'Perang Tanding' Antardesa di Adonara: Satu Warga Meninggal dalam Rumah yang Terbakar

Puluhan rumah di Adonara Barat terbakar akibat bentrok antardua desa.

blogspot
Rumah terbakar (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, FLORES TIMUR -- Konflik lahan antardesa atau yang lazim disebut dengan 'perang tanding' pecah di Flores Timur, NTT, pada Senin (21/10/2024). Polres Flores Timur mencatat sebanyak 49 rumah terbakar dan satu orang warga dilaporkan meninggal dunia saat konflik antardesa di Desa Ilepati dan Desa Bugalima di Kecamatan Adonara Barat.

Baca Juga


“Dampak dari konflik itu 51 rumah dilaporkan dibakar dan satu orang meninggal dunia akibat terbakar di dalam rumah yang dibakar,” kata Kapolres Flores Timur AKBP I Nyoman Putra kepada wartawan saat ditemui di Mapolda NTT, Kupang, Senin.

Nyoman mengatakan konflik terjadi antarwarga dua desa yakni desa Bugalima dan Ilepati di Pulau Adonara. Selain 51 rumah dan satu orang warga dilaporkan meninggal dunia, empat warga juga dilaporkan tertembak oleh senapan angin diantaranya AF (56 tahun) tertembak di lengan kanan, AP (18) tertembak di lengan kiri atas, MS (37) tertembak di paha kanan atas, dan DO (26) yang tertembak di bagian pinggang kiri.

Korban yang terbakar di dalam rumah tersebut berinisial SI yang merupakan seorang pria yang sedang dalam kondisi stroke. Saat ini, warga dari kedua desa berjaga di desa masing-masing setelah aparat kepolisian dan TNI turun untuk menjaga agar tidak terjadi lagi konflik yang terjadi.

Dia mengatakan bahwa kurang lebih 45 personel gabungan diturunkan di lokasi kejadian untuk meredam konflik yang terjadi. Menurut dia, pertemuan antar tokoh-tokoh masyarakat dari kedua desa itu juga sudah dilakukan untuk mencari solusi menghentikan konflik itu.

“Selain itu juga tim penyidik telah melakukan oleh TKP terkait terbakarnya rumah dan korban yang meninggal dunia,” ujar dia.

Aparat Polres Flores Timur kemudian menangkap enam orang yang terlibat dalam konflik antardesa ini. Kapolres mengatakan bahwa sejumlah warga yang ditangkap itu kini dalam pemeriksaan oleh tim reskrim Polres Flores Timur.

Selain itu juga ujar dia saat ini tim identifikasi Polres Flores Timur juga melakukan olah TKP di lokasi Kebakaran di desa Bugalima. Selama olah TKP, tim mengumpulkan bukti-bukti terkait kebakaran tersebut untuk kepentingan penyelidikan.

Setelah itu, korban yang ditemukan di dalam rumah dievakuasi dan dibawa ke Puskesmas Waiwadan untuk dilakukan visum. Usai proses visum, jenazah dibawa kembali ke Kantor Desa Bugalima untuk disemayamkan.

 

Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur mengirimkan 96 personel bantuan kendali operasi (BKO) ke Flores Timur untuk memperkuat penanganan konflik antardesa yang terjadi di Kecamatan Adonara Barat, Pulau Adonara. Kepala Bidang Humas Polda NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy kepada wartawan di Kupang, Selasa, mengatakan puluhan personel itu terdiri atas anggota Brimob, Samapta, Reskrim, Humas, serta tim dari Dokkes.

"Selain itu, ada juga tim dari SDM yang berperan dalam trauma healing, serta tambahan personel dari Polres Sikka, Brimob Batalyon B Sikka, dan Polres Ende," kata Ariasandy, Selasa (22/10/2024).

Ariasandy mengatakan bahwa pengerahan personel ini bertujuan mendukung Kepolisian Resor Flores Timur dalam menjaga keamanan dan ketertiban di lokasi konflik. Puluhan personel itu diberangkatkan Selasa siang menggunakan kapal feri melalui pelabuhan penyeberangan ASDP Bolok, Kabupaten Kupang.

"Hari ini 96 personel BKO akan segera digeser ke Polres Flores Timur. Mereka akan berada di bawah kendali Kapolres Flores Timur untuk memastikan penanganan optimal di lapangan," kata mantan Kapolres Timor Tengah Selatan itu.

Selain personel, Polda NTT juga mengirimkan kendaraan operasional khusus, seperti mobil dapur lapangan, mobil water treatment, dan mobil watergen. Dia mengatakan bahwa kendaraan ini diharapkan dapat membantu masyarakat yang terdampak, terutama dalam penyediaan air bersih dan kebutuhan pokok lainnya selama penanganan konflik.

Kabid Humas berharap kehadiran personel BKO bersama tim pemulihan trauma dapat mengembalikan situasi menjadi lebih kondusif dan membantu masyarakat yang terdampak secara fisik maupun mental. Pihak kepolisian, TNI, dan pemerintah daerah terus berkoordinasi untuk menjaga ketertiban dan menghindari eskalasi lebih lanjut.

Ariasandy juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan menyerahkan penyelesaian masalah kepada aparat yang bertugas.

"Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat setempat. Masyarakat diminta tidak terprovokasi dan menjaga agar situasi tetap damai," tambah dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler