Snowden Berkoar Soal Teror Pager Mossad, Bandingkan Jika iPhone yang Meledak

Snowden menganggap aksi Israel di Lebanon tak berbeda dari terorisme.

Reuters
Edward Snowden.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Edward Snowden, mantan kontraktor intelijen Amerika Serikat yang kini tinggal di Rusia, mengomentari aksi serangan pager ke Lebanon dan Suriah oleh Israel pada Selasa lalu. Snowden yang sempat menjadi buronan Pemerintah AS menggambarkan tindakan tersebut sebagai kecerobohan dan setara dengan aksi terorisme.

Baca Juga


Lebih lanjut, Snowden mengatakan, apabila iPhone yang keluar dari pabrik dengan bahan peledak di dalamnya, media akan jauh lebih cepat mengetahui peristiwa mengerikan yang telah terjadi saat ini. "Tidak ada yang bisa membenarkan hal ini. Ini adalah kejahatan. Kejahatan. Dan semua orang di dunia menjadi kurang aman karenanya,"kata dia lewat X. 

Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad telah mengonfirmasi bahwa 9 syuhada telah tewas sejauh ini akibat ledakan pager pada Selasa. Dia mencatat, sebanyak 2.750 orang terluka, termasuk sekitar 200 orang dalam kondisi kritis, di 100 rumah sakit.

Serangan siber Israel menyebabkan ledakan ratusan pager, yang mengakibatkan banyak korban di beberapa wilayah di Lebanon, termasuk Beirut, Bekaa, dan wilayah selatan. Abiad merinci dalam konferensi pers bahwa sebagian besar cedera, dalam penghitungan awal yang diumumkannya, terjadi di wajah, mata, tangan, atau perut.

"Mereka meledakkan banyak sekali orang yang sedang mengemudi (artinya mobil yang tidak terkendali), berbelanja (anak-anak Anda berada di kereta dorong bayi dan berdiri di belakangnya di antrean kasir), dan lain sebagainya. Tidak bisa dibedakan dari terorisme,"kata Snowden.

Snowden juga menyatakan, pola cedera—yang secara konsisten parah dan meluas—menunjuk pada penggunaan bahan peledak yang ditanam alih-alih malfungsi yang tidak disengaja. "Seiring masuknya informasi tentang ledakan pager di Lebanon, tampaknya sekarang kemungkinan besar itu adalah bahan peledak yang ditanam, bukan hasil peretasan. Mengapa? Terlalu banyak cedera yang konsisten dan sangat serius. Jika itu adalah baterai yang terlalu panas yang meledak, Anda akan mengharapkan lebih banyak kebakaran kecil dan kesalahan tembak."

 

 

Serangan walkie talkie..

Usai serangan pager  maut yang menewaskan sembilan jiwa dan ribuan orang terluka, Lebanon kembali mendapat serangan teror yang diduga dari agen mata-mata Israel, Mossad, pada Rabu (18/9/2024).

Radio genggam yang digunakan oleh kelompok bersenjata Hizbullah meledak di selatan Lebanon pada hari paling mematikan di negara itu sejak pertempuran lintas batas meletus antara militan dan Israel hampir setahun yang lalu, lapor Reuters.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan 20 orang tewas dan lebih dari 450 orang terluka di pinggiran kota Beirut dan Lembah Bekaa. Sementara itu, jumlah korban tewas akibat serangan teror pager pada Selasa meningkat menjadi 12 orang, termasuk dua anak-anak, dengan hampir 3.000 orang terluka.

Walkie Talkie meledak di Lebanon - (Ist)

Pejabat Israel belum mengomentari ledakan itu, tetapi sumber keamanan mengatakan badan mata-mata Israel Mossad bertanggung jawab. Seorang pejabat Hizbullah mengatakan, serangan tersebut menjadi pelanggaran keamanan terbesar dalam sejarah kelompok itu.

 

Ancaman pembalasan Hizbullah.. 


Kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah memperingatkan rezim Zionis di Israel bahwa mereka akan membayar 'harga mahal' atas serangan teroris penyeranta yang terjadi di seluruh wilayah negara Arab tersebut.

Menurut stasiun TV Lebanon Al-Manar, Hizbullah melalui sebuah pernyataan pada Rabu pagi mengumumkan bahwa kejahatan itu akan "melipatgandakan tekadnya untuk Jihad."

Hizbullah juga menyampaikan rasa belasungkawa mendalam kepada keluarga korban sekaligus mendoakan para korban luka agar segera diberikan kesembuhan.

"Kami akan terus mendukung Gaza dan perlawanan mereka serta membela Lebanon, bangsanya, dan kedaulatannya," demikian menurut isi pernyataan tersebut.

Pada Selasa (17/9) malam rezim Zionis melancarkan serangan teroris yang menyebabkan perangkat komunikasi yang dikenal sebagai penyeranta meledak di sejumlah wilayah di Lebanon.

Akibatnya, sejumlah orang tewas dan lebih dari 2.000 orang lainnya terluka dalam insiden itu. Selain itu, Duta Besar Iran untuk Lebanon, Mojtaba Amani juga dilaporkan terluka dalam peristiwa tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler