Erick Thohir Respons Perbedaan Pendapat Soal Pemain Naturalisasi

Pemain naturalisasi menjadi polemik usai unggahan akun @petergontha.

Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyampaikan keterangan terkait naturalisasi pemain di gedung Dirjen Imigrasi Kemenkumham, Jakarta Selatan pada Kamis (19/9/2024). Dalam keterangannya Menteri Hukum dan HAM Supratman Andi Agtas mendukung proses naturalisasi atlet yang dilakukan PSSI dan Perbasi untuk kemajuan olahraga Indonesia.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI Erick Thohir menganggap wajar perbedaan pendapat soal naturalisasi pesepak bola dari luar negeri untuk memperkuat tim nasional Indonesia. Sebelumnya, pemain naturalisasi menjadi polemik usai unggahan akun @petergontha di Instagram yang mengaku malu dengan komposisi skuad Timnas Indonesia saat ini.

Baca Juga


"Saya rasa pada era demokrasi perbedaan pendapat itu dapat dimaklumi," ujar Erick di Kantor Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Kamis (19/9/2024).

Erick menyebut, kebijakan naturalisasi diambil lantaran PSSI dan pemerintah Indonesia memiliki target untuk memperbaiki prestasi sepak bola Indonesia. Selain itu, dia menegaskan pula proses naturalisasi atau pewarganegaraan itu tidak melanggar aturan baik dari negara maupun Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).

Pemain-pemain yang dinaturalisasi pun memiliki syarat utama yakni harus keturunan Indonesia. Kebijakan ini diterapkan sejak juru taktik asal Korea Selatan Shin Tae-yong melatih Indonesia pada tahun 2019.

Sejauh ini, pada era Shin, hanya kiper Maarten Paes yang tidak memiliki darah Indonesia. Akan tetapi, nenek Paes lahir di Kediri, Jawa Timur. "PSSI dan pemerintah ingin talenta terbaik bangsa Indonesia yang ada di luar negeri dapat memperkuat tim nasional Indonesia," tutur Erick.

Naturalisasi, pria yang juga Menteri BUMN itu melanjutkan, lazim dilakukan di negara lain. Misalnya, Italia yang menaturalisasi pemain Argentina Mateo Retegui untuk memperkuat timnas mereka. Sebelum itu, timnas Italia juga pernah diperkuat pemain naturalisasi seperti Mauro Camoranesi dan Thiago Motta.

Timnas Spanyol juga pernah memiliki pemain naturalisasi dari Brazil misalnya Diego Costa dan Marcos Senna. "Sepak bola merupakan entitas global dan selalu terbuka dengan naturalisasi selama mengikuti aturan FIFA," kata Erick Thohir.

Sepanjang periode Shin Tae-yong melatih timnas Indonesia, sudah ada 14 pemain yang dinaturalisasi untuk memperkuat tim nasional yaitu Jordi Amat, Marc Klok, Shayne Pattynama, Sandy Walsh, Rafael Struick, Ivar Jenner, Nathan Tjoe-A-On, Justin Hubner, Ragnar Oratmangoen, Thom Haye, Jens Raven, Jay Idzes, Calvin Verdonk dan Maarten Paes.

Saat ini, ada dua pemain lain yang tengah dalam naturalisasinya tengah berlangsung yakni Eliano Reijnders dan Mees Hilgers. Naturalisasi mereka sudah disepakati oleh DPR RI dan tinggal menunggu terbitnya Keputusan Presiden (Keppres) dari Presiden Joko Widodo yang akan dilanjutkan dengan pengucapan sumpah setia sebagai warga negara Indonesia.


Erick Thohir mengatakan, pengambilan sumpah sebagai warga negara Indonesia (WNI) Mees Hilgers dan Eliano Reijnder dilakukan di Belanda agar proses naturalisasi mereka segera tuntas. Rapat Paripurna DPR pada hari ini pun sudah menyetujui naturalisasi dua pesepak bola itu.

"Ada fleksibilitas pengambilan sumpah baik itu di dalam maupun luar negeri. Semuanya masih sesuai aturan dari pemerintah," ujar Erick.

Pria yang juga Menteri BUMN itu melanjutkan, pengambilan sumpah di Belanda akan mempercepat proses naturalisasi. Sebab, jika harus melakukannya di Indonesia, Eliano dan Mees yang berstatus pemain inti di klubnya masing-masing kemungkinan harus menunggu sampai jeda internasional FIFA match day pada bulan Oktober 2024 di mana saat itu tim-tim Eropa tidak berlaga di liga.

Kalau itu terjadi, maka Eliano dan Mees kemungkinan besar tidak bisa didaftarkan dan bermain untuk timnas Indonesia pada laga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia kontra tuan rumah Bahrain dan China masing-masing pada 10 dan 15 Oktober 2024.

"Pada bulan ini sudah tidak ada FIFA match day. Oleh sebab itu, kami pun harus mencari cara (untuk pengucapan sumpah) dan menghormati klub tempat mereka bermain," kata Erick.

Erick Thohir pun menegaskan bahwa tidak ada perlakuan spesial untuk Eliano dan Mees terkait pengambilan sumpah di luar negeri. Meski sebelumnya, semua pemain naturalisasi melaksanakannya di Jakarta.

"Sudah ada beberapa orang yang juga mengangkat sumpah di negara lain. Jadi bukan sesuatu yang spesial. Kami menghormati hukum Indonesia dan hukum FIFA," tutur dia.

Sebelumnya, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Supratman Andi Agtas menyatakan bahwa Kementerian Hukum dan HAM turut berkontribusi dalam upaya meloloskan tim nasional Indonesia ke Piala Dunia 2026 melalui naturalisasi. “Mudah-mudahan dengan dukungan yang diberikan oleh Kementerian Hukum dan HAM, terutama terkait dengan naturalisasi ini, akan bisa memberikan kontribusi nyata dalam upaya meloloskan timnas kita ke Piala Dunia 2026,” ujar Supratman dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Kamis.

Supratman berharap agar dukungan yang diberikan kepada timnas dapat mengangkat nama baik Republik Indonesia di kancah internasional, khususnya di cabang sepak bola.

“Pemerintah, khususnya dari Kementerian Hukum dan HAM, akan terus memberikan dukungan bagi kemajuan olahraga kita di Indonesia,” kata Supratman.

 

 

Pada Selasa (17/9/9/2024), Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo serta Menteri Hukum dan HAM Supratman Andi Agtas melakukan rapat di Komisi III DPR RI untuk naturalisasi Eliano dan Mees. Hasilnya, Komisi III DPR setuju agar kedua nama tersebut menjadi WNI.

"Kami telah mendengarkan pertimbangan Menpora terhadap dua atlet Eliano Reijnders dan Mees Hilgers. Kepada Pak Menpora, mungkin semua data telah diperiksa dan sudah clear. Semua setuju, ya," kata Pimpinan Rapat Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh bersama Wakil Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman dan Wakil Ketua Komisi III DPR RI Adies Kadir.

Pada Kamis (19/9/2024), naturalisasi Eliano dan Mees sudah disahkan di Rapat Paripurna DPR. Setelah itu, nama mereka dapat diantar ke meja Presiden Joko Widodo.

Kalau Presiden sepakat, maka akan dikeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) soal kewarganegaraan Eliano dan Mees. Semua prosesnya diakhiri dengan pengucapan sumpah serta pembuatan kartu tanda penduduk (KTP).

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler