Wasit Dipukul, Tiga Kartu Merah, dan Dua Penalti Warnai Laga Aceh Vs Sulteng
Warganet menilai kinerja wasit memihak tuan rumah sehingga bisa memaklumi kena pukul.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Tim sepak bola putra Aceh lolos ke semifinal PON XXI Aceh-Sumut setelah menang WO (walkover) atas Sulawesi Tengah (Sulteng) pada partai perempat final yang berlangsung di Stadion Dimurthala, Banda Aceh pada Sabtu (15/9/2024) malam WIB.
Pada pertandingan yang diwarnai kericuhan dan tiga kartu merah tersebut , Sulteng sempat unggul 1-0 berkat Wahyu Alan di babak pertama atau menit ke-24. Lewat skema serangan balik, Wahyu Alan menerima umpan lambung dari tengah lapangan dan lolos dari pengawalan pemain Aceh sebelum melepaskan tendangan di kotak penalti yang gagal dihentikan kiper.
Saat Sulteng unggul 1-0, Aceh coba untuk mengejar ketertinggalan lewat percobaan mereka pada menit ke-33. Tendangan bebas Resi Wahyudi di pinggir kotak penalti gagal membuahkan gol karena berhasil ditepis kiper Sulteng Rexy sebelum dibuang keluar.
Laga sempat terhenti pada menit ke-38 setelah terjadi perselisihan antara pelatih Sulteng dengan staf pelatih Aceh di pinggir lapangan. Sehingga hal itu memicu emosi suporter tuan rumah yang kemudian melempar botol-botol minuman ke lapangan.
Pertandingan kembali dilanjutkan setelah situasi membaik, dengan wasit memberikan tambahan waktu tujuh menit sebelum babak pertama berakhir. Sulteng berhasil mempertahankan keunggulan 1-0 mereka atas Aceh hingga jeda istirahat.
Dalam posisi tertinggal, Aceh langsung tancap gas di babak kedua. Mereka nyaris mencetak gol pada menit ke-46. Tendangan bebas Tifatul Ulfi di sisi kiri mengarah langsung ke gawang, tetapi Rexy melakukan penyelamatan bagus untuk mengamankan gawangnya.
Aceh kembali menciptakan peluang pada menit ke-58 lewat aksi Akmal Juanda yang melewati tiga pemain sebelum melepaskan tendangan di kotak penalti. Sayang bola masih melambung tinggi dari gawang.
Aceh terus membombardir pertahanan Sulteng, tetapi upaya tim tuan rumah belum berhasil membobol gawang lawan. Pada menit ke-74, Sulteng harus bermain dengan 10 pemain setelah wasit mengusir Wahyu Alman.
Hal itu terjadi karena pemain bernomor punggung 25 itu mengangkat kaki terlalu tinggi saat mencoba membuang bola dan hampir mengenai kepala pemain Aceh. Lalu Sulteng mulai bertahan dan bermain cukup keras sehingga wasit mengeluarkan banyak kartu kuning dan berujung dua kartu merah lagi.
Saat wasit memberikan kartu merah yang kedua untuk Sulteng pada menit ke-85 terhadap Moh Akbar terjadi sejumlah protes. Bahkan sempat terjadi perselisihan selama beberapa menit sebelum wasit memberikan tambahan waktu 13 menit.
Puncaknya kontroversi dalam pertandingan itu terjadi pada menit ke-97 kala wasit memberikan hadiah penalti untuk tuan rumah Aceh. Tidak terima dengan keputusan itu, pemain Sulteng bernomor punggung 15 Rizki Saputra memukul wasit di bagian kepala hingga terjatuh.
Bahkan wasit sempat mendapatkan perawatan medis sebelum dibawa keluar lapangan dengan mobil ambulans. Hal itu membuat pendukung tuan rumah kesal dan melemparkan botol ke lapangan. Kericuhan pun sempat terjadi, dan pada akhirnya pertandingan terhenti untuk sementara.
Setelah beberapa menit, pertandingan kembali dilanjutkan. Rizki Saputra mendapatkan kartu merah dari wasit yang menjadi ketiga kalinya untuk Sulteng. Aceh pun melakukan eksekusi penalti, tetapi Rexy masih bisa melakukan penyelamatan.
Memihak tuan rumah...
Laga masih dalam keadaan skor 0-1. Namun, beberapa saat kemudian, Aceh kembali mendapatkan hadiah penalti. Wasit memberikan hadiah penalti usai pemain Sulteng dianggap melakukan handball. Akmal Juanda mengambil penalti pun sukses melakukan tugasnya, dan skor menjadi imbang 1-1.
Setelah peluit panjang dibunyikan wasit, laga seharusnya dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu. Namun, tim Sulteng memutuskan untuk mengundurkan diri alias WO yang membuat Aceh yang dipastikan lolos ke semifinal. Sementara Sulteng harus terhenti langkahnya di babak 8 besar.
Ternyata, warganet di lini masa X yang melihat video pertandingan menilai kinerja wasit sangat memihak tuan rumah. Karena itu, meski tidak setuju wasit sampai dipukul, namun mereka memahami kekesalan tim tamu.