Trump Ternyata Sudah Bicara dengan Putin, Sang Presiden Langsung Peringatkan Rusia
Trump peringatkan Putin soal kehadiran militer AS yang cukup besar di Eropa.
REPUBLIKA.CO.ID, TAICHING -- Donald Trump berbicara melalui telepon dengan Vladimir Putin pada Kamis dan membahas perang di Ukraina. Demikian dilaporkan Washington Post melaporkan pada Ahad, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Presiden terpilih AS tersebut menyarankan presiden Rusia untuk tidak meningkatkan perang di Ukraina dan mengingatkannya tentang kehadiran militer Washington yang cukup besar di Eropa. .
Ditambahkan pula bahwa Trump menyatakan minat dalam percakapan lanjutan tentang resolusi perang Ukraina segera.
Selama kampanye pemilihan, Trump mengatakan ia akan menemukan solusi untuk mengakhiri perang dalam sehari. Namun Trump tidak menjelaskan bagaimana ia akan melakukannya.
Menurut seorang mantan pejabat AS yang mengetahui panggilan tersebut dan berbicara kepada Washington Post, Trump kemungkinan tidak ingin memulai masa jabatan presiden keduanya dengan peningkatan perang Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan kepada outlet tersebut, juru bicara Trump Steven Cheung mengatakan, Presiden Trump memenangkan pemilihan bersejarah dengan tegas dan para pemimpin dari seluruh dunia tahu Amerika akan kembali menonjol di panggung dunia.
"Itulah sebabnya para pemimpin telah memulai proses pengembangan hubungan yang lebih kuat dengan presiden ke-45 dan ke-47 karena ia mewakili perdamaian dan stabilitas global.”
Menurut laporan media, Trump juga telah berbicara dengan presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Rabu.
Panggilan telepon Trump dengan Putin dilakukan hanya sehari setelah Bryan Lanza, penasihat politik senior Trump, mengatakan kepada BBC bahwa Ukraina harus fokus pada pencapaian perdamaian alih-alih "visi untuk menang".
"Ketika Zelenskyy mengatakan kami hanya akan menghentikan pertempuran ini, hanya akan ada perdamaian, begitu Krimea dikembalikan, kami punya berita untuk Presiden Zelenskyy: Krimea telah hilang," kata Lanza kepada BBC.
Setelah komentarnya, seorang juru bicara Trump mengatakan Lanza adalah kontraktor untuk kampanye dan bahwa dia tidak bekerja untuk Presiden Trump dan tidak berbicara untuknya.
Sementara itu, Biden juga telah mengundang Trump untuk datang ke Ruang Oval pada Rabu, dan pada Ahad. Penasihat keamanan nasional Jake Sullivan mengatakan bahwa pesan utama Biden adalah komitmennya untuk memastikan pemindahan kekuasaan secara damai.
Ia juga akan berbicara dengan Trump tentang apa yang terjadi di Eropa, Asia, dan Timur Tengah. “Presiden Biden akan memiliki kesempatan selama 70 hari ke depan untuk menyampaikan pendapatnya kepada Kongres dan pemerintahan yang akan datang bahwa Amerika Serikat tidak boleh meninggalkan Ukraina, bahwa meninggalkan Ukraina berarti lebih banyak ketidakstabilan di Eropa,” kata Sullivan kepada CBS.
Washington telah memberikan bantuan militer dan ekonomi AS senilai puluhan miliar dolar kepada Ukraina sejak negara itu diserbu oleh Rusia pada Februari 2022, pendanaan yang telah berulang kali dikritik dan ditentang Trump bersama anggota parlemen Republik lainnya.
Bantah laporan
Kementerian luar negeri Ukraina membantah klaim dalam artikel Washington Post bahwa Kiev diberitahu tentang panggilan tersebut dan tidak keberatan dengan percakapan tersebut.
"Laporan bahwa pihak Ukraina diberitahu sebelumnya tentang dugaan panggilan tersebut adalah salah. Selanjutnya, Ukraina tidak dapat mendukung atau menentang panggilan tersebut," kata juru bicara kementerian luar negeri Heorhii Tykhyi kepada Reuters.
Pada Jumat, Kremlin mengatakan Putin siap untuk membahas Ukraina dengan Trump tetapi itu tidak berarti bahwa ia bersedia mengubah tuntutan Moskow.
Pada tanggal 14 Juni, Putin menetapkan persyaratannya untuk mengakhiri perang: Ukraina harus menghentikan ambisi NATO-nya dan menarik semua pasukannya dari semua wilayah di empat wilayah yang diklaim oleh Rusia.
Ukraina menolaknya, dengan mengatakan itu sama saja dengan menyerah, dan bahwa Zelenskyy telah mengajukan "rencana kemenangan" yang mencakup permintaan untuk dukungan militer tambahan dari barat.
Pada Ahad, Trump juga berbicara dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Kanselir menekankan kesediaan pemerintah Jerman untuk melanjutkan kerja sama yang telah terjalin selama puluhan tahun antara pemerintah kedua negara.
"Mereka juga sepakat untuk bekerja sama untuk mengembalikan perdamaian di Eropa," kata juru bicara pemerintah Jerman.
Dalam panggilan Ahad lalu dengan presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, Trump mengatakan AS tertarik bekerja sama dengan Seoul dalam industri pembuatan kapal, khususnya pembuatan kapal angkatan laut. "AS juga mempromosikan perdamaian dan kemakmuran sejati di kawasan Asia-Pasifik," kata pemimpin Korea Selatan itu.