Jawaban Menohok Shin Tae-yong Saat Ditanya Mengapa Pemainnya Amat Marah Usai Lawan Bahrain

Shin Tae-yong menilai wajar para pemainnya sangat marah usai laga melawan Bahrain.

Republika/Edwin Putranto
Pelatih timnas Indonesia Shin Tae Yong.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, "Apakah kamu bertanya karena tidak menonton pertandingannya? Semua yang menonton akan mengerti kenapa para pemain kecewa. Bahkan yang menonton di TV pun akan merasakannya," ujar pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong menjawab pertanyaan wartawan di ruang konferensi pers seusai laga melawan Bahrain pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup C, di Bahrain, Kamis (10/11/2024) malam.

Shin Tae-yong pun menilai wajar para pemain asuhannya yang sangat marah terhadap keputusan-keputusan wasit Ahmed Al Kaf, yang memimpin pertandingan lawan Bahrain. Pada pertandingan yang dimainkan di Stadion Nasional Bahrain, Riffa, tersebut, sejumlah keputusan wasit merugikan Indonesia.

Puncaknya adalah saat wasit Ahmed memberikan tambahan waktu enam menit, tetapi kemudian memperpanjang waktu bermain sampai menit ke-99. Tambahan waktu yang sangat berlebih itu membuat Bahrain dapat mengemas gol penyama kedudukan untuk mengakhiri laga dengan skor 2-2.

Seusai pertandingan, beberapa pemain Indonesia terlihat sangat marah. Shayne Pattynama sampai harus ditenangkan staf pelatih, sedangkan manajer timnas Sumardji sampai diganjar kartu merah oleh wasit Ahmed.

“Baik Indonesia dan Bahrain melakukan yang terbaik sampai wasit meniup peluit pada menit terakhir. Tapi saya harus tetap menyebut mengenai beberapa hal memalukan terkait keputusan wasit. Jika AFC ingin membangun sepak bola, maka pengambilan keputusan wasit juga harus ditingkatkan,” kata Pelatih Shin dalam jumpa pers usai pertandingan seperti dikutip dari rekaman video.

“Jika Anda menyaksikan pertandingan ini, mungkin Anda akan paham mengapa para pemain kami sangat marah. Waktu tambahan adalah enam menit, dan itu nyatanya lebih dari enam menit. Keputusan wasit semua bias. Ketika kami menghalau pemain Bahrain, Anda tahu ini akan terjadi tendangan bebas. Jadi menurut saya semua orang tahu mengapa pemain kami sangat marah,” tambah pelatih asal Korea Selatan itu.

Sempat tertinggal 0-1 dari Bahrain, Indonesia mampu membalikkan keadaan menjadi 2-1 pada laga kualifikasi Piala Dunia 2026 di Grup C, pada Kamis (10/10/2024) malam. Kemenangan yang sudah di depan mata akhirnya sirna, setelah tuan rumah mencetak gol di menit ke 90+9.

Skuad Garuda pun harus puas dengan kembali hasil imbang 2-2. Dengan hasil ini, Indonesia menghuni peringkat kelima di Grup C putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, dengan koleksi tiga poin dari tiga pertandingan.

Klasemen Grup C

1 Jepang 3 3 0 0 14 0 14 9

2 Australia 3 1 1 1 3 2 1 4

3 Arab Saudi 3 1 1 1 3 4 -1 4

4 Bahrain 3 1 1 1 3 7 -4 4

5 Indonesia 3 0 3 0 3 3 0 3

6 China 3 0 0 3 2 12 -10 0

 

 

PSSI akan mengirimkan surat protes kepada FIFA terkait kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf yang memimpin pertandingan putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Bahrain melawan Indonesia, Kamis. “Ya kita kirim surat protes,” kata anggota Komite Eksekutif PSSI Arya Sinulingga dalam pernyataan tertulis melalui aplikasi Whatsapp, Jumat (11/10/2024) dini hari.

“Kita sangat kecewa dengan kepemimpinan wasit. Seperti menambah waktu sampai Bahrain menciptakan gol,” tambahnya.

Saat memimpin laga Bahrain melawan Indonesia, setidaknya ada tiga keputusan wasit Ahmed Al Kaf yang terbilang kontroversial. Berikut tiga keputusan kontroversial itu:

Tambahan waktu babak kedua lebih enam menit

Kemenangan Indonesia buyar setelah tambahan waktu babak kedua yang diberikan wasit keempat yang juga berasal dari Oman, Qasim Al-Hatmi yang tertera enam menit, tak kunjung diselesaikan oleh Al-Kaf tepat waktu. Tambahan waktu ini sebenarnya juga sedikit berbau kontroversial karena selama babak kedua, tak ada momen yang membuat laga terhenti, kecuali selebrasi gol kedua Indonesia yang dicetak oleh Rafael Struick pada menit ke-73.

Namun, kenyataannya, tambahan waktu yang diberikan nyaris sama seperti yang terjadi di babak pertama. Di babak pertama, wasit memberikan tambahan waktu selama tujuh menit. Tambahan waktu itu dinilai wajar karena pertandingan beberapa kali terhenti, mulai dari momen perawatan kepala yang melibatkan Malik Risaldi dan Waleed Al-Hayam dan juga selebrasi gol pertama untuk Bahrain.

Al-Kaf kemudian memberikan ekstra tambahan waktu selama lebih dari tiga menit tanpa ada alasan yang jelas karena tak ada kejadian-kejadian penting yang terjadi selama tambahan waktu. Alhasil, Bahrain mampu menyamakan kedudukan pada menit ke-90+9 melalui gol kedua Mohamed Marhoon yang memanfaatkan skema sepak pojok.

Padahal, seharusnya laga setidaknya sudah selesai ketika Jay Idzes melakukan blok pada tendangan pemain Bahrain yang diikuti oleh sapuan Eliano Reijnders pada menit ke-90+7. Wasit juga dapat meniupkan peluit panjangnya setelah momen tersebut, tepatnya ketika serangan balik cepat yang dipimpin Witan Sulaeman gagal.

Namun, wasit 41 tahun itu tetap pada pendiriannya. Ia kemudian baru meniupkan peluit panjangnya setelah pemain Indonesia melakukan kick-off, selepas Bahrain menyamakan kedudukan, tepatnya pada menit ke-90+11.

 

Mudah beri pelanggaran untuk Indonesia

Selama lebih dari 100 menit kepemimpinannya pada laga antara Bahrain melawan Indonesia, wasit Al-Kaf juga sangat mudah memberikan keputusan berat sebelah yang banyak merugikan Indonesia. Al-Kaf meniupkan peluitnya sebanyak 27 kali pada pertandingan tersebut kepada Indonesia. Padahal, kontak fisik yang dilakukan pemain-pemain tim Garuda kepada pemain-pemain Bahrain sangat minim dan tidak keras. Sebaliknya, Bahrain tercatat hanya 10 kali dianggapnya melanggar pemain Indonesia.

Pada menit ke-60, Al Kaf juga membuat keputusan yang terbilang aneh. Saat Rafael Struick dilanggar oleh Amine Benaddi di depan kotak penalti Bahrain, ia justru tak memberikan pelanggaran untuk membuahkan tendangan bebas bagi Indonesia.

Al Kaf malah tak menilai itu sebuah pelanggaran dan hanya drop ball atau jump ball setelah bola tendangan Struick mengenai dirinya. Di momen ini, Thom Haye yang bersiap mengambil eksekusi tendangan bebas sangat kaget. Kedua tangannya ke atas, lalu memegang kepalanya, memperlihatkan gesture tidak percaya hal itu tidak berbuah pelanggaran.

Total, ada tiga kartu kuning yang dikeluarkan Al-Kaf malam itu, satu untuk Bahrain dan dua untuk Indonesia. Tiga kartu kuning itu menambah catatan kartu kuning yang ia keluarkan selama kariernya yang sudah memimpin 115 pertandingan sebanyak 346 kartu kuning, demikian dikutip dari Transfermarkt, Jumat.

Selain itu, satu kartu merah yang ia keluarkan kepada manajer timnas Indonesia Sumardji, adalah kartu merah kesebelas yang ia keluarkan selama kariernya.

 

Wasit VAR

Di luar kepemimpinan wasit utama Al-Kaf, wasit Video Assistant Referee (VAR) asal Kuwait, Abdullah Al-Kandari dan juga Ali Jraq juga layak mendapatkan sorotan. Wasit VAR tercatat setidaknya dua kali mengulas kejadian yang berpotensi merugikan Indonesia dalam hal penalti.

Di babak pertama, Mees Hilgers sempat terancam melakukan pelanggaran kepada pemain Bahrain di kotak penalti. Lalu, di babak kedua, hal yang sama dialami oleh Calvin Verdonk yang hampir menjadi korban insiden VAR saat sapuan bolanya pada momen itu, membuat pemain Bahrain terjatuh.

Selain itu, wasit VAR juga tak melakukan hal yang sama ketika masing-masing tim mencetak gol. Pada momen gol pertama Indonesia yang dicetak oleh Ragnar Oratmangoen, wasit VAR mengulas proses gol tersebut yang diduga offside selama hampir tiga menit.

Namun, gol itu tetap disahkan karena striker FC Dender itu posisinya tak mendahului pemain belakang terakhir dari Bahrain. Sementara itu, pada proses gol terakhir Bahrain pada menit ke-90+9 yang dicetak Marhoon, wasit VAR tak mengulas sama sekali proses gol tersebut yang berpotensi ada pemain yang terjebak offside.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler