PDIP tak Pernah Memaksa Agar Pertemuan Prabowo dan Megawati Terealisasi

Ada tiga faktor penghambat pertemuan Prabowo dan Megawati menurut pengamat.

Republika TV/Muhammad Rizki Triyana
Pertemuan Megawati dengan Prabowo.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah memaksa agar pertemuan Presiden Ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden RI Prabowo Subianto terealisasi. Diketahui, hingga akhirnya Prabowo melantik para menteri Kabinet Merah Putih, pertemuan dengan Megawati tidak terjadi.

Baca Juga


"Kalau pertemuan dipaksa-paksa, ini kan yang maksa media ini. Dari internal nggak ada, dari luar nggak ada," kata Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/10/2024).

Said merasa bahwa paksaan justru datang dari media massa yang selalu menanyakan kapan pertemuan Megawati dengan Prabowo akan di helat. "Media tiap hari ditanya kapan ada pertemuan, lha yang penting hubungannya baik dan sebagainya. Nanti kalau ngomong ada pertemuan, tiba-tiba muncul pertanyaan 'Kira-kira dapat kursi-nya berapa?' Jadi nggak kelar-kelar," ucapnya.

Dia pun menegaskan bila pertemuan Megawati dengan Presiden Prabowo terlaksana sekali pun, hal itu bukanlah untuk membahas ihwal kabinet. Said berkilah bahwa pertemuan Megawati dan Prabowo bisa dilakukan kapan saja sebab kedua tokoh tersebut berkerabat dengan baik.

Said pun menyinggung Prabowo sendiri menyanjung Megawati yang mampu menyelesaikan masalah akibat krisis moneter tahun 1998 dalam pidato perdananya usai dilantik sebagai Presiden Ke-8 RI, Ahad (20/10/2024).

"Presiden Prabowo sudah menyampaikan bahwa Presiden Ke-5 (Megawati) luar biasa punya sejarah. Fakta ketika crash bisa diselesaikan dengan baik ekonomi kita, itu kan (pidato) dari Bapak Prabowo, ingatannya luar biasa dari masa lalu ditarik ke masa kini dan Insya-Allah akan ke masa depan. Jika hubungan beliau berdua itu memang baik kok," kata dia.

Sebelumnya, pada Ahad, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan silaturahim antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto yang baru saja dilantik tak terbatas pada momentum waktu pelantikan presiden.

"Insya-Allah segera akan bertemu, silaturahim itu tidak bisa kemudian dibatasi sebelum pelantikan atau saat pelantikan atau belum pelantikan," kata Puan ditemui ditemui setelah acara Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Hasil Pemilu 2024 di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta.

 

 

Anomali Teori Efek Ekor Jas PDIP di Bali - (Infografis Republika)

Adapun Ketua Fraksi PDI Perjuangan MPR RI Ahmad Basarah mengatakan Megawati sudah memberikan masukan kepada Prabowo. Pesan tersebut, kata Basarah, disampaikan dirinya kepada Ketua MPR RI Ahmad Muzani yang juga Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani untuk diteruskan kepada Prabowo Subianto.

"Agar (Prabowo) fokus pada prosesi pelantikan beliau pada hari ini, dan Bu Mega juga memberikan saran dan masukan agar Pak Prabowo mulai juga fokus untuk memikirkan tugas dan tanggung jawabnya sebagai presiden, kepala negara dan kepala pemerintahan yang memang tugas-tugas yang beliau emban, cukup kompleks dan berat," kata Basarah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad.

Dia juga menyebut Megawati memberikan masukan kepada Prabowo terkait masalah dan konflik luar negeri. "Konflik Rusia, masalah Israel dengan negara-negara di Jazirah Arab, konflik laut Cina Selatan, perang dagang Tiongkok dengan Amerika, pemanasan global, dan lain-lain," ujarnya.

Basarah lantas berkata, "Dengan kata lain, situasi luar negeri dan dalam negeri Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja ini memerlukan kepemimpinan Prabowo yang berwibawa dan efektif."

Basarah menuturkan bahwa Megawati menyampaikan hubungannya dengan Prabowo merupakan sahabat baik sehingga relasi tersebut akan menjadi jembatan silaturahmi yang baik dan efektif bagi keduanya.

"Saya ulangi, hubungan baik Pak Prabowo dengan Ibu Megawati, diyakini Ibu Mega akan menjadi jembatan silaturahim dan hubungan baik efektif antara Prabowo sebagai Presiden Republik Indonesia dan Ibu Mega. Baik sebagai sahabat, tokoh bangsa, dan ketua umum PDI Perjuangan," tuturnya.

Untuk itu, dia menyebut Megawati mengagendakan pertemuan dengan Prabowo setelah pelantikan presiden dihelat. "Insya Allah setelah pelantikan presiden pada hari ini, Bu Mega sudah mengagendakan silaturahim dan pertemuan antara beliau dengan Presiden Prabowo Subianto sebagai pertemuan dua tokoh bangsa yang saling bersahabat," katanya.


 

Pengamat politik yang juga Direktur Program Studi Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Kupang Dr. Ahmad Atang mengatakan ada tiga faktor yang menjadi penghambat pertemuan Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto. Faktor pertama adalah adanya kemandekan dalam melakukan negosiasi.

Menurut pengajar Ilmu Komunikasi Politik pada sejumlah perguruan tinggi di NTT itu, pertemuan Megawati dan Prabowo memunculkan spekulasi jika PDIP mau bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun penyusunan draf kabinet tidak ada satupun kader PDI Perjuangan yang masuk dalam daftar menteri.

"Jika dugaan ini benar maka gagalnya pertemuan bisa jadi disebabkan karena adanya negosiasi yang tidak tercapai," katanya, belum lama ini.

Faktor kedua belum terealisasinya pertemuan dua tokoh bangsa ini karena adanya campur tangan Presiden Jokowi kepada Prabowo Subianto. "Tidak dapat dipungkiri bahwa relasi Jokowi-Megawati sangat buruk, sehingga jika pertemuan tersebut terjadi maka akan mempersempit ruang Jokowi mengatur Prabowo," katanya.

Ahmad Atang mengatakan sikap politik Prabowo tidak murni sepenuhnya tanpa bisikan dari Jokowi, karena Jokowi yang menyiapkan tangga bagi Prabowo untuk berkuasa. Maka sadar atau tidak, keputusan politik Prabowo selalu dibayang-bayangi oleh Jokowi.

Adapun, faktor ketiga adalah boleh jadi keduanya menunda pertemuan setelah pelantikan agar tidak terjadi dinamika politik baru. Hal yang paling penting adalah ada kesadaran etik bahwa menjelang pelantikan, semua elemen masyarakat harus menjaga iklim yang kondusif guna menciptakan peralihan kekuasaan secara tertib, katanya menjelaskan.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler