Israel Bergejolak Buntut Pemecatan Menhan, Kantor Netanyahu Dijaga Ketat

Netanyahu pecat Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant

EPA-EFE/MIRIAM ALSTER
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbincang dengan Menhan Yoav Gallant dalam sebuah pertemuan.
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV- Tak lama setelah pengumuman pemecatan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, ratusan orang turun ke jalan di Tel Aviv untuk memprotes pemecatan tersebut, dan para pengunjuk rasa memblokir poros Ayalon di Tel Aviv Raya.

Dalam komentar pertamanya mengenai pemecatannya, Gallant mengatakan bahwa keamanan Negara Israel adalah dan akan tetap menjadi misinya selama masih hidup.

Pemimpin oposisi Yair Lapid, dilansir dari Aljazeera, Rabu (6/11/2024) mengatakan bahwa pemecatan Gallant di tengah-tengah perang adalah hal yang gila, dan bahwa Netanyahu menjual keamanan Israel dan tentara demi kelangsungan hidup politiknya.

Mantan anggota Dewan Perang Israel, Benny Gantz, mengatakan bahwa pemecatan Gallant adalah pemecatan politis dengan mengorbankan keamanan negara.

Avigdor Lieberman, Ketua Partai Yisrael Beiteinu, mengatakan bahwa jika menteri pertahanan dapat diganti di tengah-tengah perang, begitu juga dengan perdana menteri.

BACA JUGA: Israel, Negara Yahudi Terakhir dan 7 Indikator Kehancurannya di Depan Mata

Israel Broadcasting Corporation juga mengutip pejabat keamanan yang mengatakan bahwa “memberhentikan Galant saat ini adalah keputusan yang tidak bertanggung jawab,

"Sementara kita sedang mewaspadai serangan dari Iran.” Israel Broadcasting Corporation mengutip sumber keamanan yang mengatakan bahwa Netanyahu memilih politik daripada keamanan negara.

Seorang pejabat senior mengatakan kepada Israel Broadcasting Corporation bahwa kepercayaan itu penting, namun memecat seorang menteri pertahanan pada saat ini sama sekali tidak tepat.

Keluarga Tahanan Israel di Gaza mengatakan bahwa pemecatan Gallant merupakan kelanjutan dari upaya Netanyahu untuk menggagalkan upaya pemulangan para tawanan.

BACA JUGA: Israel, Negara Yahudi Terakhir dan 7 Indikator Kehancurannya di Depan Mata

Yair Golan, Kepala Partai Demokrat Israel, menyerukan kepada warga Israel untuk turun ke jalan menyusul pemecatan menteri pertahanan.

Yediot Aharonot mengutip seorang pejabat senior yang mengatakan bahwa Gallant dikorbankan di atas altar undang-undang pembebasan wajib militer.

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengucapkan selamat kepada Netanyahu atas keputusan pemecatan Gallant, dan menekankan bahwa kemenangan penuh tidak dapat diraih dengannya.

Posisi Amerika Serikat

Belum ada komentar dari pemerintah Amerika Serkt, yang sedang sibuk dengan pemilihan presiden yang krusial yang dimulai beberapa jam yang lalu, tetapi sebelumnya, pejabat Israel mengutip Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken dan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan yang menggambarkan pemecatan Menteri Pertahanan Yoav Galant selama perang sebagai kegilaan.

Haaretz juga mengutip sebuah sumber pemerintahan Amerika Serikat yang mengatakan bahwa Washington akan menemukan cara untuk menangani siapa pun yang menjadi menteri pertahanan di Israel dan menyarankan bahwa Saar tidak akan menikmati hubungan dekat yang sama dengan Washington seperti yang dilakukan oleh Gallant.

BACA JUGA: Analis Israel Ungkap Kebohongan Militer yang Dibesar-besarkan, Soal Menang dan Terowongan

Baca Juga



Penutupan jalan di dekat kantor Netanyahu

Dalam persiapan demonstrasi menentang keputusan pemecatan tersebut, media Israel mempublikasikan adegan polisi pendudukan Israel yang menutup jalan dan mengalihkan lalu lintas di Jalan Gaza dekat markas besar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem setelah pemecatan Yoav Gallant, menteri pertahanan.

“Dalam persiapan untuk protes yang diperkirakan akan berlangsung di depan kantor pusat Perdana Menteri di Yerusalem, polisi memasang penghalang dan telah mengirim pasukan ke tempat itu,” kata Channel 12 Israel.

Sebelumnya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan pemecatan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan menunjuk Menteri Luar Negeri Yisrael Katz sebagai Menteri Pertahanan Israel yang baru.

Netanyahu membenarkan keputusannya untuk memberhentikan Gallant dengan krisis kepercayaan yang secara bertahap berkembang di antara mereka dan tidak memungkinkan untuk manajemen perang yang normal.

"Krisis kepercayaan yang terjadi antara saya dan Menteri Pertahanan tidak memungkinkan untuk terus mengelola perang dengan cara ini.” kata dia, dikutip dari Aljazeera, Rabu (6/11/2024).

Netanyahu menambahkan bahwa ia yakin langkah ini akan membuat kabinetnya lebih harmonis.

Channel 12 Israel melaporkan bahwa telepon pemecatan antara Netanyahu dan Gallant hanya berlangsung selama tiga menit.

Walla mengutip orang-orang yang dekat dengan Netanyahu yang mengatakan bahwa perdana menteri juga berniat untuk memecat kepala staf angkatan darat dan kepala Shin Bet.

Ini adalah kedua kalinya Netanyahu memecat menteri pertahanannya, Yoav Gallant, setelah memecatnya sekitar satu setengah tahun yang lalu dengan alasan amandemen peradilan.

Namun terpaksa mencabut keputusan tersebut setelah terjadi demonstrasi besar-besaran di Israel yang mengecam pemecatan tersebut, yang diikuti oleh ratusan ribu warga Israel.

Sumber: Aljazeera

Rupa-Rupa Dampak Boikot Israel - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler