvard. “Mungkin siaya satu-satunya dosen PTKIN perguruan tinggi islam negeri yang bisa masuk fakultas hukum Harvard. The best law school in earth,”ujar dia.

Ketua Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurniawan - (Republika TV/Havid Al Vizki)

Menanggapi komentar Yudian, Ketua Komisi 2 DPR RI Ahmad Doli Kurniawan mengatakan, seharusnya Yudian mengikuti tugas utama BPIP yakni membumikan dan mengaruskan Pancasila. Dengan kepintaran yang dimiliki, ujar dia, seharusnya BPIP mampu melakukan tugas tersebut.

“Saudara bisa mengatakan saudara pintar. Itu urusan prof sendiri. Dengan kepintaran prof menganggap semua republik ini sama pintarnya dengan prof. Jangan anggap apa yang saudara pikirkan orang paham,”jelas dia.

"Faktanya waktu itu kepala BPIP mengatakan Pancasila itu agama adalah musuh Pancasila. Faktanya, kemarin soal Paskibraka meengatakan kepala BPIP melarang pakai jilbab. Menurut saya, waktu itu saya sudah lakukan. Kami mengundang saudara-saudara ke forum terhormat untuk dimintai penjelasan. Supaya saudara-saudara bisa pakai fasilitas kita menyampaikan ke publik bahwa itu tidak benar,”tambah dia.

 

Latar belakang Yudian dinilai tidak sesuai dengan program BPIP..

 

Anggota Komisi II DPR RI Syamsurizal mengaku heran melihat latar belakang pendidikan Yudian yang tidak sesuai dengan program BPIP yang diajukan. Saat mengajukan program pertamakali, Syamsurizal mengungkapkan, Yudian memberikan penekanan program bagi 139 juta anak muda Indonesia kepada dunia perfilman, pembelajaran tentang musik hingga olahraga. 

Menurut Syamsurizal, program-program tersebut agak keluar dari konteks kepancasilaan. Syamsurizal juga menyayangkan mengapa tidak ada nilai akhlakul karimah dalam program yang diusung BPIP. Padahal, ujar dia, nilai tersebut penting bagi generasi muda saat ini dan sesuai dengan semua agama. 

"Mana Ketuhanan yang Maha Esa, mana konsep akhlakuk karimah? Biodata prof dengan gagasan prof yang tampil sebagai seorang kepala BPIP menyampaikan gagasan konsep kepancasilaan, sebagai seorang profesor dari IAIN dan pesantren mengapa ini tidak keluar?"ujar dia.

"Ada pihak yang mengendalikan prof? Itu yang saya tidak jelas,"tambah dia.



BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler