Israel Yakin Hasan Nasrallah Terbunuh, Iran Dilaporkan Pindahkan Khamenei ke Tempat Aman

Israel pada Jumat melancarkan serangan udara ke permukiman di pinggiran kota Beirut.

EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dilaporkan telah dipindahkan ke lokasi yang aman dengan peningkatan upaya keamanan di tengah laporan wafatnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah. Reuters melaporkan pada Sabtu (28/9/2024) tentang pengamanan segera Pemimpin Tertinggi Iran itu dengan mengutip sejumlah sumber yang mengetahui perihal tersebut.

Baca Juga


Iran terus melakukan komunikasi dengan gerakan Lebanon itu untuk menentukan langkah selanjutnya, ungkap sumber. Sebelumnya pada hari yang sama, pasukan pertahanan Israel (IDF) mengeluarkan pengumuman mereka telah berhasil membunuh Hasan Nasrallah.

Israel mengeklaim hal itu dilakukan dalam serangan yang ditargetkan di Markas Pusat Hizbullah yang terletak di pinggiran kota Beirut. Sementara itu Hizbullah masih belum memberikan komentar resmi terkait dengan klaim yang dilontarkan oleh rezim Zionis tersebut.

"Kemarin (Jumat waktu setempat), Israel menewaskan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah sekaligus salah satu pendirinya, bersama dengan Ali Kar Karaki, komandan senior front selatan Hizbullah, dan komandan Hizbullah lainnya," demikian pernyataan IDF pada Sabtu.


Menurut mereka, pasukan udara Israel meluncurkan serangan presisi terhadap Markas Pusat Hizbullah yang berada di bawah bangunan perumahan di pinggiran Beirut. Sementara itu Kantor Berita Prancis Agence France-Presse (AFP) melaporkan dengan mengutip sumber Hizbullah bahwa gerakan tersebut kehilangan kontak dengan Nasrallah pada Jumat malam (29/9/2024).

Nasrallah memimpin Hizbullah selama 32 tahun. Pada Jumat, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke markas utama Hizbullah di pinggiran selatan Beirut.

Hingga berita diturunkan, sebanyak enam bangunan perumahan hancur dalam serangan tersebut, menurut media Lebanon. Wakil Presiden Turki Cevdet Yilmaz pada Sabtu mengatakan jika informasi tentang wafatnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah terkonfirmasi, hal itu dapat memicu eskalasi geopolitik lebih lanjut yang ingin dicapai Israel.

"Tentu, kami perlu mengonfirmasi keterangan ini. Ini akan memicu eskalasi ketegangan geopolitik. Faktanya ini yang ingin dicapai Israel," kata Yilmaz kepada CNN dalam sebuah wawancara.

 

Daftar Panjang Pembunuhan Politik Israel - (Republika)

Militer Israel pada Sabtu (28/9/2024) meretas menara kendali Bandara Internasional Rafic Hariri Beirut, dan mengeluarkan ancaman terhadap pesawat sipil Iran yang berusaha mendarat, menurut beberapa sumber. Kementerian Transportasi Lebanon kemudian memerintahkan otoritas bandara untuk mencegah pesawat Iran memasuki wilayah udara Lebanon menyusul ancaman Israel tersebut.

Sumber-sumber kementerian mengonfirmasi kepada Anadolu bahwa arahan tersebut dikeluarkan setelah sikap agresif tentara Israel. Sejauh ini belum ada tanggapan dari Israel mengenai hal tersebut.

Namun, beberapa jam sebelumnya, juru bicara militer Israel Daniel Hagari memperingatkan bahwa pihaknya "tidak akan mengizinkan senjata apa pun dikirim ke Hizbullah," termasuk "melalui Bandara Internasional Beirut."

"Kami tidak akan mengizinkan pengiriman senjata ke Hizbullah dalam bentuk apa pun. Kami mengetahui adanya kiriman senjata Iran ke Hizbullah, dan kami akan berupaya menggagalkannya," kata Hagari dalam sebuah pernyataan.

"Kami nyatakan bahwa kami tidak akan mengizinkan pesawat musuh yang membawa senjata mendarat di bandara sipil di Beirut. Ini adalah bandara sipil untuk penggunaan sipil, dan harus tetap seperti itu," ujar Hagari.

Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon Ali Hamieh pada Sabtu membantah klaim Israel bahwa Bandara Internasional Beirut digunakan untuk mengirimkan senjata ke Hizbullah. Ia menyatakan bahwa bandara tersebut "khusus untuk warga sipil," dan menambahkan bahwa "lalu lintas udara militer di Bandara Beirut hanya tunduk pada persetujuan tentara Lebanon."

 

sumber : Antara, Reuters, Sputnik-Oana
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler