Tuan Rumah Pertemuan Perubahan Iklim Dilanda Banjir, Dua Orang Tewas

Dua orang tewas setelah terhempas banjir bandang.

Eurasia.net/aziz karimov
Banjir melanda Baku, Azerbaijan, tuan rumah COP29.
Rep: Lintar Satria Red: Satria K Yudha

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Beberapa pekan sebelum Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP29), tuan rumah perhelatan tersebut, yaitu Baku, Azerbaijan, dilanda hujan lebat yang mengakibatkan banjir. Bencana ini menewaskan dua orang dan merusak banyak bangunan.


Hujan deras mengakibatkan infrastruktur drainase Baku meluap, menggenangi sebagian besar kota dan membuat banyak jalan tidak bisa dilalui. Dalam salah satu kejadian, penumpang bus yang terjebak harus diselamatkan dengan tali.

Kementerian Situasi Darurat Azerbaijan mengatakan dua orang tewas tenggelam di Distrik Sabunchu setelah terhempas banjir bandang di dalam terowongan. Peserta COP29 akan mulai berdatangan pada awal November. Pemerintah setempat mengaitkan banjir dengan perubahan iklim.

"Sebagai bencana alam ini tidak masuk akal, di depan mata kami: curah hujan di atas normal, kata pejabat pemerintah Baku Eldar Azizov seperti dikutip di Eurasianet, Kamis (24/10/2024).

Ia mengatakan pemerintah akan melakukan asesmen terhadap situasi banjir. Azizov menduga terdapat kesalahan selama pembangunan tapi menurutnya masih terlalu dini untuk memberikan penilaian yang tegas.

Meski hujan sudah berhenti sejak Selasa (22/10/2024), tapi dampaknya masih dirasakan warga.  Beberapa warga kota dan aktivis menggunakan media sosial untuk mengungkapkan ironi dipilihnya Baku sebagai tuan rumah COP29, sementara infrastruktur kota itu tidak bisa beradaptasi dengan bencana berkaitan dengan iklim. "Kota ini lumpuh," kata salah pengguna media sosial Facebook.

Aktivis politik Ilham Huseyn mencela pemerintah yang menghabiskan banyak anggaran untuk mempercantik kota untuk COP29 dan balapan Formula-1 dan pertandingan-pertandingan atletik sebelumnya. Tapi tidak mengeluarkan banyak dana untuk infrastruktur penting.

Terowongan di mana dua orang tewas akibat banjir bandang dibangun tahun 2020. Saat itu pejabat yang menghadiri pembukaan terowongan itu mengatakan pemerintah membangun stasiun pompa air di bawah terowongan untuk mengatasi hujan dan mengurangi air tanah.

"Mereka (pemerintah) menghabiskan miliaran untuk proyek-proyek ini (COP29 di Baku) tapi mereka tidak berusaha mengatasi masalah yang paling dasar, mereka tidak menggunakan sepeserpun untuk kesejahteraan warga," kata Huseyn.

Pada Selasa lalu, Presiden Azerbaijan Ilham Alivey mengatakan persiapan COP29 sudah hampir selesai.  "Meski finalisasi pengaturan dilakukan kurang dari satu tahun, Azerbaijan berusaha untuk memastikan keberhasilan penyelenggaraan COP29 di tingkat tertinggi," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler