Survei SMRC: Elektabilitas Pramono-Rano Makin Tinggalkan RK-Suswono

Selisih elektabilitas antara Pramono-Rano dan RK-Suswono mencapai 6,9 persen.

Republika/Prayogi
Pasalon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung dan Rano Karno berbicara saat menghadiri Festival Menyala di Jakarta International Velodrome, Ahad (3/11/2024). Festival menyala yang dihadiri oleh ribuan pendukung Pramono-Rano ini bertujuan untuk menguatkan komitmen kerjasama dan solidaritas para pendukung dalam mewujudkan tujuan bersama yaitu memenangkan Pramono-Rano pada Pilkada Jakarta 2024.
Rep: Bayu Adji P Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saiful Mujani Research & Consulting merilis hasil survei terbaru terbaru terkait Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024. Dari survei yang dilakukan pada periode 31 Oktober hingga 9 November 2024 itu, elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno makin meninggalkan Ridwan Kamil (RK)-Suswono. 

Baca Juga


Direktur Eksekutif SMRC Deni Irfani mengatakan, berdasarkan hasil survei, RK-Suswono meraih elektabilitas 39,1 persen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana 5,1 persen, dan Pramono-Rano 46 persen. Dari total responden yang disurvei, sebanyak 9,8 persen menyatakan belum tahu.

"Kalau kita lihat grafik ini, dari tiga calon jelas ada dua yang sangat kompetitif, yaitu RK-Suswono dengan Pramono-Rano. Kalau pasangan independen belum kompetitif atau jauh di bawah dua yang lain," kata Deni saat merilis hasil survei, Rabu (13/11/2024). 

Deni menjelaskan, jarak selisih elektabilitas antara Pramono-Rano dengan RK-Suswono itu mencapai 6,9 persen. Angka itu telah lebih dua kali margin of error. Artinya, elektabilitas Pramono-Rano signifikan berada di atas RK-Suswono.

Deni menambahkan, berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), tren elektabilitas Pramono-Rano terus mengalami kenaikan. Sementara elektabilitas RK-Suswono juga naik, tapi tak terlalu signifikan. Alhasil, selisih jarak antara keduanya makin jauh.

Kendati demikian, elektabilitas seluruh pasangan calon masih di bawah 50 persen plus satu. Artinya, masih ada kemungkinan Pilgub Jakarta akan berlangsung dua putaran. 

"Jangan lupa kalau di Jakarta itu untuk bisa menang satu putaran harus bisa mendapatkan suara 50 persen plus. Peluang satu putaran belum terlihat," kata Deni. 

Diketahui, survei SMRC dilakukan menggunakan metode multistage random sampling, dengan jumlah sampel 1.210 responden. Adapun margin of error survei itu diperkirakan mencapai 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

 

 

Pada akhir Oktober, lembaga survei LSI Denny JA juga sudah merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas cagub dan cawagub DKI Jakarta 2024. Hasilnya, elektabilitas Ridwan Kamil (RK)-Suswono dan Pramono Anung-Rano Karno hanya beda tipis.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada periode 16-22 Oktober 2024 itu, RK-Suswono memiliki elektabilitas 37,4 persen. Sementara Dharma Pongrekun-Kun Wardana memiliki elektabilitas 4 persen. Sedangkan Pramono-Rano memiliki elektabilitas 37,1 persen. Sebanyak 21,5 persen masih belum menentukan atau tidak menjawab.

Direktur Lingkaran Survei Kebijakan Publik LSI Denny JA Sunarto Ciptoharjono mengatakan, terdapat tiga alasan RK-Suswono dan Pramono-Rano masih bersaing ketat secara elektabilitas. Padahal, RK-Suswono didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus. Di sisi lain, Pramono-Rano hanya didukung PDIP dan Partai Hanura.

"Pertama yang bisa kita analisis, mesin politik KIM plus kurang efektif di Jakarta. Misalnya terlihat di awal, PKS yang harusnya ada di KIM plus masih mendukung Pramono-Rano di grassroot. Golkar grasroot juga lari ke Pramono-Rano, kemudian PKB juga, dan Nasdem," kata dia saat menyampaikan hasil survei, Rabu (30/10/2024).

Sunarto menyebutkan, dari seluruh partai yang tergabung dalam KIM plus, hanya pemilih Partai Gerindra, PAN, PSI, Perindo, Partai Gelora, dan Partai Garuda, yang solid mendukung RK-Suswono. Sedangkan pemilih PKS, Partai Nasdem, PKB, Partai Golkar, Partai Demokrat, dan PPP, sebagian bergeser mendukung Pramono-Rano.

"Ini PR (pekerjaan rumah) untuk KIM plus untuk membuat soliditas," kata dia.

Sunarto menambahkan, alasan kedua adalah RK kurang diterima oleh etnis setempat, yaitu Betawi. Di sisi lain, sosok Rano Karno sebagai Si Doel dianggap sebagai sosok legendaris di Betawi.

"Ini masih tertancap di pemilih, Si Doel tokoh legendaris Betawi," kata dia.

Alasan terakhir, ia menyebutkan, tingkat popularitas RK sejajar dengan Rano. Artinya, penerimaan masyarakat terhadap dua kandidat itu setara.

"Jadi faktor Si Doel jadi faktor penentu Pramono-Rano bisa terdongkrak," kata Sunarto.

Jadwal Pilkada Serentak 2024 - (Infografis Republika)

Tren kenaikan elektabilitas pasangan Pramono-Rano hingga akhirnya berhasil melampaui RK-Suswono sudah terbaca berdasarkan hasil survei yang dirilis oleh beberapa lembaga survei pada awal Oktober 2024. Hasil survei Charta Politika Indonesia misalnya, menunjukkan elektabilitas atau tingkat keterpilihan RK-Suswono memang mengungguli pasangan Pramono Anung-Rano Karno dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana. Namun, menurut survei itu, elektabilitas pasangan Pramono-Rano dalam tren kenaikan saat belum ada pasangan calon yang meraih elektabilitas hingga 50 persen.

Menurut survei Charta Politika pada 19-25 September 2024, tren elektabilitas Pramono-Rano meningkat menjadi 36,5 persen. Juru Bicara (Jubir) Tim Sukses (Timses) Pramono Anung dan Rano Karno, Chico Hakim juga mengatakan data survei LSI dan Poltracking menginformasi hasil survei internal dari Charta Politika.

Chico juga melihat dari perbandingan hasil survei simulasi pasangan Pilkada Jakarta dari tiga lembaga survei yakni LSI, Poltracking, dan Charta Politika. "Jujur saja, lembaga survei Charta Politika adalah survei yang kami pakai. Tapi dua survei lainnya (LSI dan Poltracking) bukan. Data LSI dan Poltracking mengkonfirmasi hasil kita," kata Chico.

Chico mengaku pihaknya sempat melempar nama Pramono Anung sebagai salah satu bakal calon gubernur Jakarta pada Juli 2024 dan hasilnya 0 persen. Pada 28 Agustus, baru seminggu diperkenalkan nama Pramono jadi Cagub Jakarta, LSI melakukan survei dan hasilnya, elektabilitas Pramono langsung naik jadi 28 persen.

Kemudian, Poltracking melakukan survei pada 9-15 September, elektabilitas Pramono naik lagi menjadi 31 persen, padahal tingkat pengenalan Pramono di masyarakat masih di bawah 50 persen. Chico membandingkan dengan Ridwan Kamil dengan tingkat pengenalannya mencapai 98 persen tetapi elektabilitas turun.

"Dari 50 persen yang kenal Pramono, sebanyak 70 persen suka. Sebaliknya dari 98 persen yang kenal RK tapi yang suka RK angkanya di bawah itu," ucap Chico.

Dalam simulasi pasangan cagub-cawagub Jakarta jika melihat tren dari tiga survei nasional tadi terlihat gap elektabilitas dari awal September hingga akhir September 2024. Bila dirinci hasil survei tiga lembaga survei nasional, dalam survei LSI yang digelar 6-12 September 2024, elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono 51,80 persen, Pramono-Rano 28,40 persen, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana 3,20 persen.

Lalu, dalam survei beberapa hari kemudian yang dilakukan oleh Poltracking pada 9-15 September 2024, elektabilitas RK-Suswono turun ke angka 47,50 persen, Pramono-Rano naik ke angka 31,50 persen, dan Dharma-Kun naik ke angka 5,10 persen. Selanjutnya, dalam survei terbaru yang dilakukan Charta Politika pada 19-24 September 2024 elektabilitas RK-Suswono naik tipis jadi 48,30 persen, Pramono-Rano melonjak jadi 36,50 persen, dan Dharma-Kun naik jadi 5,60 persen.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler