China Ingatkan Israel: Jangan Sampai Lepas Kendali
Hassan Nasrallah syahid dalam serangan udara Israel di pinggiran Beirut.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - China menentang tindakan yang melanggar kedaulatan dan keamanan Lebanon, serta perilaku yang mengarah pada eskalasi konflik regional. Pernyataan itu disampaikan Kementerian Luar Negeri China pada Ahad (29/9/2024), ketika mengomentari gugurnya pemimpin gerakan Hizbullah, Hassan Nasrallah dalam serangan udara Israel di Beirut sehari sebelumnya.
“China menentang pelanggaran kedaulatan dan keamanan Lebanon, menentang dan mengutuk tindakan apa pun terhadap warga sipil yang tidak bersalah, dan menentang tindakan apa pun yang memicu permusuhan dan meningkatkan ketegangan regional,” kata Kemlu China dalam pernyataannya.
Mengaku sangat prihatin dengan meningkatnya situasi di Timur Tengah, China menyatakan terus memantau perkembangan tersebut dengan saksama. “China mendesak pihak-pihak terkait, terutama Israel, untuk segera mengambil tindakan guna mendinginkan situasi dan mencegah konflik meningkat atau bahkan lepas kendali,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
Israel memulai serangan bom besar-besaran di wilayah selatan dan timur Lebanon sejak Senin (23/9/2024). Kementerian Kesehatan Lebanon mencatat lebih dari 1.500 korban tewas akibat serangan Israel. Hizbullah membalas serangan itu dengan menembakkan puluhan roket ke Israel utara.
Eskalasi tersebut didahului oleh serangkaian ledakan pager dan perangkat komunikasi elektronik yang mengguncang Lebanon pada 17-18 September, yang menewaskan sekitar 40 korban dan melukai hampir 3.500 orang lainnya.