Mendag: ESG Bukan Pilihan, tapi Keharusan

Penerapan ESG akan menjadi faktor penentu dalam pertumbuhan ekonomi.

Republika/Prayogi
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memberikan sambutan dalam acara Anugerah ESG Republika 2024 di Jakarta, Kamis (19/9/2024).
Rep: Lintar Satria Red: Satria K Yudha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan apresiasinya kepada Republika dan para penerima Anugerah ESG 2024. Dalam sambutannya, Zulkifli menekankan penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG) bukan lagi pilihan, tetapi sebuah keharusan global yang memengaruhi berbagai sektor, termasuk ekonomi dan lingkungan.


"Saya mengapresiasi Republika atas anugerah yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang telah mengikuti praktik ESG. Kelestarian lingkungan kini bukan lagi pilihan, tetapi menjadi keharusan bagi kita semua, karena masalah ini dihadapi oleh seluruh dunia, tidak hanya Indonesia," ujar Zulkifli dalam acara Anugerah ESG Republika 2024, Kamis (19/9/2024).

Ia menambahkan bahwa penerapan ESG akan menjadi faktor penentu dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Hal ini menjadi relevan terutama saat Indonesia bersiap memasuki masa transisi pemerintahan dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto, yang akan dilantik pada 20 Oktober 2024.

Zulkifli menyampaikan optimismenya terkait target ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto. Ia berharap Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6-7 persen dalam beberapa tahun ke depan, namun menekankan bahwa keberhasilan ini sangat bergantung pada perhatian terhadap lingkungan.

"Tentu Pak Prabowo sangat optimis bahwa kita bisa mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6-7 persen. Namun, pencapaian ini tidak mungkin tanpa memperhatikan faktor ESG, yang akan sangat menentukan kesuksesan kita," tegasnya.

Ia juga menyoroti keberhasilan ekonomi Indonesia baru-baru ini, dengan mencatatkan surplus perdagangan yang tinggi pada Agustus 2024, meskipun sektor migas masih mengalami defisit. Menurut Zulkifli, surplus perdagangan Indonesia pada bulan Agustus mencapai hampir 4,2 miliar dolar AS, dan setelah memperhitungkan defisit migas, surplus bersih mencapai 2,9 miliar dolar AS.

"Surplus kita setelah Agustus masih berada di angka 18,5 hingga 18,8 miliar dolar AS. Meskipun nilainya sedikit turun dibandingkan tahun lalu, volume perdagangan tetap stabil. Inflasi kita pun terkendali di bawah 3 persen, yaitu sekitar 2 sekian persen," ungkapnya.

Zulkifli juga menekankan pentingnya kerja sama antara seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan visi Indonesia Maju 2045. Menurutnya, sinergi antara pemerintah, perusahaan, DPR, media, dan seluruh elemen masyarakat diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

"Kunci sukses kita adalah kerja sama. Kerja sama antara pemerintah, perusahaan, media, dan seluruh stakeholder lainnya. Jika kita bersatu, insya Allah apa yang kita cita-citakan untuk menjadi Indonesia maju pada tahun 2045 dapat tercapai," kata Zulkifli.

Acara Anugerah ESG Republika 2024 memberikan penghargaan kepada perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan prinsip ESG dengan baik. Penghargaan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi perusahaan lain untuk mengadopsi praktik bisnis berkelanjutan demi pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler