Ekonomi Islam Tawarkan Solusi Akses Pembiayaan UMKM

UMKM sangat penting untuk mengatasi tantangan ketenagakerjaan.

Republika/Thoudy Badai
Pengunjung melihat produk yang dipamerkan pada gelaran International Handicraft Trade Fair di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (4/10/2024).
Rep: Dian Fath Risalah Red: Satria K Yudha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dinamika perekonomian global menuntut pendekatan baru dan inovatif bagi negara-negara dalam mengelola perekonomiannya, termasuk pengelolaan keuangan publik dan kebijakan fiskalnya. Paradigma ekonomi Islam dapat menawarkan wawasan dan solusi berharga untuk menghadapi tantangan ini.

Direktur Jenderal Islamic Development Bank Institute (IsDBI) Sami Al Suwailem mengatakan bahwa UMKM memiliki posisi penting dalam perekonomian global. Namun, akses UMKM terhadap pembiayaan masih menjadi kendala utama.

“Skema pembagian risiko dan strategi pembiayaan bagi UMKM dapat menjadi solusi untuk membantu UMKM tumbuh,” ujarnya dalam acara Islamic Public Finance Role & Optimization di Jakarta, belum lama ini.

Suwailem menjelaskan ada tiga cara untuk melembagakan skema pembiayaan yang adil dan setara bagi UMKM atau pembagian risiko. Pertama, harus ada kerangka pemeringkatan berdasarkan risiko UMKM atau lembaga keuangan mikro.

“Kedua, terdapat pasar modal bagi UMKM; dan ketiga, adanya mekanisme lindung nilai,” ujarnya.

Ia pun merekomendasikan disediakannya kerangka ekosistem pembiayaan yang lengkap dan kuat, yang mencakup skema pembiayaan syariah, termasuk penjaminan pembiayaan atau lindung nilai.


Selain itu, diperlukan skema atau produk pembiayaan UMKM yang luas, adil, dan setara yang mampu menyediakan akses permodalan, mengelola risiko secara optimal, dan terintegrasi dengan platform perdagangan digital. Dengan demikian, UMKM dapat mendobrak hambatan dan tantangan di berbagai bidang.

“Dengan membangun pasar modal UMKM, kita dapat mengurangi asimetri informasi antara UMKM, lembaga keuangan syariah, dan investor,” kata dia.

Suwailem menambahkan bahwa UMKM sangat penting untuk mengatasi tantangan ketenagakerjaan di negara berkembang. Bahkan, sektor ini mewakili sekitar 90 persen dari perusahaan terdaftar di seluruh dunia.“Mereka juga menyumbang lebih dari 50 persen pekerjaan di seluruh dunia,” kata dia.

Suwailem memerinci bahwa di negara-negara berpenghasilan tinggi, UMKM menyumbang 50 persen dari PDB dan menciptakan lebih dari 60 persen lapangan kerja. Oleh karena itu, pemberdayaan UMKM tidak hanya penting untuk mengembangkan UMKM, terutama di negara berkembang, tetapi juga berkontribusi besar terhadap efisiensi, produktivitas, dan nilai tambah dari UMKM.

“Selain itu, UMKM juga merupakan sumber penting penerimaan pajak,” ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler