AS Deklarasikan Siaga Bela Israel dari Serangan Iran, Perang Besar Dimulai?
Menhan AS dan Israel bertemu membahas kesiapan menghadapi rencana serangan Iran.
REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, meyakinkan mitranya dari Israel tentang kesiapan Washington untuk membela Tel Aviv dari ancaman Iran. Hal tersebut secara resmi disampaikan Pentagon pada Kamis (31/10/2024).
Dalam pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, Austin menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat tetap sepenuhnya siap membela personel AS, Israel, dan mitra di seluruh kawasan dari ancaman Iran dan kelompok proksi yang didukung Iran, seperti yang disampaikan dalam pernyataan Pentagon.
Kedua menteri pertahanan tersebut membahas langkah-langkah potensial untuk menurunkan ketegangan di kawasan dan meningkatkan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza, yang telah mengalami serangan mematikan dari Israel selama lebih dari satu tahun.
Pentagon juga menyebutkan bahwa Austin menekankan dukungan AS terhadap solusi diplomatik di Lebanon yang memungkinkan warga di kedua sisi perbatasan negara itu dengan Israel untuk kembali ke rumah dengan aman.
Percakapan tersebut juga mencakup langkah-langkah yang telah dan perlu terus diambil oleh Israel untuk meningkatkan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza, serta peluang kesepakatan pembebasan sandera yang disertai dengan perjanjian gencatan senjata.
Intelijen Israel menyebut bahwa Iran sedang bersiap untuk menyerang Israel dari wilayah Irak dalam beberapa hari mendatang, kemungkinan sebelum pemilihan presiden AS pada 5 November. Demikian Axios melaporkan pada Kamis, mengutip dua sumber Israel yang tidak disebutkan namanya.
"Serangan itu diperkirakan akan dilakukan dari Irak dengan menggunakan sejumlah besar drone dan rudal balistik," tambah laporan Axios dikutip dari The Jerusalem Post.
Laporan tersebut mengatakan bahwa melakukan serangan melalui milisi pro-Iran di Irak bisa menjadi upaya Teheran untuk menghindari serangan Israel lagi terhadap sasaran strategis di Iran.
Pada Kamis, sebuah laporan New York Times, yang mengutip tiga sumber Iran, mengatakan bahwa Ayatollah Ali Khamenei pada Senin telah memerintahkan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran untuk bersiap menyerang Israel.
Menurut laporan itu, keputusan Khamenei diambil setelah pemeriksaan terhadap besarnya kerusakan yang dialami infrastruktur produksi rudal dan sistem pertahanan udara Iran akibat serangan balasan Israel pekan lalu.
Belum ada konfirmasi dari Iran atas laporan tersebut. Sebelumnya Iran menyatakan serangkaian tindakan dan pelanggaran hukum internasional yang dilakukan rezim Israel terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Iran. Di antaranya termasuk serangan terhadap bagian konsuler kedutaan Iran di Damaskus, pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan serangan baru-baru ini terhadap beberapa pangkalan militer di Iran.
Iran menyatakan bahwa insiden-insiden ini sebagai pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip dasar hukum internasional, kekebalan diplomatik dan konsuler, Piagam PBB, dan berbagai resolusi PBB. Pernyataan ini menegaskan kembali hak bawaan Iran untuk membela warga negaranya, kepentingannya, dan keamanan nasionalnya berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB.
Merujuk pada serangan balasan Iran terhadap rezim Israel, misi Iran di PBB menunjukkan bahwa setelah periode pengekangan dan tidak adanya tindakan oleh Dewan Keamanan PBB, Iran melaksanakan operasi True Promise 1 dan 2 sejalan dengan hak kedaulatannya berdasarkan Pasal 51 dan sepenuhnya mematuhi kewajiban hukum internasionalnya, khususnya hukum humaniter.
Misi Iran menekankan bahwa pengekangan apa pun yang dilakukan Iran untuk menjaga perdamaian dan keamanan regional dan internasional telah menyebabkan kesalahan perhitungan oleh rezim Israel sehingga mengakibatkan meningkatnya provokasi.
Oleh karena itu, Republik Islam menegaskan haknya untuk membela diri terhadap serangan Israel baru-baru ini di wilayahnya untuk mencegah pelanggaran lebih lanjut terhadap kedaulatan dan integritas wilayahnya.