Laporan: Khaled Meshaal Pimpin Sementara Hamas, Gantikan Yahya Sinwar

Pemimpin Hamas dilaporkan memberi tahu Turki, Qatar, dan Mesir soal kematian Sinwar.

X90013
Khaled Meshaal.
Rep: Antara/Teguh Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Salah satu pemimpin gerakan Palestina, Hamas, Khaled Meshaal mengambil alih peran sebagai kepala sementara kelompok tersebut setelah Yahya Sinwar dikabarkan meninggal akibat serangan Israel. Perihal itu dikabarkan oleh saluran televisi Lebanon LBCI yang mengutip sejumlah sumber.

Baca Juga


Menurut laporan media tersebut, Meshaal, yang memimpin gerakan Hamas di luar Palestina, kini bertanggung jawab atas semua kegiatan komunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi dan masalah tahanan.

Sejumlah sumber juga mengonfirmasi kepada LBCI bahwa pemimpin Hamas itu memberi tahu pejabat Turki, Qatar, dan Mesir tentang kematian Sinwar.

Sebelumnya, pihak pasukan Israel (IDF) mengonfirmasikan pada Kamis (17/10) bahwa Yahya Sinwar telah gugur dalam sebuah operasi di Jalur Gaza selatan.

Sinwar dianggap sebagai dalang utama dan penyelenggara serangan oleh Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merilis rekaman drone yang diklaim sebagai pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, di saat-saat terakhirnya sebelum dia terbunuh.

Dalam rekaman drone tersebut, pria yang disebut sebagai Sinwar itu terlihat duduk di kursi di ruang tamu yang sebagian besar telah hancur.

Pemimpin Hamas tampak terluka karena dia tidak bergerak dalam rekaman mentah tersebut. Namun Sinwar sempat melemparkan proyektil ke arah drone Israel.

Israel mengeklaim telah membunuh Sinwar dalam sebuah operasi di Gaza Selatan. Hamas belum mengonfirmasi pembunuhan tersebut.

 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memberikan pidato dalam bahasa Inggris untuk mengomentari klaim pembunuhan Sinwar.

“Ini bukanlah akhir dari perang di Gaza. Ini adalah awal dari akhir,” kata Netanyahu.

“Perang ini bisa berakhir besok. Ini bisa berakhir jika Hamas meletakkan senjatanya dan mengembalikan para sandera,” katanya, langsung berbicara kepada masyarakat Gaza.

Israel akan menjamin keselamatan semua orang yang mengembalikan para tawanan tersebut, namun bagi mereka yang mempersenjatai mereka, “Israel akan memburu Anda dan membawa Anda ke pengadilan”, kata perdana menteri.

Ia juga menyampaikan pesannya kepada wilayah yang lebih luas dengan mengatakan bahwa poros perlawanan Iran “runtuh di depan mata kita”.

Para pejabat Israel, termasuk Netanyahu, telah mengirimkan sinyal kuat sejak tersiar kabar pembunuhan Sinwar yang menyatakan bahwa negara tersebut akan terus melancarkan perang terhadap Gaza.

Wakil Presiden AS Kamala Harris memuji kematian Yahya Sinwar sebagai kesempatan untuk mengakhiri perang di Gaza dan bersiap menghadapi hari berikutnya ketika Hamas tidak lagi mendominasi wilayah tersebut.

Menurut Harris keadilan telah ditegakkan dengan kematian pemimpin Hamas tersebut.

Sosok Khaled Meshaal

Khaled Meshaal disebut-sebut sebagai pengganti Yahya Sinwar sebagai Kelapa Biro Politik Hamas. Jabatan yang pernah didudukinya dari tahun 1996 hingga 2017.

Pria kelahiran Silwad, Tepi Barat, tahun 1956 ini lebih banyak menghabiskan waktunya di luar Palestina. Tinggal di Tepi Barat hingga umur 11 tahun, ia dan keluarganya lantas melarikan diri keluar Palestina ketika Israel menganeksasi Tepi Barat pada 1967, dan kemudian menetap di Kuwait.

Tak lama berselang setelah munculnya Hamas pada 1987, Meshaal ikut bergabung. Pada 1990, Meshaal pindah ke Yordania saat Irak menginvasi Kuwait. 

Pada 1996, Meshaal ditunjuk sebagai Kepala Biro Politik Hamas. Namun ia lebih sering bekerja di tempat pengasingan di luar Palestina. Bukan tanpa sebab, karena Israel kala itu sedang gencar-gencarnya memburu tokoh-tokoh terkemuka Hamas di Jalur Gaza.

Namanya sempat mencuri perhatian dunia setelah selamat dari upaya pembunuhan agen Mossad pada 1997 dengan cara menyemprotkan racun ke telinganya. Insiden itu sempat memantik krisis politik antara Yordania dengan Israel, yang pada akhirnya menyelamatkan nyawa Meshaal ketika Raja Hussein meminta penawar racunnya kepada Israel.

Namun pada 2017, Meshaal mengundurkan diri dari kursi Kepala Biro Politik Hamas lantaran kerap berselisih dengan tokoh senior Hamas lainnya. Meshaal digantikan wakilnya di Gaza, Ismail Haniyeh, yang belakangan dibunuh Israel ketika berkunjung ke Iran akhir Juli 2024.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler